Pemerintah Mesir Tutup 13.000 Masjid


Mulai hari ini (1/10/2013), pemerintah kudeta Mesir mulai memberlakukan hukum melarang melakukan shalat Jum'at berjamaah di Masjid-masjid di distrik kecil.

Sebelumnya, lebih dari 45 ribu Imam dan Ulama ditolak izinnya untuk melakukan shalat di Masjid, dengan dalih "keamanan nasional".

Kementerian "agama" pemerintah kudeta, melalui Menterinya, Mohammed Mokhtar memerintahkan warga Mesir untuk melaksanakan shalat Jum'at hanya di Masjid besar saja, lapor Kavkaz Center.

"Saya meminta jamaah untuk melakukan shalat Jumat di masjid-masjid besar," ujar Mohammed Mokhtar.

Menurut Pemerintah kudeta, Mulai 1 Oktober 2013, akan melarang shalat Jum'at yang dilaksanakan seminggu sekali di semua Masjid kecil, yang berukuran kurang dari 80 meter persegi dan terletak cukup jauh dari kota-kota besar.

Saat ini, di seluruh Mesir dari 100 ribu Masjid yang terdaftar, 13 ribu di antaranya ditutup dan hanya 60 ribu Ulama yang mendapatkan lisensi diizinkan, Sedangkan 55 ribu lebih ulama dan Imam dilarang berkhutbah.

FOTO: Keindahan “Danau Seribu Pulau” Zhejiang, Cina

Qiandao Lake atau Thousand Island Lake berlokasi di Zhejiang, Cina, sekitar 150 kilometer dari kota Hangzhou. 

Ini adalah sebuah danau buatan yang terbentuk setelah selesainya stasiun hidroelektrik Xin'an River.

Pada tahun 1959, dalam rangka membangun Waduk Xin'anjiang lembah dibanjiri dengan air menghasilkan danau atau waduk 573 km persegi di daerah dan dengan kapasitas penyimpanan 17,8 km kubik.

Danau ini disebut karena dihiasi dengan 1.078 pulau besar dan beberapa ribu yang lebih kecil di atasnya.

Qiandao Lake, dikenal karena airnya yang jernih, hutan lebat (lebih dari 90%), dan pulau-pulau eksotis. 

Lokasi ini sudah berubah menjadi tempat wisata dengan pulau bertema yang mencakup Pulau Burung, Pulau Ular, Monkey Island, Pulau Lock (kunci menampilkan seharusnya terbesar di dunia).


-

Namun tahukah Anda, apa yang terletak di dasar danau ini mungkin lebih menarik dari danau itu sendiri. 

-

Qiandao-lake-2
Sebelum lembah banjir, ada berdiri di kaki gunung Wu Shi (Lima Mountain Lion) dua kota kuno yang megah - Shi Cheng dan Dia Cheng. 

Qiandao-lake-3
Shi Cheng dibangun lebih dari 1300 tahun yang lalu di 621 AD selama dinasti Tang (AD 618-907) dan pernah menjadi pusat politik, ekonomi dan budaya. 

Qiandao-lake-1
Dia Cheng bahkan lebih tua: mapan di 208 AD selama dinasti Han (AD 25-200) sebagai pusat bisnis di sepanjang Sungai Xin'anjiang.

AMUSING PLANET

G30S-PKI, Sejarah Yang Dijungkirbalikkan


Dulu, sejak tahun 1970-an hingga akhir tahun 2000, televisi kita secara serentak memutar film tentang G 30 S PKI setiap tanggal 30 Oktober malam. Film dengan durasi empat jam itu diputar dari mulai dari jam 8 hingga jam 10 malam. 

Ada juga yang memutar dari jam 9 hingga jam 11 malam, tergantung kebijaksanaan TVRI saat itu. Namun, setelah terjadi krisis moneter di tahun 1998, kebijakan untuk tidak memutar film itu mulai dikumandangkan dari berbagai pihak. Film itu dianggap tidak menceritakan fakta tentang G30S PKI dengan benar.

Film G 30 S PKI menceritakan kegiatan pemberontakan yang dilakukan PKI untuk merebut kekuasan RI. Kudeta yang mereka lancarkan menimbulkan banyak korban di tubuh TNI, yaitu para Jendral Besar seperti Ahmad Yani, D. I Panjaitan, P. Tendeandan yang lainnya. Total korbannya adalah tujuh orang, di mana lima di antaranya merupakan jendral besar. 

Dalam film itu diceritakan bahwa para korban mendapat siksaan fisik yang luar biasa, mulai dari dipotong alat kemaluannya, dicukil matanya ataupun mengalami penyiksaan lainnya. Namun, kenyataan fakta di ruang forensik ternyata berbeda.

Ketika Sejarah Menjadi Hiburan

Ketika sebuah peristiwa menjadi sejarah yang direpresentasikan ke dalam sebuah cerita atau film, cara pandang menjadi satu-satunya alat untuk menginterpretasikan kejadian tersebut sebagai fakta atau asumsi sebab peristiwa yang difilmkan pada dasarnya merupakan fakta yang diasumsikan kepada pendapat yang membuat film itu sendiri. Tidak ada yang dapat mengetahui siapa yang salah dan benar secara mutlak mengenai sebuah peristiwa yang telah dialihwahanakan ke dalam karya, terutama mengenai sejarah.

Arifin C. Noer dengan biaya pemerintah Orde Baru membuat film mengenai peristiwa Gerakan 30 September 1965. Film dengan judul Pengkhianatan G30S/PKI ini bercerita tentang peristiwa terbunuhnya enam jenderal Angkatan Darat dan keterlibatan Partai Komunis Indonesia (PKI) dalam peristiwa tersebut.

Film yang di dalamnya terdapat berbagai sisipan yang berisi cuplikan dan kutipan dokumen resmi negara atas terjadinya peristiwa tersebut membuat penonton sulit membedakan antara fakta dan asumsi sehingga kejelasan peristiwa dalam film tersebut tidaklah mutlak dianggap sebagai fakta tanpa asumsi.

Dengan demikian, kita sebagai penonton tidak bisa menganggap bahwa film tersebut merupakan fakta atas sejarah yang ditampilkan secara objektif sebab di dalamnya terdapat peristiwa-peristiwa subjektif atau adegan yang visualisasinya bersifat bias yang nantinya akan memunculkan interpretasi tertentu antara satu sudut pandang dengan sudut pandang lainnya.

Film ini diawali dengan penampilan gambar-gambar replika yang terdapat di dinding monumen peringatan peristiwa G30S di Lubang Buaya. Dengan dukungan narasi serta dokumen yang divisualisasikan ke dalam film tersebut, penonton diajak untuk menjadi saksi atas sejarah peristiwa penting yang terjadi di Indonesia.

Trik pengambilan gambar serta efek musik dalam film tersebut juga turut mendukung penciptaan suasana mencekam sehingga penonton seolah-olah menyaksikan kejadian sebenarnya dan melupakan bahwa yang disaksikan hanyalah sebuah film. Hal-hal tersebutlah yang kemudian tanpa disadari mampu membentuk asumsi tertentu terhadap kejadian serta tokoh-tokoh yang terlibat di dalam peristiwa tersebut.

Fakta yang Salah

Cerita pencukilan mata dan pemotongan penis tidak terbukti benar. Karena beritanya sudah santer beredar di masyarakat, berita ini sampai ke ruang dokter yang melakukan otopsi. Atas perintah Soeharto kala itu, para dokter memeriksa jenazah dengan teliti. Dan terbukti bahwa tidak ditemukan kekerasan yang dituduhkan masyarakat selama ini.

Memang mereka semua tewas, namun kondisi tewasnya disebabkan oleh tusukan atau tembakan. Tidak ada kekejaman. Saat itu kondisi Indonesia sedang tidak stabil, sehingga para dokter tidak berani untuk mengeluarkan hasil visumnya. Mereka khawatir jika hasil visum yang dikeluarkan akan menyeret mereka kepenjara, dengan tuduhan membela PKI.

Terungkapnya Kebenaran

Serapat-rapatnya pemerintah menutupi, akhirnya kebenaran pun terungkap. Terjadi ketika pada tahun 1989, hasil visum itu dimuat dalam sebuah artikel berjudul 'How Did the Generals Is Die?' yang dibuat oleh Benedict Anderson di Jurnal Indonesia. Artikel tersebut memang sudah dimuat, tapi tidak ada seorang pun yang berani angkat bicara, karena takut oleh kekuasaan Soeharto kala itu. 

Barulah pada masa reformasi, sejumlah media cetak berani untuk mengungkapkannya. Para pekerja media berusaha mencari dokter ahli yang mengeluarkan visum tersebut dan mewawancarainya.

Beberapa dokter yang masih hidup memilih untuk bungkam. Namun, salah seorang dokter yang merasa tersiksa oleh fakta tersembunyi itu pun berbicara panjang lebar pada media. Ia menyatakan bahwa bukti berupa tujuh lembar fotokopi hasil visum yang beredar di masyarakat adalah benar dan sesuai aslinya.

Sejarah yang Dibelokkan

Meskipun bukti telah ada, dan kebenaran telah terungkap, tetap saja tidak ada niatan baik pemerintah yang berusaha untuk meluruskan sejarah yang melenceng. Seolah semua sejarah tentang pemberontakan G 30 S PKI adalah benar hingga sekarang.

Selain fakta forensik kematian para jendral yang jauh dari bentuk penyiksaan, banyak juga fakta yang tersembunyi dan bengkok dari kenyataan yang sebenarnya. Seperti pembantaian yang dilakukan pemerintah kala itu, lebih kejam daripada pemberontakan PKI sendiri dan tersembunyi dari pengetahuan masyarakat. 

Banyaknya orang-orang yang tidak terbukti bersalah dijebloskan kepenjara dan menyandang status PKI, sehingga mereka sulit untuk hidup berbaur dengan masyarakat. Semua fakta itu hanya terendam dalam alur besar negara Indonesia.

Asumsi Sejarah dalam Film Pengkhianatan G30S/PKI

Dalam sidang istimewa MPRS yang diselenggarakan pada tanggal 7 Maret 1967, jenderal Soeharto selaku Pangkopkamtib memberikan laporan tentang hubungan presiden Soekarno dengan peristiwa pemberontakan G30S. 

