Leak, mitos makhluk jadi-jadian di Bali




 - Leak yang selalu diidentikkan dengan makhluk kepala berwajah seram dan gigi bertaring serta berbalut kain kotak-kotak hitam putih ternyata bukan sekadar cerita rakyat Bali semata. Ternyata Leak merupakan ajaran sastra suci Bali yang bila diucapkan dengan daya cipta, akan mengubah seseorang menjadi apapun yang ada dalam pikirannya tersebut.

"Leak itu real. Tapi bukan hanya berbentuk seram yang selama ini dipersepsikan orang banyak, Leak itu ajaran spiritual yang bisa berubah bentuk menjadi apa saja. Jadi jangan heran kalau lihat motor jalan sendiri di Bali," ujar Budayawan Bali, I Gede Ngurah Harta ketika dihubungi merdeka.com, Jumat (31/8).

Ngurah mengatakan, siapapun bisa mempelajari aliran mistis yang mampu mengubah bentuk tersebut. Tidak ada batasan usia atau gender tertentu yang diwajibkan.

"Tidak ada persyaratan yang diharuskan untuk menjadi Leak, asal tekun dan serius mempelajari sastra suci Bali dan diucapkan dengan daya cipta yang kuat akan terwujud," kata Ngurah.

Menurut Ngurah, Leak bukan hanya ditemukan di daerah Sanur saja melainkan tersebar di hampir seluruh kawasan di Bali. Namun derasnya arus budaya luar, membuat aliran spiritual Leak itu merangsek ke pedalaman di Bali saja, seperti Sanur.

Leak bukan makhluk yang dijadikan untuk pesugihan, tapi pilihan bagi orang-orang yang pecandu sastra kuno Bali yang suci. Karena tidak menghasilkan apa-apa, aliran mistis tersebut mulai ditinggalkan.

Dalam aksara Bali tidak ada yang disebut Leak, tapi 'liya, ak' yang artinya lima aksara (memasukkan dan mengeluarkan kekuatan aksara dalam tubuh melalui tata cara tertentu).

Lima aksara tersebut adalah Si adalah mencerminkan Tuhan, Wa adalah anugerah, Ya adalah jiwa, Na adalah kekuatan yang menutupi kecerdasan dan Ma adalah egoisme yang membelenggu jiwa. Kekuatan aksara ini disebut lima api.

Manusia mempelajari kerohanian apapun, pasti akan mengeluarkan cahaya (aura) saat mencapai puncaknya. Cahaya tersebut keluar melalui lima indra tubuh yaitu telinga, mata, mulut, ubun-ubun dan kemaluan namun umumnya cahaya itu keluar melalui mata dan mulut.

Doa Leak sebagai berikut, Ong gni brahma anglebur panca maha bhuta, anglukat sarining merta. mulihakene kite ring betara guru, tumitis kita dadi manusia mahotama. ong rang sah, wrete namah.

Ada tujuh tingkatan rohani Leak :
  1. Leak barak (brahma). Leak ini baru bisa mengeluarkan cahaya merah api.
  2. Leak bulan,
  3. Leak pemamoran,
  4. Leak bunga,
  5. Leak sari,
  6. Leak cemeng rangdu,
  7. Leak siwa klakah, adalah Leak tertinggi karena ketujuh cakranya mengeluarkan cahaya yang sesuai dengan kehendak batinnya.
Tingkatan Leak paling tinggi menjadi bade (menara pengusung jenazah), di bawahnya menjadi garuda, dan lebih bawah lagi binatang-binatang lain, seperti monyet, anjing, ayam putih, kambing, babi betina dan lain-lain. Selain itu juga dikenal nama I Pudak Setegal (yang terkenal cantik dan bau harumnya), I Garuda Bulu Emas, I Jaka Punggul dan I Pitik Bengil (anak ayam yang dalam keadaan basah kuyup).

Perlu diketahui, pada zaman Raja Udayana yang berkuasa di Bali pada abad ke 16, saat sastrawan I Gede Basur masih hidup yaitu pernah menulis buku lontar Pengeleakan dua buah yaitu 'Lontar Durga Bhairawi' dan 'Lontar Ratuning Kawisesan'.

0 comments:

Posting Komentar