TRIBUN LAMPUNG/PERDIANSYAH
Ilustrasi
Didampingi ibu kandung dan kuasa hukumnya, Nimas Puspita Ningrum (18), warga Para'aman, Kelurahan Dawuan, Kecamatan Situbondo, ini berjalan sambil membawa poster bertuliskan 'Dunia Pendidikan Berkabung, Aksi Solidaritas Untuk Nimas', menuju Mapolres Situbondo.
Aksi keprihatinan ini dilakukan, sebagai bentuk upaya perlawanan adanya sikap diskriminasi dan tidak adil dari kepala sekolah. Nimas nekat melaporkan kepala sekolahnya ke Sentra Pelayanan Kepolisian (SPK) Mapolres Situbondo.
"Hari ini saya bersama Nimas melaporkan kepala sekolahnya ke polisi, karena saya menilai ada bentuk diskriminasi dan dugaan pemalsuan data," ujar Supriyono,
Menurutnya, aksi ini merupakan bentuk protes atas kesewenang wenangan yang dilakukan lembaga pendidikan terhadap sisiwanya, dimana siswa itu sudah memenuhi standar kelulusan nasional dan oleh kepala sekolah justru tidak diluluskan dengan alasan akhlak.
Kasubag Humas Polres Situbondo AKP Wahyudi mengatakan telah menerima laporan dan akan melakukan pemeriksaan terhadap saksi-saksi terkait laporan itu.
Diberitakan sebelumnya, pihak sekolah mengeluarkan Nimas dari sekolah dengan terbukti menyimpan foto telanjang dada pacarnya di ponselnya.
Keluarga Nimas kemudian meminta perlindungan ke Kantor Pusat Pelayanan Terpadu Perlindungan Perempuan dan Anak (KPPT PPA) Situbondo untuk dapat mengikuti ujian nasional.
Saat ujian berlangsung, Nimas mengerjakan soal ujian sendirian di di ruang KPPT-PPA. Namun, saat kelulusan Nimas kaget bukan kepalang, karena ternyata dirinya tidak dinyatakan lulus oleh pihak sekolahnya.
0 comments:
Posting Komentar