Walaupun pada saat itu Soeharto belum mempunyai kuasa penuh atas kebijakan pemerintah, namun ia memiliki pengaruh yang besar dalam menentukan hal tersebut (Hananto, 2005 : 89). Oleh karena itu, peristiwa yang juga dikenal dengan Gestapu (Gerakan September Tiga Puluh) ini menjadi pemicu bergantinya rezim Soekarno ke Soeharto.

Film yang lahir tahun 1984 ini tentu saja memuat berbagai peristiwa yang terjadi pada tanggal 30 September malam hingga 1 Oktober di Jakarta, yakni terbunuhnya enam orang pejabat tinggi militer Indonesia dalam suatu usaha pemberontakan terhadap pemerintahan yang kelak lebih sering disebut kudeta oleh pihak PKI yang pada akhirnya dapat ditundukkan oleh Soeharto.

Jika dilihat dari penceritaannya, film ini tentu saja memberikan gambaran akan kebesaran jasa Soeharto dalam memperjuangkan Indonesia sehingga kemudian ia dianggap sebagai pejuang yang pantas menduduki kursi tertinggi dalam pemerintahan Indonesia. 

Namun, sampai hari ini, kejadian tersebut masih menjadi polemik bagi kalangan politisi dan peminat sejarah karena terdapat banyak kebiasan fakta yang muncul dalam film tersebut. Satu di antara tanda-tanda yang merujuk pada asumsi pembenaran Soeharto sebagai 'pahlawan' dalam peristiwa tersebut adalah peraturan yang ditetapkan oleh pemerintahannya untuk menayangkan film Pengkhianatan G30S/PKI setiap tahun pada 30 September malam pada seluruh stasiun televisi di Indonesia.

Dengan adanya peraturan tersebut, penulis berasumsi bahwa Soeharto mencoba memberikan asumsi tersendiri mengenai kepahlawanannya dalam memperjuangkan Indonesia sehingga dengan sendirinya, masyarakat sebagai penonton akan terdoktrin oleh pemikiran-pemikiran yang divisualisasikan dalam film tersebut untuk lebih memercayai Soeharto daripada keabsahan fakta sejarah itu sendiri.

Tahukah Anda: G30S-PKI, Sejarah Yang Dijungkirbalikkan


Dulu, sejak tahun 1970-an hingga akhir tahun 2000, televisi kita secara serentak memutar film tentang G 30 S PKI setiap tanggal 30 Oktober malam. Film dengan durasi empat jam itu diputar dari mulai dari jam 8 hingga jam 10 malam. 

Ada juga yang memutar dari jam 9 hingga jam 11 malam, tergantung kebijaksanaan TVRI saat itu. Namun, setelah terjadi krisis moneter di tahun 1998, kebijakan untuk tidak memutar film itu mulai dikumandangkan dari berbagai pihak. Film itu dianggap tidak menceritakan fakta tentang G30S PKI dengan benar.

Film G 30 S PKI menceritakan kegiatan pemberontakan yang dilakukan PKI untuk merebut kekuasan RI. Kudeta yang mereka lancarkan menimbulkan banyak korban di tubuh TNI, yaitu para Jendral Besar seperti Ahmad Yani, D. I Panjaitan, P. Tendeandan yang lainnya. Total korbannya adalah tujuh orang, di mana lima di antaranya merupakan jendral besar. 

Dalam film itu diceritakan bahwa para korban mendapat siksaan fisik yang luar biasa, mulai dari dipotong alat kemaluannya, dicukil matanya ataupun mengalami penyiksaan lainnya. Namun, kenyataan fakta di ruang forensik ternyata berbeda.

Ketika Sejarah Menjadi Hiburan

Ketika sebuah peristiwa menjadi sejarah yang direpresentasikan ke dalam sebuah cerita atau film, cara pandang menjadi satu-satunya alat untuk menginterpretasikan kejadian tersebut sebagai fakta atau asumsi sebab peristiwa yang difilmkan pada dasarnya merupakan fakta yang diasumsikan kepada pendapat yang membuat film itu sendiri. Tidak ada yang dapat mengetahui siapa yang salah dan benar secara mutlak mengenai sebuah peristiwa yang telah dialihwahanakan ke dalam karya, terutama mengenai sejarah.

Arifin C. Noer dengan biaya pemerintah Orde Baru membuat film mengenai peristiwa Gerakan 30 September 1965. Film dengan judul Pengkhianatan G30S/PKI ini bercerita tentang peristiwa terbunuhnya enam jenderal Angkatan Darat dan keterlibatan Partai Komunis Indonesia (PKI) dalam peristiwa tersebut.

Film yang di dalamnya terdapat berbagai sisipan yang berisi cuplikan dan kutipan dokumen resmi negara atas terjadinya peristiwa tersebut membuat penonton sulit membedakan antara fakta dan asumsi sehingga kejelasan peristiwa dalam film tersebut tidaklah mutlak dianggap sebagai fakta tanpa asumsi.

Dengan demikian, kita sebagai penonton tidak bisa menganggap bahwa film tersebut merupakan fakta atas sejarah yang ditampilkan secara objektif sebab di dalamnya terdapat peristiwa-peristiwa subjektif atau adegan yang visualisasinya bersifat bias yang nantinya akan memunculkan interpretasi tertentu antara satu sudut pandang dengan sudut pandang lainnya.

Film ini diawali dengan penampilan gambar-gambar replika yang terdapat di dinding monumen peringatan peristiwa G30S di Lubang Buaya. Dengan dukungan narasi serta dokumen yang divisualisasikan ke dalam film tersebut, penonton diajak untuk menjadi saksi atas sejarah peristiwa penting yang terjadi di Indonesia.

Trik pengambilan gambar serta efek musik dalam film tersebut juga turut mendukung penciptaan suasana mencekam sehingga penonton seolah-olah menyaksikan kejadian sebenarnya dan melupakan bahwa yang disaksikan hanyalah sebuah film. Hal-hal tersebutlah yang kemudian tanpa disadari mampu membentuk asumsi tertentu terhadap kejadian serta tokoh-tokoh yang terlibat di dalam peristiwa tersebut.

Fakta yang Salah

Cerita pencukilan mata dan pemotongan penis tidak terbukti benar. Karena beritanya sudah santer beredar di masyarakat, berita ini sampai ke ruang dokter yang melakukan otopsi. Atas perintah Soeharto kala itu, para dokter memeriksa jenazah dengan teliti. Dan terbukti bahwa tidak ditemukan kekerasan yang dituduhkan masyarakat selama ini.

Memang mereka semua tewas, namun kondisi tewasnya disebabkan oleh tusukan atau tembakan. Tidak ada kekejaman. Saat itu kondisi Indonesia sedang tidak stabil, sehingga para dokter tidak berani untuk mengeluarkan hasil visumnya. Mereka khawatir jika hasil visum yang dikeluarkan akan menyeret mereka kepenjara, dengan tuduhan membela PKI.

Terungkapnya Kebenaran

Serapat-rapatnya pemerintah menutupi, akhirnya kebenaran pun terungkap. Terjadi ketika pada tahun 1989, hasil visum itu dimuat dalam sebuah artikel berjudul 'How Did the Generals Is Die?' yang dibuat oleh Benedict Anderson di Jurnal Indonesia. Artikel tersebut memang sudah dimuat, tapi tidak ada seorang pun yang berani angkat bicara, karena takut oleh kekuasaan Soeharto kala itu. 

Barulah pada masa reformasi, sejumlah media cetak berani untuk mengungkapkannya. Para pekerja media berusaha mencari dokter ahli yang mengeluarkan visum tersebut dan mewawancarainya.

Beberapa dokter yang masih hidup memilih untuk bungkam. Namun, salah seorang dokter yang merasa tersiksa oleh fakta tersembunyi itu pun berbicara panjang lebar pada media. Ia menyatakan bahwa bukti berupa tujuh lembar fotokopi hasil visum yang beredar di masyarakat adalah benar dan sesuai aslinya.

Sejarah yang Dibelokkan

Meskipun bukti telah ada, dan kebenaran telah terungkap, tetap saja tidak ada niatan baik pemerintah yang berusaha untuk meluruskan sejarah yang melenceng. Seolah semua sejarah tentang pemberontakan G 30 S PKI adalah benar hingga sekarang.

Selain fakta forensik kematian para jendral yang jauh dari bentuk penyiksaan, banyak juga fakta yang tersembunyi dan bengkok dari kenyataan yang sebenarnya. Seperti pembantaian yang dilakukan pemerintah kala itu, lebih kejam daripada pemberontakan PKI sendiri dan tersembunyi dari pengetahuan masyarakat. 

Banyaknya orang-orang yang tidak terbukti bersalah dijebloskan kepenjara dan menyandang status PKI, sehingga mereka sulit untuk hidup berbaur dengan masyarakat. Semua fakta itu hanya terendam dalam alur besar negara Indonesia.

Asumsi Sejarah dalam Film Pengkhianatan G30S/PKI

Dalam sidang istimewa MPRS yang diselenggarakan pada tanggal 7 Maret 1967, jenderal Soeharto selaku Pangkopkamtib memberikan laporan tentang hubungan presiden Soekarno dengan peristiwa pemberontakan G30S. 

Walaupun pada saat itu Soeharto belum mempunyai kuasa penuh atas kebijakan pemerintah, namun ia memiliki pengaruh yang besar dalam menentukan hal tersebut (Hananto, 2005 : 89). Oleh karena itu, peristiwa yang juga dikenal dengan Gestapu (Gerakan September Tiga Puluh) ini menjadi pemicu bergantinya rezim Soekarno ke Soeharto.

Film yang lahir tahun 1984 ini tentu saja memuat berbagai peristiwa yang terjadi pada tanggal 30 September malam hingga 1 Oktober di Jakarta, yakni terbunuhnya enam orang pejabat tinggi militer Indonesia dalam suatu usaha pemberontakan terhadap pemerintahan yang kelak lebih sering disebut kudeta oleh pihak PKI yang pada akhirnya dapat ditundukkan oleh Soeharto.

Jika dilihat dari penceritaannya, film ini tentu saja memberikan gambaran akan kebesaran jasa Soeharto dalam memperjuangkan Indonesia sehingga kemudian ia dianggap sebagai pejuang yang pantas menduduki kursi tertinggi dalam pemerintahan Indonesia. 

