KIAMAT 21 DESEMBER 2012: Kutub Selatan Makin Cepat Mencair, Air Laut Bisa Naik 56cm



 Ramalan tentang akhir dunia nampaknya didukung dengan beberapa fenomena alam. Salah satunya adalah salju di Kutub Selatan yang semakin cepat mencair.
Hasil studi terbaru menunjukkan, lelehan es di Greenland dan Kutub Selatan telah menyumbang hampir 1,5cm kenaikan permukaan air laut sejak tahun 1992.
Peningkatan volume salju di Kutub Selatan menyebabkan lebih banyak es terbawa ke laut dan iklim yang menghangat membuat es lebih cepat mencair sehingga tinggi muka laut naik.
Menurut penelitian yang dilakukan Mei 2012, lapisan es di Kutub Selatan yang awalnya diperkirakan tidak dapat meleleh ternyata juga lebih rapuh.
Respon Kutub Selatan terhadap perubahan iklim hampir selalu tidak dapat diprediksi, sebagian karena atmosfer yang menghangat menampung lebih banyak uap lembab dibanding atmosfer yang dingin.
Peningkatan kelembaban diperkirakan membawa lebih banyak salju di Kutub Selatan, yang diperkirakan mengurangi pencairan es akibat penghangatan udara dan air laut.
Namun hasil permodelan komputer yang dilakukan Ricarda Winkelmann dan rekan-rekannya di PotsdamInstitute for Climate Impact Research di Jerman untuk melihat dampak beragam pemanasan iklim yang menunjukkan hal yang bertolak belakang.
Menurut mereka, salju yang turun dalam jumlah banyak justru memperbesar pencairan es, menguranginya.
"Simulasi kami terhadap skenario iklim pada masa mendatang menunjukkan antara 30% dan 65% es yang berasal dari peningkatan salju dikompensasi dengan peningkatan es yang meleleh," kata Winkelmann.
Alasannya, salju yang turun meningkatkan ketinggian tanah atau es tempatnya jatuh. Di Kutub Selatan, salju yang jatuh ke dataran es memberati dataran itu sehingga membuat mereka terbenam ke air.
aratan tidak memiliki sifat elastis, jadi salju yang turun di daratan Kutub Selatan menyebabkan 10 kali lipat perubahan ketinggian di es yang mengapung.
Hal itu memunculkan lereng curam dari tanah ke es. Es akan mengalir lebih cepat dari daratan ke laut, menyebabkan peningkatan permukaan laut.
Para peneliti menerapkan beberapa skenario yang berdasarkan kehangatan Bumi dengan konsentrasi karbon dioksida di atmosfer yang berbeda.
Paling sedikit, konsentrasi karbon dioksida adalah ekstra 2,6 Watt per meter kubik pada tahun 2100 sedangkan yang paling buruk adalah 8,5 Watt pada waktu yang sama.
Para peneliti memperkirakan dengan skenario 2,6 Watt/meter kubik, es Kutub Selatan akan menyebabkan peningkatan permukaan air laut setara dengan 0,8cm bila lebih banyak salju turun. Dalam skenario terburuk, jumlahnya menjadi 56cm.
Meski begitu, kata Winkelmann, masih diperlukan studi lebih lanjut untuk mengetahui dampak salju terhadap peningkatan air laut dan masa depan Kutub Selatan. (Antara/ms)

0 comments:

Posting Komentar