Seorang anak muda berjanggut, ramah, pemberani dan keturunan etnis Chenchen menjadi salah satu komandan yang cukup dikenal di kelompok Negara Islam Irak dan Syam (ISIS).
Associated Press melaporkan Rabu (2/7/2014) pemuda itu bernama Omar al-Shishani (terjemahannya: Omar asal Chechnya). Ia merupakan satu dari ratusan pemuda Chechnya yang dikenal sebagai pejihad yang dikenal keberaniannya di Suriah.
Tidak seperti Abu Bakr al-Baghdadi pemimpin ISIS yang selalu ngumpet, al-Shishani tampil di setiap rekaman video dengan wajah ramah dan tersenyum.
Dalam video yang disebarkan akhir pekan lalu, Al-Shishani tampak berdiri di sebelah jurubicara ISIS, saat mengumumkan dihapuskannya perbatasan Irak dan Suriah.
''Kami akan mendudukkan kembali sang khalifah, dan bila Allah tidak mengizinkan, maka kami mohon ampunan dan memberi kami anugerah sebagai syuhada,'' kata Omar al-Shishani.
Lelaki berusia 28 tahun itu, termasuk komandan militer ISIS di Suriah yang berhasil melebarkan sayap teritorialnya sampai ke perbatasan Irak.
''Melihat operasi militer ISIS yang semakin berkembang, besar kemungkinan ia akan menjadi menduduki posisi pemimpin militer,'' ujar Charles Lister, analis di Brookings Doha Center.
Omar al-Shishani yang bernama asli Tarkhan Batirashvili, adalah keturunan etnis Chenchen dari Georgia. Yakni dari Lembah Pankisi yang menjadi pusat komunitas Muslim militan Chechnya.
''Omar al-Shishani pernah menempuh pendidikan militer Georgia tapi dikeluarkan karena sakit,'' tutur seorang tetangga dekatnya. Polisi Georgia pernah menangkap al-Shishani karena memiliki sejumlah senjata ilegal, dan setelah dibebaskan 2010, ia pergi ke Turki.
Batirashvili tiba-tiba muncul di Suriah pada 2013 dan dikenal sebagai ''Omar dari Chechnya'' dan memimpin kelompok militan bernama ''Angkatan Bersenjata Imigran dan Partisan''. Anggotanya kebanyakan terdiri dari warga asing, termasuk negara-negara bekas Uni Soviet.
''Dalam sebuah pertemuan, Omar al-Shishani menyatakan sumpah setia pada Abu Bakr al-Baghdadi,'' tulis Al-Akhbar harian Lebanon.
Prestasi pertama di medan laga ditunjukkan saat al-Shishani memimpin pasukannya merebut pangkalan udara Managh di utara Suriah. Sebelumnya, sejumlah gerilyawan telah mencoba melakukan hal yang sama, namun selalu gagal.
''Pada saat al-Shishani bergabung, pangkalan itu jatuh ke tangan kami,'' tutur Abu al-Hassan Maraee, pejihad di kawasan utara Suriah. (*AP/ini)
0 comments:
Posting Komentar