Namun, sampai hari ini, kejadian tersebut masih menjadi polemik bagi kalangan politisi dan peminat sejarah karena terdapat banyak kebiasan fakta yang muncul dalam film tersebut. Satu di antara tanda-tanda yang merujuk pada asumsi pembenaran Soeharto sebagai 'pahlawan' dalam peristiwa tersebut adalah peraturan yang ditetapkan oleh pemerintahannya untuk menayangkan film Pengkhianatan G30S/PKI setiap tahun pada 30 September malam pada seluruh stasiun televisi di Indonesia.

Dengan adanya peraturan tersebut, penulis berasumsi bahwa Soeharto mencoba memberikan asumsi tersendiri mengenai kepahlawanannya dalam memperjuangkan Indonesia sehingga dengan sendirinya, masyarakat sebagai penonton akan terdoktrin oleh pemikiran-pemikiran yang divisualisasikan dalam film tersebut untuk lebih memercayai Soeharto daripada keabsahan fakta sejarah itu sendiri.

Hari Kesaktian Pancasila, Apa Perlu?


SETIAP 30 September masyarakat diminta mengi­bar­kan bendera setengah tiang untuk memperingati pe­ris­tiwa pemberontakan G30--S/PKI. Namun, kemarin kita tidak banyak menemukan bendera setengah tiang di depan rumah warga. Jangankan memasang bendera se­tengah tiang memperingati peristiwa 1965, mengi­bar­kan bendera Merah Putih untuk memperingati ke­merdekaan Indonesia saja sudah tidak banyak dila­kukan masyarakat.

Selain memperingati peristiwa percobaan kudeta pada 30 September1965, pengibaran bendera setengah tiang biasanya diwajibkan saat ada pejabat negara yang meninggal dunia. Biasanya diimbau dipasang selama tujuh hari seperti saat Ketua MPR Taufiq Kiemas meninggal dunia pada 8 Juni 2013. Saat itu juga tidak banyak warga yang memasang bendera setengah tiang.

Kalau di zaman Orde Baru, mana ada warga yang berani tidak memasang bendera setengah tiang di depan rumah pada 30 September. Mereka yang tidak pasang bendera setengah tiang bisa dipastikan mendapat berbagai kesulitan karena dianggap mbalelo. Petugas kelurahan/ desa, babinsa, koramil, atau bahkan kodim bisa turun tangan bila mendapati warga menolak untuk mengibarkan bendera setengah tiang.

G-30-S/PKI merupakan peristiwa yang melegitimasi berkuasanya Orde Baru. Masyarakat tidak hanya wajib mengibarkan bendera setengah tiang, tetapi juga dipaksa menonton film Pengkhianatan G-30-S/PKI setiap tahun. TVRI sebagai satu-satunya stasiun televisi saat itu wajib memutar film sadis tersebut setiap 30 September. Kutipan darah itu merah jenderal begitu akrab di telinga kita saat itu.

Adegan anak D.I. Pandjaitan yang membasuh mukanya dengan darah sang ayah, adegan wajah disilet, dan berbagai adegan penyiksaan yang diiringi nyanyian Genjer-Genjer menjadi menu wajib pada malam Hari Kesaktian Pancasila.

Itulah hegemoni negara yang dilakukan Orde Baru untuk membuat rakyat benci terhadap PKI maupun komunisme. Sejak 1998 film berdurasi empat jam itu berhenti diputar karena dianggap banyak yang tidak sesuai dengan fakta sejarah. Tapi, jangan khawatir. Yang ingin bernostalgia dengan film horor tersebut bisa mengunduhnya di internet.

Sekarang masih perlukah kita memperingati G-30-S/PKI? Sulit untuk menjawab pertanyaan itu. Peristiwa kematian tujuh orang jenderal pada 1965 adalah fakta sejarah. Peristiwa tersebut merupakan pengantar pergantian rezim Orde Lama ke Orde Baru. Peristiwa itu juga merupakan prolog dari lengsernya Soekarno. Kalau mendasar pada fakta tersebut, tentu peristiwa G-30-S/PKI masih perlu diperingati.

Tetapi, kebenaran berbagai fakta yang mengiringi peristiwa G-30-S/ PKI masih menjadi perdebatan. Pemerintah juga enggan menelusuri kebenaran sejarah di balik peristiwa tersebut. Mungkin khawatir akan banyak tokoh Orde Baru yang kebakaran jenggot. Kalau melihat pertimbangan di atas, peristiwa G-30-S/PKI memang tak perlu diperingati.

Juga, tak perlu ada bendera setengah tiang. Peristiwa G-30-S/PKI harus diluruskan dulu. Kalaupun sejarahnya sudah lurus, mungkin cukup dimasukkan pelajaran sejarah tanpa harus ada peringatan khusus. Seandainya G-30-S/PKI tidak lagi dianggap "istimewa", apakah 1 Oktober masih perlu diperingati sebagai Hari Kesaktian Pancasila? Ini juga jadi bahan perdebatan. (*/PadEx)

Apakah Benar Para Jenderal Disiksa dan Disayat-Sayat Seperti di Film G30S-PKI?


Namanya Hendro Subroto. Wartawan perang kawakan. Barangkali Anda tak kenal sosoknya. Tapi ia adalah salah seorang saksi sejarah Gerakan 30 September 1965. Hendro mangkat pada 14 Oktober 2010 di usia ke-71 karena sakit.

Dalam wawancara yang dimuat di majalah Tempo edisi 11 Maret 2001, Hendro mengaku, salah satu mozaik pengalaman yang tak terlupakan baginya adalah mengabadikan pengangkatan jenazah enam jenderal dan seorang kapten pahlawan revolusi dari Lubang Buaya pada 4 Oktober 1965. Kala itu, dia bertugas sebagai juru kamera TVRI.

Puluhan tahun diam, akhirnya Hendro berani mengatakan apa yang dia lihat. Dia mengungkapkan beberapa detail yang menyimpang dari apa yang kemudian dipublikasikan dalam sekian buku sejarah dan film-film versi Orde Baru.

"Tubuh para jenderal itu tidak disayat-sayat," ujarnya kepada wartawan Tempo, Edy Budiyarso dan Hermien Y. Kleden, Maret 2001.

Menurut almarhum Hendro, jenazah itu diambil empat hari setelah mereka dibunuh. Jarak antara ia dan jenazah hanya sekitar tiga sampai empat meter. Sempat tak kuat mencium aroma busuk jenazah, Hendro melipir. 

Namun, ia balik lagi ke lokasi. Ia melihat jenazah-jenazah itu dikeluarkan dari Lubang Buaya lalu langsung dipindahkan ke dalam peti. Selama sekitar tiga menit ia merekam semua peristiwa itu. "Dari jarak itu, saya tidak melihat adanya bekas-bekas penyiksaan," ujarnya.

Hendro menyimpulkan, para jenderal itu tidak disiksa sebagaimana digambarkan di film-film dan cerita buku sejarah. Ia melihat hanya luka tembak, tidak ada bekas luka aniaya atau disayat-sayat. "Orang mati karena penganiayaan dan penembakan akan menghasilkan kondisi jenazah yang berbeda. Paling tidak, kan terlihat bekas-bekasnya," ujarnya.

Kata Hendro, kulit seseorang yang ditusuk puntung rokok akan segera menggelembung karena reaksi tubuh pada kulit. Orang yang meninggal karena dipukul dan dianiaya juga akan terlihat bekas-bekasnya pada jenazah. 

Begitupun dengan publikasi yang menyebutkan bahwa alat kelamin para jenderal itu disayat-sayat, Hendro membantahnya. Kala diwawancara, Hendro lalu masuk ke kamarnya dan keluar membawa setumpuk foto hitam-putih. Ia memperlihatkan salah satu foto.

"Alat kelamin jenderal ini tidak dipotong dan disayat-sayat. Coba Anda lihat. Masih utuh, kan? Tujuh jenazah itu memang telanjang saat diangkat," ujarnya. Hasil yang pasti, Hendro melanjutkan, orang bisa melakukan otopsi untuk menentukan sebab-sebab kematian yang lebih tepat.

Sayangnya, hasil liputan Hendro pun "dibumbui". Liputan itu disiarkan TVRI selama tiga hari berturut-turut, disertai narasi yang mengungkapkan betapa keji cara PKI membunuh mereka. Pembunuhan berlangsung ketika pesta Gerwani (organisasi wanita PKI). 

Begitupun dengan kelamin serta anggota tubuh para korban disayat-sayat. Liputan itu membakar amarah rakyat, yang kemudian menjadi dalih pembantaian dan prosekusi puluhan tahun kepada orang-orang PKI serta mereka yang dituduh komunis.

Film Pengkhianatan G-30-S/PKI yang dibuat pada 1984 tak jauh beda dengan laporan tersebut. Sinema ini kemudian wajib diputar dan ditonton di televisi tiap 30 September, sepanjang pemerintahan Orde Baru. Film ini menjadi upaya pembelokan sejarah demi kekuasaan dan hegemoni massal melalui media. 

Peristiwa pembunuhan para jenderal dan petinggi Angkatan Darat secara sadis dan tidak berperikemanusiaan direkam dalam film Pengkhianatan G-30 S/PKI.

Runtuhnya pemerintahan rezim Soeharto membuat banyak pihak mempertanyakan kebenaran sejarah, termasuk yang digambarkan dalam film ini. Lantaran dianggap sebagai propaganda Orde Baru, Yunus Yosfiah, Menteri Penerangan pada 1998, kemudian melarang pemutarannya.

G-30 S/PKI, Pembodohan Sejarah


SEJARAH Indonesia soal tragedi Gerakan 30 September 1965 atau biasa disebut G 30 S PKI dinilai telah membodohi bangsa Indonesia. Sebab, G-30 S/PKI dianggap sebagai propaganda barat dan TNI Angkatan Darat (ABRI) kala itu.

Sejarawan JJ Rizal mengatakan, selama ini masyarakat Indonesia telah dibodohi oleh sejarah yang kebenarannya belum dapat dibuktikan secara pasti.

"Kita masih hidup beban sejarah masa lalu. Kita telah dibodohi, buku sejarah dari mulai sekolah sampai film tentang PKI itu semua hanya propaganda barat dan TNI Angkatan Darat," kata Rizal, Jakarta, Senin (30/9/2013) malam, sebagaimana dilansir inilah.com.

Kata Rizal, masa depan Indonesia akan rusak kalau beban sejarah belum tuntas. Mengingat dari masa ke masa pemerintah Indonesia belum bisa mengungkap kebenaran peristiwa gerakan atau pemberontakan itu.

