Bekas Perdana Menteri Australia John Howard mengatakan, dirinya tak mampu menahan malu dan "tak percaya" ketika diungkap bahwa almarhum Saddam Hussein ternyata tak punya senjata pemusnah massal atau (WMD).
Howard menyatakan merasa malu kegagalan intelijen itu diungkap kepada publik, yang seperti melecehkan dukungan terhadap invasi di Irak pada 2003.
Australia sepenuhnya mendukung invasi tersebut dan Howard mengirim pasukannya.
Ketika ditanya oleh televisi Australia Channel 7, Minggu (21/9/2014), bahwa Irak ternyata tak punya senjata pemusnah massal seperti yang dinyatakan presiden AS George W.Bush, Howard mengatakan "merasa malu" dengan berita tersebut.
Howard terkejut dengan bahasa yang digunakan intel AS yang seolah menghakimi bahwa Irak punya WMD dan punya potensi kemampuan nuklir, tapi ia membantah info itu memang sengaja digoreng intel untuk membenarkan invasi.
"Saya melakukan hal yang terbaik untuk menjelaskan bahwa ini bukan penipuan yang disengaja..Mungkin ini kesimpulan yang salah berdasar info yang tersedia tetapi tidak dibuat agar Bush mengumbar omong kosong," tutur Howard.
Anggota parlemen dari kubu Independen Andrew Wikie, yang saat itu bekerja di Kantor Assesment National (ONA), keluar dari badan intelijen Australia dan meniup peluit terhadap info lebay intelijen itu.
"Johm Howard harus merasa dirinya terkutuk daripada sekadar malu," kata Wilkie kepada ABC Australia, Senin (22/9/2014).
Untung, tambah Wilkie, Howard tak sampai dituduh melakukan konspirasi pembunuhan massal.
Wilkie berpendapat bahwa Howard merasa nyaman keluar dari penilaian ONA yang mengeksplorasi pemikiran Washington pada saat itu dan ternyata Washington ingin segera cabut dari Irak. Howard dianggap Wilkie seperti menunggu bola muntah di depan gawang dalam sepak bola.
Howard menyatakan, seperti salah membaca sejarah untuk memahami perkembangan cepat gerombolan ektermis di Irak sekarang dengan melakukan serangan udara, seolah sedang menghadapi Perang Teluk II.
Ancaman terorisme di Australia "itu nyata," kata Howard. Ia menganggap bukan ide bagus membahas meningkatnya imigrasi kaum Muslimin ke Australia.
"Lepas dari masalah lain, masalah ini akan dipandang oleh para negara sahabat kita seperti Indonesia dan Malaysia sebagai sesuatu yang negatif," pungkas Howard. (*inilah)
0 comments:
Posting Komentar