"Itu masih menjadi beban sejarah bangsa Indonesia. Kita harus belajar, kita setia pada kebenaran. Dari hal sejarah setop pakai G-30 S/PKI. Yang kita dapat sejauh ini hanya propaganda," tegasnya.

Sebelumnya diketahui, G-30 S/PKI merupakan gerakan yang didalangi PKI untuk mengubah dasar negara Pancasila menjadi komunis. Oleh karena itu pula tanggal 1 Oktober diperingati sebagai Hari Kesaktian Pancasila.

Peristiwa G-30 S / PKI mengakibatkan enam perwira tinggi dan dua perwira menengah TNI AD serta seorang perwira pertama tewas. Putri terkecil Jenderal A H Nasution yaitu Ade Irma Suriani Nasution juga turut menjadi korban.

Kesembilan perwira tersebut adalah Jenderal TNI Anumerta Achmad Yani, Letjen Anumerta S. Parman, Letjen Anumerta Suprapto, Letjen Anumerta M.T Haryono, Mayor Jenderal Anumerta Donald Isac Panjaitan, Mayjen TNI Anumerta Sutoyo Siswomiharjo, Kapten Pierre Andreas Tendean, Brigjen Anumerta Katamso Dharmokusumo dan Kolonel Anumerta Sugiyono Mangunwiyoto.

Hujan Es Guyur Pidie Aceh

Permalink gambar yang terpasang

Warga Beureunuen, Kabupaten Pidie, Aceh, dihebohkan dengan hujan es yang melanda daerah itu menjelang Magrib tadi. Mereka memungut butiran-butiran es kristal yang jatuh dari langit.

Seorang warga setempat, Novia Akbar (27), menuturkan, butiran es itu turun diawali dengan hujan deras disertai angin kencang sekira pukul 18.00 WIB. "Di tengah hujan dan angin kencang, ada es yang jatuh ada sekira 10 menit," kata Akbar Senin (30/9/2013).

Warga yang rumahnya beratap seng dan genteng, lanjut dia, sempat terkejut ketika es kristal itu jatuh menimpa atap rumah. "Mereka kira apa yang jatuh ke atap rumahnya, waktu keluar baru tahu rupanya hujan es," sebut Akbar.

Hal sama juga dialami warga di Kota Beureunun yang merupakan pusat bisnis terbesar di Kabupaten Pidie. Banyak warga yang memungut es yang jatuh dan berserakan di jalan.

Akbar menyebutkan, beberapa mobil dan sepeda motor yang melintas, menghentikan laju kendaraannya karena penasaran dengan hujan es. Kejadian langka itu diabadikan sebagian warga dengan kamera telefon genggamnya. "Saya sendiri ikut mengambil dan memfotonya," ujar Akbar.

Menurutnya tak ada korban jiwa dari hujan es ini. Usai butiran es jatuh mereda, hujan dan angin kencang masih terus mengguyur daerah itu hingga satu jam. Akibat angin kencang, dua pohon di kawasan Rambayan, Kecamatan Mutiara, Pidie, tumbang.

Sementara itu, Kordinator Analisa pada Stasiun Meteorologi milik Badan Meteorologi Klimotologi Geofisika (BMKG) Banda Aceh, Khairul Akbar, menjelaskan, hujan es atau dalam ilmu meteorologi disebut hail lumrah terjadi di wilayah beriklim tropis seperti di Indonesia.

"Hampir seluruh wilayah Indonesia pernah terjadi hujan es," jelasnya saat dihubungi terpisah.

Menurutnya proses hujan es terjadi dari awan yang berlapis (Cumulo nimbus) di mana di dalamnya terkandung uap air dan butiran kristal (es). Butiran kristal itu tak selalu mencair ketika turun ke bumi, namun bisa jadi tetap beku kalau suhunya rendah atau dingin.

"Kristal-kristal es ini bisa saja turun menjadi air seperti hujan biasa kalau suhunya lebih panas. Tapi kalau suhunya dingin atau sama seperti es itu, dia bisa turun seperti wujud aslinya, tidak mencair," ujar Khairul.

Dia menambahkan hujan es biasanya turun disertai angin kencang. "Ini normal," katanya. (*/okz)

Foto-Foto: Danau Berwarna Pink yang Menakjubkan


DI Australia Barat ternyata ada sebuah danau yang airnya berwarna merah muda. Letaknya yang dikelilingi hutan dan pasir membuat danau ini terlihat begitu indah dari udara.


Hillier Lake adalah danau berwarna pink di Middle Island, pulau terbesar dari pulau-pulau lain yang membentuk Kepulauan Recherche, Australia Barat. Danau tersebut memiliki air yang berwarna merah muda menyerupai warna permen karet.


Keunikan itu membuat danau ini menjadi daya tarik tersendiri bagi wisatawan lokal dan mancanegara. Danau yang memiliki luas sepanjang 600 meter tersebut dikelilingi oleh pasir dan hutan lebat yang ditumbuhi pohon eucalyptus. Bukit-bukit pasir dan berbagai macam tumbuhan yang mengelilingi danau ini memisahkannya dari Samudra Selatan.


Tidak seperti danau berwarna pink atau merah muda yang ada di belahan dunia lainnya, seperti danau Retba dan kolam garam di San Francisco Bay, warna merah muda Danau Hillier masih misteri. Namun, spekulasi menyebut bahwa warna tersebut dapat muncul dari pewarna yang diproduksi organisme Dunaliella salina dan Halobacteria yang hidup di dalamya.

Danau Hillier (Foto: AmusingPlanet)
Hipotesis lainnya, warna merah muda tersebut muncul karena warna merah bakteri halophilic dan kerak garam yang terkandung di dalam air danau.


Warna air danau ini bukanlah tipuan cahaya. Anda dapat membuktikannya dengan mengambil air dan menaruhnya di dalam wadah. Warna merah muda tersebut tetap dapat terlihat karena menetap permanen pada air danau.


Seperti dilansir laman Amusing Planet, danau merah muda ini ditemukan oleh Matthew Flinders, seorang navigator dan hydrographer asal Inggris. Pada tahun 1802, Flinders mendaki puncak tertinggi di tengah Pulau (sekarang dikenal sebagai puncak Flinders) untuk melakukan survei perairan di sekitarnya.


Saat itu lah ia menemukan danau merah muda yang luar biasa ini. Sebelumnya, danau merah muda ini hampir tidak tersentuh. Namun, sejak ditemukan, danau ini terus menerus didatangi pengunjung yang penasaran akan salah satu pemandangan keajaiban alam yang paling menakjubkan di dunia..

Gaza Hadapi Musibah Baru


Perkembangan yang begitu cepat dan dramatis di kawasan Timur Tengah memunculkan pertanyaan tentang masa depan Gaza. Ditengah pancaroba dunia maupun regional dan setelah kudeta Mesir sejak 30 Juni lalu terhadap presiden terpilih mereka, Dr. Muhammad Mursi, Gaza kembali dihadapkan pada musibah terbaru.

Musibah ini diawali dengan isu fitnah yang dihembuskan media Mesir pendukung Kudeta yang membuat pemerintahnya mengetatkan perbatasan Rafah bahkan hingga menutupnya. Kemudian operasi militer yang menghancurkan sebagian besar terowongan di perbatasan. 

Maka mulailan Gaza menjadi wilayah terasing bagi Mesir sendiri. Sejak Palestina dijajah Israel dan pada dua perang terakhir, 2008 dan 2012, maka Gaza harus menanggung akibat dari penokan mereka terhadap penjajah serta pilihanya untuk tetap melanjutkan perlawanan. Mereka juga menolak meyerah pada realitas yang ada.

Yusuf Abu Watfah seorang wartawan sekaligus aktivis politik asal Gaza mengaitkan sejumlah krisis yang menimpa Gaza terkait dengan sejumlah peristiwa di dunia. Ia mengatakan, Seandainya ada kuda yang hilang di Irak atau terhentinya sambungan telepon ataupun listrik di Washington, atau terjadi kebakaran hebar di padang Savana, maka Gaza-lah yang bertanggung jawab. 

Dialah yang harus membayar akibat semua ini. Apa yang menimpa Gaza tujuanya adalah dalam rangka melindungi keamanan Israel.

Sementara itu, Jihad Rajab seorang wartawan juga yang tinggal di Gaza mengatakan, Gaza saat ini menjadi ikon kemenangan dan perjuangan dalam semua konspirasi yang terjadi di dunia saat ini. Semua kegagalan dan kemunduran dalam rangka memelihara keamanan Israel penyebabnya adalah Gaza.

Tampilnya Gaza dalam menentang blokade sejak terpilihnya Hamas sebagai pemimpin Palestina pada pemilu 2006 lalu menunjukan suatu kemenangan. Israel hendak menundukan Gaza dengan menggelar dua kali perang biadab. 

Oleh karena itu, konspirasi terbaru terhadap Gaza tujuanya adalah memperketat blokade dari semua arah, agar rakyat Gaza berontak pada Hamas dan menggulingkan pemerintahan Hamas. Akan tetapi mereka gagal.

Kondisi Mesir pada Gaza

Ismael Tsawabitah, direktur koresponden opini Palestina di Gaza mengatakan, tak ragu lagi efek sejumlah peristiwa di Mesir sangat berpengaruh pada kondisi Gaza. Dan ini belum penah terjadi sebelumnya. Seperti tindakan media Mesir yang melakukan demonisasi terhadap Gaza. Aksi ini sangat memalukan dan tidak dapat diterima."

Dia menambahkan, seorang pengamat dapat melihat sejauhmana hasutan dan proses penipuan serta penyesatan opini publik yang dilakukan media Mesir terhadap Gaza. Akan tetapi bisa dipastikan rencana pihak luar bertujuan menghabisi Gaza dan para pejuangnya yang senantiasa tabah dan tetap bertahan.

Selain itu, ada sinyal bahwa negara-negara Arab dan badan-badan intelijen serta pihak-pihak yang bekepentingan berupaya untuk terlibat di Gaza di tengah-tengah konflik Mesir dengan keyakinan bahwa Gaza tidak akan pernah ikut campur dalam urusan Mesir sama sekali. 

Bahwa tema blokade Gaza dan penutupan perlintasan Rafah hingga pekan kedua secara berturut-turut adalah ketidakadilan dan dosa. Harus ada usaha untuk menghentikan penganiayaan terhadap Gaza serta diakhirinya provokasi berikut konspirainya terhadap mereka.

Palestina adalah Korban Perselisihan Pemimpin Arab


Muhammad Shalih Musfir (*

Sepanjang sejarah bangsa Arab mengalami berbagai pesakitan dan tidak pernah tentram, tenang, stabil dan aman kecuali hanya sebentar. Penderitaan bangsa Palestina tidak mungkin bisa diringkas dalam sebuah artikel pekanan. 

Namun saya katakan, sejarah bangsa Palestina yang setia menjaga perbatasan Islam hingga hari kiamat dan penderitaan bangsa tergantung dan terikat selalu dengan situasi dan kondisi di sekitarnya dari bangsa Arab. 

Di tahun 1099, negeri Arab; tepatnya di Mesir, Syam, Irak hidup dalam periode menakutkan berupa perpecahan, kekacauan, dan kebencian. Para khulafa, raja, pemimpin saling berperang satu sama lain dengan berbagai macam makar. 

Terkadang mereka berperang dan bangsa Arab di Palestina selalu menjadi korban pada akhirnya. Tahun-tahun penderitaan yang menakutkan itu pernah terjadi di masa Khilafah Abbasiah di Baghdad, Khilafah Fathimiyah di Kairo, dan pemerintahan-pemerintah Arab di negeri Syam. 

Dan kini Syam sedang di lautan darah demi ketamakan rajanya Basyar Syam yang didukung oleh Persia dan Rusia serta kelompoknya yang sangat pendedam dan pendengku. Di masa Raja Syam Ridwan berkuasa ia juga bekerjasama dengan penjajah Prancis dan Inggris untuk menjajah Baitul Maqdis untuk memperkokoh kekuasaannya. 

Kini Mesir tidak lagi stabil menjadi korban ketamakan, kejahatan sebagian warganya sendiri bekerjasama dengan pihak asing. Dan kini Baghdad sedang menderita di bawah penjajahan Persia (Iran).

Yang mendorong saya mengulang ingatan soal sejarah menyedihkan bangsa Arab untuk mengingatkan apa yang saat ini dialami bangsa Palestina hari ini. 

Dalam sejarah modern ini, bangsa Palestina mengalami peperangan kebencian dan penghancuran serta perang pembersihan etnis, baik berupa pembunuhan, pengusiran dari Palestina. Pelakunya, adalah pihak zionis dan sebagian anak bangsa Palestina yang ada di Otoritas Palestina yang didukung oleh sebagian pemimpin Arab dengan cara tertentu. 

Warga Palestina dihilangkan dari Palestina dengan persetujuan Otoritas Palestina dan sikap diam Arab ke wilayah lain bahkan ada yang diusir ke Amerika Latin, Eropa, Autralia, New Zeland dan lain-lain.

Bangsa Palestina pernah memiliki jasa membela keamanan Mesir dalam perang enam tahun 1163 – 1169 pada saat Perancis menggelar lima operasi militer. Bangsa Palestina menghadang mereka agar tidak sampai ke Mesir dan juga Palestina. Namun akhirnya Perancis tetap mampu menjajah Mesir melalui Sinai dan menjajahnya. 

Dalam perang 1948, sandaran militer Mesir adalah Palestina, terutama mereka yang ada di Gaza dan sekitarnya. Dalam perang 1956, warga Gaza juga terlibat dalam membela Mesir dan juga Palestina. Sebagian besar operasi militer adalah dilakukan oleh pejuang Palestina dan berkolaborasi dengan militer Mesir. 

Dalam perang enam hari di tahun 1967, warga Gaza memberikan darahnya menebus Mesir. Tujuan perang itu adalah melemahkan Mesir dan memecah belahnya. Maka pemuda-pemuda Palestina di Gaza berjuang keras.

Pertanyaannya, kenapa melalui media-media sebagian pejabat Mesir melakukan aksi permusuhan keras dan zhalim terhadap warga Gaza dengan memberikan pencitraan busuk di mata bansga Mesir tentang warga Palestina. Operasi penuh kebencian ini diwarisi dari Anwar Sadat. 

Kenapa mereka memblokade warga Palestina sampai memiskinkan dan melaparkan mereka dan memblokade pasien yang akhirnya tewas dengan karena perbatasan ditutup, baik yang ditutup dari sisi Mesir atau Israel. Bahkan mereka menuding bahwa penjaga keamanan presiden Mursi semua dari Hamas. Informasi yang disebarkan seperti ini melecehkan Mesir bukan melecehkan Hamas. 

Media Mesir menyatakan bahwa aksi serangan di Sinai adalah anti pemerintah dan dilakukan oleh sayap militer Hamas. Mereka lupa bahwa marginalisasi, kezhaliman, penindasan terhadap warga Sinai adalah penyebab kasus-kasus keamanan.

Padahal keamanan Mesir melalui Palestina. Ini yang katakana oleh pakar geografi Mesir Jamal Hamdan. Ketahuilah, blokade atas Palestina dari segala sisi akan membahayakan keamanan Mesir baik dalam jangka panjang atau jangka pendek.

Media Mesir menyatakan bahwa gerakan Hamas menyerang penjara Mesir pada 25 Januari dan membebaskan para tahanan dari kader Hamas, Hizbullah, dan IM termasuk Muhammad Mursi. Apakah gerakan Hamas merupakan negara adidaya yang memiliki pasukan komando dan mengetahui secara detail penjara-penjara di Mesir, punya pesawat terbang heli kopter yang menurunkan pasukan komandonya dan membebaskan tahanan dari penjara Mesir.

Media Mesir menyatakan bahwa Hamas bersama IM beserta Turki yang mengendalikan terjadinya krisis minyak, bahan bakar, gas, diesel. Apakah bahwa Mesir terlalu bodong untuk mempercayai kebohongan ini? Gaza itu diblokade dari segala sisi, darat, laut dan udara.

Yang menyedihkan, bangsa Palestina selalu membayar setiap peperangan yang melibatkan penguasa-penguasa Arab dan perselisihan mereka.

Foto-foto: London Gelar Festival Makanan Halal untuk Pertama Kali


MENGAKOMODASI berkembang pesatnya populasi Muslim di Inggris, pameran makanan halal pertama telah diselenggarakan di kota London yang menampilkan keragaman makanan halal serta diikuti seratusan peserta pameran.

Cukup banyaknya peserta pameran makanan halal ini mencerminkan berkembangnya pasar untuk industri baru makanan halal di seluruh dunia.

"Inspirasi saya untuk mengikuti acara tiga hari di Excel London, berasal dari perjuangan saya untuk menemukan versi Halal makanan Asia selatan," kata pendiri festival Imran Kausar, pada hari Sabtu 28 September lalu.

Dijuluki sebagai "Haloodies", festival ini merupakan pameran makanan halal pertama di Inggris yang diselenggarakan dari tanggal 27-29 September lalu, di pusat Excel London dengan kehadiran setidaknya 100 peserta pameran yang menampilkan berbagai resep makanan halal.

Festival yang berupa pameran ini menawarkan daging organik, hot dog halal, sampanye non-alkohol dan permen seperti, coklat, cupcakes dan pina colada cupcake yang tidak memakai bahan campuran yang tidak halal dan berbagai produk makanan halal lainnya.

Dianggap sebagai yang terbesar dari jenisnya di dunia, pameran ini juga menawarkan kelas memasak dengan koki Inggris paling terkenal yang mempresentasikan cara memasak secara langsung kepada para pengunjung pameran.

Inggris adalah rumah bagi minoritas Muslim yang cukup besar hampir 2,7 juta jiwa. Menurut sensus diperkirakan jumlah Muslim akan mencapai 5,5 juta pada akhir tahun 2013.[*/onislam]

Tahukah Anda Penyakit Umat Islam di Akhir Zaman?


Mereka ditindas, diinjak-injak, dibantai dan sebagainya. Bangsa-bangsa dari seluruh dunia walaupun berbeda agama, mereka bersatu untuk melawan dan melumpuhkan kekuatan umat Ummat Nabi Muhammad.

Oleh Angga Pragina (*

Dua ratus juta muslim yang ada di wilayah teritorial Indonesia, sudah jauh lebih dari cukup untuk mengatakan bahwa Islam memiliki cadangan kekuatan yang sangat besar. Dilihat dari kuantitas, muslim Indonesia hampir dua puluh kali lipat dari muslim Filipina, delapan kali lebih banyak daripada Arab Saudi, dan hampir tiga kali lebih banyak daripada Mesir.

Ironisnya, kekuatan besar itu tidak serta merta membawa kita umat Islam Indonesia hidup dalam cita-cita kehidupan Rasulullah. Hampir lima belas abad lalu, beliau dicaci oleh bangsanya sendiri, diasingkan oleh keluarganya sendiri, bahkan diburu untuk dibunuh oleh kaumnya sendiri.

"Akan datang suatu zaman di mana tidak tersisa dari Islam, kecuali tinggal namanya saja, tidak tersisa dari Alquran kecuali tinggal tulisannya saja, masjid-masjid mereka megah dan semarak, tetapi jauh dari petunjuk Allah, ulama- ulama mereka menjadi manusia- manusia paling jahat yang hidup di bawah kolong langit, dari mulut mereka ke luar fitnah dan akan kembali kepada mereka." (HR Baihaqi)

Beliau lakukan itu semua agar kita, umatnya bisa membedakan antara yang benar dan yang salah, yang haq dan yang bathil, yang halal dan yang haram. Dan ketika berita itu telah sampai kepada kita secara sempurna melalui Al-Qur'an dan Sunnah, kebanyakan dari kita, umat Islam Indonesia malah mengabaikannya dengan mengambil hukum manusia dan meridloinya melebihi keridloan kita terhadap hukum Allah yang dibawa Rasulnya.

Kita bisa berdebat siang dan malam tentang bagaimana bentuk negara Islam yang sesungguhnya, kitapun bisa berkilah bahwa sebagian hukum Indonesia diambil dari hukum Islam. Tapi apakah kita mau mengingkari bahwa demokrasi saat ini adalah sistem barat?

Apakah kita mau mengelak bahwa hukum positif saat ini adalah hukum yang diambil dari hukum kolonial Belanda? Apakah kita juga mau mengingkari bahwa pajak barang-barang haram seperti khamr dan riba telah masuk ke APBN kita dan dijadikan sumber utama untuk menghidupi negara?

Bisa dipahami apabila negara seperti Amerika sangat yakin dengan sistem demokrasi dan semua turunannya sebagai satu-satunya jalan menuju kemakmuran, karena umat Islam disana hanya lima juta jiwa. Akan sangat mudah dimengerti apabila negara seperti Jerman tidak menjadikan Islam sebagai sistem bernegara karena muslim disana hanya tiga juta jiwa.

Tapi Indonesia, dengan dua ratus juta muslim yang menguasai hampir setiap jengkal tanah nusantara meninggalkan Islam sebagai sistem yang menjamin kelancaran seluruh aspek kehidupan dan menjamin kebahagiaan dunia akhirat… Sungguh, kata-kata tidak bisa menggambarkan keadaan ini.

Hanya sebuah hadits yang pernah diucapkan oleh Rasulullah lima belas abad yang lalu:

Sabda Rasulullah:

"Suatu masa nanti, bangsa-bangsa akan memperebutkan kalian seperti orang-orang yang sedang makan yang memperebutkan makanan di atas nampan".

Kemudian ada sahabat yang bertanya: "Apakah saat itu kita (kaum Muslimin) berjumlah sedikit?".

Rasulullah Saw menjawab: "Sebaliknya, jumlah kalian saat itu banyak, namun kalian hanyalah bak buih di atas air bah. Dan Allah SWT akan mencabut rasa takut dari dalam diri musuh-musuh kalian terhadap kalian, sementara Dia meletakkan penyakit wahn dalam hati kalian."

Ada sahabat yang bertanya lagi: "Wahai Rasulullah Saw, apakah Wahn itu?" beliau menjawab: "Cinta dunia dan takut mati."

Mahfud: “Demokrasi di Indonesia Sesat!”


Mantan Ketua Mahkamah Konstitusi, Mahfud MD, menilai demokrasi Indonesia saat ini sudah ternoda dan menuju kedalam jalan sesat.

"Barisan KAHMI ke depan harus lebih rapi, bawa estafet perjuangan para pendahulu yang telah berjasa pada Republik ini mendirikan bangsa, dan memperjuangkan nilai - nilai maslahat bagi NKRI. Lalu berbicara soal demokrasi selama era reformasi, demokrasi kita berada di dalam kegelapan di tengah kesesatan. Noda terhadap demokrasi dimulai saat awal-awal reformasi," katanya Minggu (29/09/2013), saat menjadi pembicara sekaligus sebagai Koordinator Presidium KAHMI di Aula Balaikota Depok.

Mahfud mencontohkan, saat awal-awal reformasi, terdapat pemilihan di sebuah kabupaten di Yogyakarta. Ternyata calon yang lemah bisa menang karena ternyata mengeluarkan kocek bayaran.

"Untuk anggota DPRD. Di karantina di hotel. Yang tadinya tak pantas, jadilah bupati saat itu. Pemilu tahun 1999 juga, kebablasan melahirkan kebebasan yang berlebih," ungkapnya.

Namun Mahfud mengakui bahwa era reformasi selama 15 tahun membawa kemajuan yang cukup signifikan. Dulu, kata dia, demokrasi berjalan semu dimana pemerintahan yang timbul saat itu hegemoni, dikuasai Golkar dan tak ada hak yang substantif bagi rakyat untuk mengekspresikan diri.

"Kalau mau reformasi harus dimulai dari reformasi politik. Muncul dari kekuasaan politik, yang menggumpal. Politik yang mau kita reformasi, kesepakatannya pada waktu itu adalah amandemen UUD 1945.

Ketika berlaku pada masa pertama, saat itu pemerintah otoriter, ketika Pak Harto berkuasa mengatakan jalankan Pancasila dan UUD 1945, justru saat itu dilakukan operasi 'sesar' menurunkan Soeharto, dioperasi di luar jalan konstitusi," paparnya.

Mahfud menilai dulu UUD 1945 yang asli ternyata di dalam faktanya telah melahirkan otoriterisme. Itu sebabnya parpol-parpol pada saat itu menyatakan agenda utama reformasi adalah amandemen UUD 1945.

"Apakah amandemen ini bawa hasil atau tidak, sebenarnya beberapa catatan positif, dari era reformasi, pemilu sekarang jauh berjalan lebih demokratis dibanding era orde baru. Namun demokrasi saat ini banyak transaksi besar, demokrasi transaksional. Demokrasi yang dicapai karena orang mampu membayar," tukasnya. (*/okezone)

AS Bikin Rakyat Iran Terpecah Belah


Melunaknya sikap Iran terhadap Amerika Serikat (AS) sepulangnya Presiden Hassan Rouhani dari pertemuan PBB di New York, beberapa hari lalu, membuat rakyat Iran terpecah belah.

Perbincangan bersejarah untuk pertama kalinya selama 30 tahun antara Presiden Iran Hassan Rouhani dengan Presiden AS Barack Obama melalui telepon juga memunculkan kelompok penentang dan pendukung Rouhani di Iran. Kepulangan Rouhani ke Teheran, Sabtu (28/9/2013), disambut teriakkan "matilah Amerika" oleh pengunjuk rasa.

Kantor berita AFP melaporkan, sekitar 200 hingga 300 orang berkumpul di luar Bandara Teheran untuk menyampaikan terima kasih kepada Rouhani atas upaya perdamaian dengan AS yang ia galang. Namun, massa dalam jumlah yang lebih sedikit menggelar aksi tandingan. Mereka menerikkan "matilah Amerika" dan "matilah Israel".

Harian New York Times menggambarkan suasana unjuk rasa itu cenderungan keras. Saat rombongan presiden Rouhani melintas, massa penentang Rouhani melempari rombongan dengan telur dan sepatu. Di Timur Tengah, melempar seseorang dengan sepatu merupakan simbol penghinaan. Namun demikian, Rouhani sempat melambaikan tangan ke arah pengunjuk rasa.

Sebelumnya, saat menghadiri pertemuan di PBB, Rouhani membuat gebrakan bersejarah dalam hubungan diplomatik dengan AS. Setelah selama 30 tahun bermusuhan, Iran mulai melunak kepada AS dalam hal program nuklir.

Rouhani berharap perundingan Iran dengan lima anggota tetap Dewan Keamanan PBB plus Jerman berlangsung cepat dan menghasilkan keputusan damai. Lima anggota tetap Dewan Keamanan PBB itu adalah AS, China, Rusia, Inggris, dan Perancis. Mereka bertemu dalam forum 5P+1.

Rouhani juga bahkan sempat berbicara langsung dengan Obama melalui telepon. Keduanya ternyata tidak bertemu muka dan tidak duduk dalam satu meja. Perundingan soal Iran diwakili para menteri luar negeri.

Selama kepemimpinan Mahmoud Ahmadinejad, Iran bersikap keras terhadap AS. Sikap ini membuahkan sanksi ekonomi dan militer terhadap Iran oleh PBB dengan negara sekutu AS. (*/BBC/inilah)

Hary Tanoe: “2015, Miss World kembali Digelar di Indonesia”

Harry Tanoe menandatangani kontrak untuk Miss World 2013 dan 2015

USAI menggelar perhelatan Miss World tahun 2013, Indonesia direncanakan juga akan menjadi tuan rumah Miss World tahun 2015.

Informasi bahwa Indonesia menjadi tuan rumah Miss World selama dua kali disampaikan langsung oleh CEO MNC Group Hary Tanoesoedibjo dan Chairwoman of Miss World Organization and International President of Variety, The Childern's Charity, Julia Morley.

"Kami bangga karena acara ini akan diikuti 130 negara yang mengirimkan kontestannya dan disiarkan langsung oleh 180 negara," tutur Hary Tanoesoedibjo usai penandatangan kerjasama penyelenggaraan Miss World 2013 dan 2015 di Kemayoran, Jakarta, Sabtu (28/4/2012), sebagaimana dilansir situs Okezone.com.

Terkait keputusan ini, Front Pembela Islam berjanji akan terus berupaya menggagalkan kontes Miss World di Indonesia. Bahkan Imam Besar FPI menyemangati para laskar untuk tidak pernah rehat dalam aktivitas amar maruf nahi munkar.

"Harry Tanoe mau menyelenggarakan Miss World kembali tahun 2015. Tugas kita belum selesai!" tandasnya disambut takbir ribuan jamaah Zikir akbar menolak Miss World, Jum'at malam (28/9) di Masjid Az-Zikra, Sentul, Bogor.

Sementara itu, Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kholil Ridwan menegaskan haram hukumnya menggelar Miss World di Indonesia. Sebagai negara mayoritas muslim, diadakannya Miss World dapat menjadi preseden buruk. Sebab bukan tidak mungkin, negara muslim lainnya akan mengikuti langkah Indonesia.

"Untuk Miss World tahun 2015, kita akan lihat apakah benar-benar akan diselenggarakan lagi di Indonesia. Tapi sikap MUI sudah jelas menolak Miss World," katanya saat ditanya wartawan. (*/okz)

Foto-foto: Ragam Hewan yang Tersembunyi


Banyak hewan yang tersembunyi dan jarang terekspos karena dianggap tidak semenarik hewan lain seperti harimau, ikan hiu, atau gajah. Ross Piper berusaha menjembatani celah ini dengan menampilkan keragaman hewan yang lebih luas, bagaimana mereka berkembang biak.

Ubur-ubur adalah kelas cnidaria yang dapat ditemukan di setiap samudera dari permukaan hingga dasar laut. Sebagian besar bebas berenang tetapi beberapa statis dan menempel di dasar laut.

Loricifera adalah hewan laut yang baru-baru ini ditemukan. Hewan dengan kepala seperti sikat dan berukuran mikroskopis adalah hewan yang sangat kompleks dan tubuhnya terdiri dari 10.000 sel yang sangat kecil, seperti dijelaskan oleh Piper.

Cnidaria adalah filum hewan yang hidup di air termasuk ubur-ubur dan terumbu karang. Mereka memiliki dua bentuk tubuh: medusa (berbentuk seperti ubur-ubur) dan polip (lebih statis). Polip berfungsi untuk mengapung, tentakel untuk mencari makan, pencernaan, dan reproduksi.

Moluska memiliki tubuh yang lunak dan sebagian besar spesies masih memiliki cangkang. Tetapi beberapa contoh seperti cumi-cumi dan siput laut sudah tidak bercangkang. Buku 'Amazing Diversity of Living Creatures' karya Ross Piper diterbitkan oleh Thames & Hudson.

Cacing bersegmen atau annelida terdiri dari jenis-jenis cacing yang cukup dikenal seperti cacing tanah. Bentuk tubuh yang bersegmen memudahkan filum ini berenang.


Moluska adalah filum yang beragam, termasuk sekitar 100.000 spesies seperti siput, kerang, remis, dan nautilus.

PHOTO: BBC

Heboh Konspirasi ‘Jihad Seks’! Ini Pengakuan Gadis Suriah

Pengakuan Gadis Suriah Dipaksa Melakukan 'Jihad Seks'

HEBOH kasus "Jihad Seks" di Suriah semakin lama makin terungkap kebohongannya. Sebelumnya media-media mainstream dengan gegap gempita – khususnya media-media pro Bashar dan Syiah – memberitakan kasus ini.

Beberapa media dengan sengaja memberitakan informasi yang belum jelas kebenarannya tersebut dengan tujuan untuk melemahkan barisan Mujahidin dan dukungan kaum Muslimin terhadap Jihad di Suriah.

Sebelumnya media pro Bashar dan Syiah memberitakan tentang adanya fatwa "Jihad Seks" dari ulama Saudi Syaikh Muhammad Al-'Arifi, di mana dalam fatwa itu Syaikh 'Arifi menganjurkan para perempuan untuk membantu para pejuang Suriah dari sisi kebutuhan syahwat seksual mereka. Namun hal tersebut dibantah keras oleh Syaikh 'Arifi.

"Apa yang disiarkan oleh chanel Al-Jadid pengikut Bashar, dan saya yakin ini juga disiarkan oleh chanel-chanel Rafidhah, yang berkaitan dengan kicauan atas nama saya di twitter, tentang fatwa jihad seks di Suriah adalah dusta!" tandas 'Arifi beberapa waktu yang lalu.

Akan tetapi, seperti biasa, bantahan tersebut dianggap angin lalu oleh para pemuja Bashar dan Syiah Iran. Bagi mereka pejuang Suriah gila seks dan harus dipuaskan dengan para perempuan yang merindukan 'surga' dengan "jihad seks" mereka. Termasuk mempublikasikan foto seorang jihadis perempuan Suriah yang dianggap sebagai pelaku "Jihad Seks".

Setelah itu media pro Bashar mengeluarkan video testimoni perempuan muda yang mengaku telah menjadi 'budak seks' bagi para pejuang Suriah anti Bashar, bersamaan dengan adanya kecaman dari pejabat Tunisia yang menyatakan banyak perempuan hamil setelah berjihad seks di kalangan pejuang Suriah.

Situs Al-Arabiya Jumat kemarin (27/9/2013) melansir informasi terbaru terkait 'Jihad Seks' di Suriah. Dalam laporan Al Arabiya dikatakan bahwa wanita Suriah – yang keluarganya mengatakan diculik oleh pasukan keamanan Suriah – telah muncul di televisi pemerintah dengan bercerita tentang bagaimana mereka diperkosa oleh 'pemberontak' atau bagaimana mereka bergabung dengan kelompok al-Qaidah untuk memenuhi kebutuhan duniawi para pejuang yang telah digambarkan banyak media sebagai "jihad seks."

"Ayah saya mengatakan kepada saya untuk pergi dan mandi. Sementara saya sedang mandi, seorang pria datang, ia tampak lebih tua dari usianya yang 50 tahun, dia hanya mengenakan celana dalam. Dia kemudian menarik rambut saya dan memaksa saya ke kamar. Saya menjerit dan ayah saya mendengar teriakan saya, tapi dia tidak melakukan apa-apa," ujar Rawan Qadah, seorang gadis yang maih di bawah usia 18 tahun, dalam pengakuannya di televisi pemerintah Suriah.

Dia menambahkan bahwa ayahnya telah menjual "kehormatan" nya kepada para pemberontak.

Versi yang belum diedit dari video televisi Suriah yang diperoleh Al Arabiya justru menunjukkan keanehan bagaimana gadis itu dalam pernyataannya disutradarai oleh orang yang berada di belakang kamera untuk membaca pernyataan mereka.

Namun, menurut keluarga Rawan Qadah, putri mereka justru diculik oleh pasukan keamanan Suriah setelah kembali dari sekolahnya pada November tahun lalu di kota barat daya Deraa.

Penculikannya telah menyebabkan terciptanya kampanye petisi di situs kampanye sipil global Avaaz.

Pengakuan lain yang disiarkan televisi pemerintah Suriah disampaikan oleh Sarah Khaled al-Alawo dari wilayah timur Deir al-Zourr.

Alawo oleh televisi Suriah digambarkan sebagai anggota Jabhah Al- Nusrah. Dalam pengakuannya dia menyatakan bahwa dia melayani tuntutan seksual para 'pemberontak' dengan menyebutnya sebagai "jihad seksual."

Namun, keluarga Alawo membantah dengan menekankan bahwa putri mereka ditangkap di kampusnya di Damaksus setelah dia menyatakan dukungan kepada pemberontakan melawan rezim Presiden Bashar al-Assad.

Dalam video lain yang diperoleh Al Arabiya sebelum diedit, seorang gadis Suriah meminta orang-orang di belakang kamera untuk memverifikasi tanggal "18″ Tanggal ketika dia diduga diperkosa oleh para pejuang anti Assad. (*/alarabiya)

Video lihat disini

Heboh! Pengakuan Gadis Suriah Dipaksa Melakukan ‘Jihad Seks’

Pengakuan Gadis Suriah Dipaksa Melakukan 'Jihad Seks'

HEBOH kasus "Jihad Seks" di Suriah semakin lama makin terungkap kebohongannya. Sebelumnya media-media mainstream dengan gegap gempita – khususnya media-media pro Bashar dan Syiah – memberitakan kasus ini.

Beberapa media dengan sengaja memberitakan informasi yang belum jelas kebenarannya tersebut dengan tujuan untuk melemahkan barisan Mujahidin dan dukungan kaum Muslimin terhadap Jihad di Suriah.

Sebelumnya media pro Bashar dan Syiah memberitakan tentang adanya fatwa "Jihad Seks" dari ulama Saudi Syaikh Muhammad Al-'Arifi, di mana dalam fatwa itu Syaikh 'Arifi menganjurkan para perempuan untuk membantu para pejuang Suriah dari sisi kebutuhan syahwat seksual mereka. Namun hal tersebut dibantah keras oleh Syaikh 'Arifi.

"Apa yang disiarkan oleh chanel Al-Jadid pengikut Bashar, dan saya yakin ini juga disiarkan oleh chanel-chanel Rafidhah, yang berkaitan dengan kicauan atas nama saya di twitter, tentang fatwa jihad seks di Suriah adalah dusta!" tandas 'Arifi beberapa waktu yang lalu.

Akan tetapi, seperti biasa, bantahan tersebut dianggap angin lalu oleh para pemuja Bashar dan Syiah Iran. Bagi mereka pejuang Suriah gila seks dan harus dipuaskan dengan para perempuan yang merindukan 'surga' dengan "jihad seks" mereka. Termasuk mempublikasikan foto seorang jihadis perempuan Suriah yang dianggap sebagai pelaku "Jihad Seks".

Setelah itu media pro Bashar mengeluarkan video testimoni perempuan muda yang mengaku telah menjadi 'budak seks' bagi para pejuang Suriah anti Bashar, bersamaan dengan adanya kecaman dari pejabat Tunisia yang menyatakan banyak perempuan hamil setelah berjihad seks di kalangan pejuang Suriah.

Situs Al-Arabiya Jumat kemarin (27/9/2013) melansir informasi terbaru terkait 'Jihad Seks' di Suriah. Dalam laporan Al Arabiya dikatakan bahwa wanita Suriah – yang keluarganya mengatakan diculik oleh pasukan keamanan Suriah – telah muncul di televisi pemerintah dengan bercerita tentang bagaimana mereka diperkosa oleh 'pemberontak' atau bagaimana mereka bergabung dengan kelompok al-Qaidah untuk memenuhi kebutuhan duniawi para pejuang yang telah digambarkan banyak media sebagai "jihad seks."

"Ayah saya mengatakan kepada saya untuk pergi dan mandi. Sementara saya sedang mandi, seorang pria datang, ia tampak lebih tua dari usianya yang 50 tahun, dia hanya mengenakan celana dalam. Dia kemudian menarik rambut saya dan memaksa saya ke kamar. Saya menjerit dan ayah saya mendengar teriakan saya, tapi dia tidak melakukan apa-apa," ujar Rawan Qadah, seorang gadis yang maih di bawah usia 18 tahun, dalam pengakuannya di televisi pemerintah Suriah.

Dia menambahkan bahwa ayahnya telah menjual "kehormatan" nya kepada para pemberontak.

Versi yang belum diedit dari video televisi Suriah yang diperoleh Al Arabiya justru menunjukkan keanehan bagaimana gadis itu dalam pernyataannya disutradarai oleh orang yang berada di belakang kamera untuk membaca pernyataan mereka.

Namun, menurut keluarga Rawan Qadah, putri mereka justru diculik oleh pasukan keamanan Suriah setelah kembali dari sekolahnya pada November tahun lalu di kota barat daya Deraa.

Penculikannya telah menyebabkan terciptanya kampanye petisi di situs kampanye sipil global Avaaz.

Pengakuan lain yang disiarkan televisi pemerintah Suriah disampaikan oleh Sarah Khaled al-Alawo dari wilayah timur Deir al-Zourr.

Alawo oleh televisi Suriah digambarkan sebagai anggota Jabhah Al- Nusrah. Dalam pengakuannya dia menyatakan bahwa dia melayani tuntutan seksual para 'pemberontak' dengan menyebutnya sebagai "jihad seksual."

Namun, keluarga Alawo membantah dengan menekankan bahwa putri mereka ditangkap di kampusnya di Damaksus setelah dia menyatakan dukungan kepada pemberontakan melawan rezim Presiden Bashar al-Assad.

Dalam video lain yang diperoleh Al Arabiya sebelum diedit, seorang gadis Suriah meminta orang-orang di belakang kamera untuk memverifikasi tanggal "18″ Tanggal ketika dia diduga diperkosa oleh para pejuang anti Assad. (*/alarabiya)

Video lihat disini

Pengakuan Gadis Suriah Dipaksa Melakukan ‘Jihad Seks’

Pengakuan Gadis Suriah Dipaksa Melakukan 'Jihad Seks'

HEBOH kasus "Jihad Seks" di Suriah semakin lama makin terungkap kebohongannya. Sebelumnya media-media mainstream dengan gegap gempita – khususnya media-media pro Bashar dan Syiah – memberitakan kasus ini.

Beberapa media dengan sengaja memberitakan informasi yang belum jelas kebenarannya tersebut dengan tujuan untuk melemahkan barisan Mujahidin dan dukungan kaum Muslimin terhadap Jihad di Suriah.

Sebelumnya media pro Bashar dan Syiah memberitakan tentang adanya fatwa "Jihad Seks" dari ulama Saudi Syaikh Muhammad Al-'Arifi, di mana dalam fatwa itu Syaikh 'Arifi menganjurkan para perempuan untuk membantu para pejuang Suriah dari sisi kebutuhan syahwat seksual mereka. Namun hal tersebut dibantah keras oleh Syaikh 'Arifi.

"Apa yang disiarkan oleh chanel Al-Jadid pengikut Bashar, dan saya yakin ini juga disiarkan oleh chanel-chanel Rafidhah, yang berkaitan dengan kicauan atas nama saya di twitter, tentang fatwa jihad seks di Suriah adalah dusta!" tandas 'Arifi beberapa waktu yang lalu.

Akan tetapi, seperti biasa, bantahan tersebut dianggap angin lalu oleh para pemuja Bashar dan Syiah Iran. Bagi mereka pejuang Suriah gila seks dan harus dipuaskan dengan para perempuan yang merindukan 'surga' dengan "jihad seks" mereka. Termasuk mempublikasikan foto seorang jihadis perempuan Suriah yang dianggap sebagai pelaku "Jihad Seks".

Setelah itu media pro Bashar mengeluarkan video testimoni perempuan muda yang mengaku telah menjadi 'budak seks' bagi para pejuang Suriah anti Bashar, bersamaan dengan adanya kecaman dari pejabat Tunisia yang menyatakan banyak perempuan hamil setelah berjihad seks di kalangan pejuang Suriah.

Situs Al-Arabiya Jumat kemarin (27/9/2013) melansir informasi terbaru terkait 'Jihad Seks' di Suriah. Dalam laporan Al Arabiya dikatakan bahwa wanita Suriah – yang keluarganya mengatakan diculik oleh pasukan keamanan Suriah – telah muncul di televisi pemerintah dengan bercerita tentang bagaimana mereka diperkosa oleh 'pemberontak' atau bagaimana mereka bergabung dengan kelompok al-Qaidah untuk memenuhi kebutuhan duniawi para pejuang yang telah digambarkan banyak media sebagai "jihad seks."

"Ayah saya mengatakan kepada saya untuk pergi dan mandi. Sementara saya sedang mandi, seorang pria datang, ia tampak lebih tua dari usianya yang 50 tahun, dia hanya mengenakan celana dalam. Dia kemudian menarik rambut saya dan memaksa saya ke kamar. Saya menjerit dan ayah saya mendengar teriakan saya, tapi dia tidak melakukan apa-apa," ujar Rawan Qadah, seorang gadis yang maih di bawah usia 18 tahun, dalam pengakuannya di televisi pemerintah Suriah.

Dia menambahkan bahwa ayahnya telah menjual "kehormatan" nya kepada para pemberontak.

Versi yang belum diedit dari video televisi Suriah yang diperoleh Al Arabiya justru menunjukkan keanehan bagaimana gadis itu dalam pernyataannya disutradarai oleh orang yang berada di belakang kamera untuk membaca pernyataan mereka.

Namun, menurut keluarga Rawan Qadah, putri mereka justru diculik oleh pasukan keamanan Suriah setelah kembali dari sekolahnya pada November tahun lalu di kota barat daya Deraa.

Penculikannya telah menyebabkan terciptanya kampanye petisi di situs kampanye sipil global Avaaz.

Pengakuan lain yang disiarkan televisi pemerintah Suriah disampaikan oleh Sarah Khaled al-Alawo dari wilayah timur Deir al-Zourr.

Alawo oleh televisi Suriah digambarkan sebagai anggota Jabhah Al- Nusrah. Dalam pengakuannya dia menyatakan bahwa dia melayani tuntutan seksual para 'pemberontak' dengan menyebutnya sebagai "jihad seksual."

Namun, keluarga Alawo membantah dengan menekankan bahwa putri mereka ditangkap di kampusnya di Damaksus setelah dia menyatakan dukungan kepada pemberontakan melawan rezim Presiden Bashar al-Assad.

Dalam video lain yang diperoleh Al Arabiya sebelum diedit, seorang gadis Suriah meminta orang-orang di belakang kamera untuk memverifikasi tanggal "18″ Tanggal ketika dia diduga diperkosa oleh para pejuang anti Assad. (*/alarabiya)

Video lihat disini



Al-Qassam Palestina Gelorakan Intifada ke-III


Pada 28 September 2000, Palestina meluncurkan Intifadah Al-Aqsha 2 setelah beberapa tahun perlawanan (Intifadah) pertama tahun 1987 mengalami kebekuan. 

Rakyat Palestina menggelar Intifadah di Tepi Barat dan Gaza menentang penjajah zionis yang berlanjut kepada konfrontasi bersenjata, setelah penjahat zionis "Ariel Sharon" menyerbu halaman Al-Aqsha dan menyakiti perasaan kaum muslimin, dengan pengawalan lebih dari 3000 tentara bersenjata lengkap.

Mengenang peringatan Intifadah tahun ke 13, kondisi belum berubah seperti halnya pada Intifadah pertama tahun 1987 dan Intifadah kedua tahun 2000, rakyat Palestina hidup dalam tekanan berlipat, dan serbuan terencana dan terorganisir ke Al-Aqsha. 

Di tengah seruan zionis kepada warga yahudi untuk menyerbu Al-Aqsha, guna membaginya dan sembahyang disana bersama kaum muslimin, dan meningkatnya proyek pemukiman, serta perundingan yang kembali di gelar pada Agustus bulan ini.

Intifadah Ketiga

Aliansi Pemuda Intifadah Palestina menyerukan kepada segenap rakyat Palestina untuk menjadikan Jumat (27/9) sebagai waktu Intifadah menghadapi penjajah zionis di Tepi Barat dan Al-Quds dengan partisipasi aktif di Gaza.

Aliansi menegaskan, segenap elemen Palestina mulai menggelar persiapan aksi Intifadah menentang yahudisasi yang mengincar Al-Aqsha dan wilayah Palestina.

Partisipasi dalam memperingati Intifadah akan digelar disemua titik di sepanjang perbatasan Palestina. Aliansi menyerukan kepada segenap pemuda Palestina di Tepi Barat, Gaza dan Al-Quds untuk mendeklarasikan dukungan dan menjadikannya sebagai hari nasional Palestina dan untuk membela tempat suci.

Sementara itu gerakan Hamas dan sayap militernya "Al-Qassam" menyerukan kepada rakyat Palestina untuk bergerak melakukan Intifadah menghadapi penjajah zionis, guna menghidupkan kepada spirit perlawanan rakyat, dan mengobarkan bara perjuangan mengusir penjajah zionis.


Hamas lahir bertepatan dengan Intifadah Bebatuan dan kemudian memimpin Intifadah Kedua, lalu menegaskan lewat operasi militernya bahwa perlawanan merupakan satu-satunya cara mengusir penjajah.

Hamas menegaskan, semua upaya untuk menghilangkan perlawanan di Tepi Barat mengalami kegagalan, terutama setelah dua operasi militer yang menewaskan 2 tentara zionis di Tepi Barat sepekan lalu, hal ini menegaskan bahwa kondisi hari ini menegaskan kesiapan untuk menggelar Intifadah baru.

Dubes Paraguay untuk Asean Ucapkan Kalimat Syahadat

Duta besar Paraguay untuk lima negara Asia, Cecar Estebon Grillon (kanan) membaca dua kalimat syahadat didampingi Menteri Agama RI, Suryadharma Ali saat memutuskan untuk menjadi muallaf di masjid Istiqlal, Jakarta, Jumat (27/9)

Duta Besar Republik Paraguay untuk lima negara ASEAN, Cecar Estebon Grillion menjadi seorang mualaf. Ia menjadi seorang pemeluk agama Islam, setelah mengucapkan dua kalimat syahadat, di Masjid Istiqlal, Jakarta, Jumat (27/9/2013).

Pengucapan syahadat Cecar Estebon Grillion dibimbing langsung oleh Imam Besar Masjid Istiqlal, KH. Ali Mustafa Yaqub. Dengan sedikit terbata-bata Cecar mengucapkan syahadat dengan bahasa Arab.
"Asyhadu anla Ilaha illa Allah, Wa asyhadu anna Muhammad ar Rasulullah," kata Cecar, yang langsung disambut "Alhamdulillah," oleh ribuan jamaah masjid Istiqlal yang menyaksikan.

Cecar mengatakan, Islam itu adalah yang indah. Menurutnya Islam mengatur segala sendi kehidupan dan jauh dari kesan keras seperti yang digambarkan selama ini. Ia mengaku, ketertarikannya terhadap agama Islam muncul begitu saja.

Awalnya Ia hanya berpikir, kalau memang Tuhan itu ada, bagaimana mungkin nama-nama Tuhan itu berbeda-beda. Cecar pun mulai mempelajari dan membaca bahwa sebenarnya ada kesamaan nama Tuhan dari agama yang diturunkan dari keluarga Ibrahim.

Sejak awal ia sepakat bahwa Tuhan itu maha kuasa dan esa. Ini sesuai dengan konsep asli agama-agama keturunan Ibrahim. Dan itu terlihat, nama Tuhan di agama Ibrahim.

"Di Yahudi Tuhan disebut Elohim, di Kristen disebut Alah dan di Islam disebut Allah," ujarnya yang di dampingi calon istrinya Yulie Setyohadi, sebagai penerjemah.

Ia melanjutkan, menurutnya hanya agama Islam yang secara tegas menyatakan Allah itu satu dan tidak ada tandingan atau keturunan yang dapat menandinginya. Setelah menyampaikan ketertarikannya tersebut, Cecar putuskan untuk mempelajari Islam lebih mendalam.

Sementara Yulie memastikan keinginan calon suaminya mencari hidayah itu bukan, karena paksaan dari dirinya atau hanya karena alasan pernikahan. Ia mengatakan, Cecar memang serius untuk memeluk Islam, bahkan sebelumnya telah banyak belajar dari tokoh besar Islam Indonesia, Prof. KH. Quraisy Shihab dan dibimbing juga oleh Imam Besar Masjid Istiqlal, KH. Ali Mustafa Yaqub.