Malaikat maut telah menjemput mantan perdana menteri Israel Ariel Sharon. Baru masuk liang kubur dan dalam masa penghormatan terakhir, 2 rudal pun meledak di dekat lokasi pemakamannya. Entah, apakah itu awal pembalasan atas perbuatan kejinya di dunia.
Upacara pemakaman mantan Perdana Menteri Ariel Sharon pun tak sekhidmat upacara pemakaman pada umumnya. Sedikit terganggu. Sebab gempuran rudal 'menghiasi' upacara itu.
Rudal yang diduga ditembakkan oleh militan Gaza Hamas itu jatuh di dekat perkebunan di mana Ariel Sharon dikuburkan. Beruntung tidak ada korban akibat ledakan, di acara pemakaman yang dihadiri petinggi Israel dan pimpinan negara asing lainnya.
Sementara ratusan warga menyaksikannya di layar televisi raksasa, yang dipasang di sekitar lokasi jenazah Sharon yang dikuburkan.
"Dua rudal mendarat di daerah terbuka di wilayah Shaar Hanegev," kata seorang juru bicara militer yang tak disebutkan identitasnya seperti dilansir Telegraph, Selasa (14/1/2014).
Ledakan rudal itu terjadi di tengah antisipasi ancaman bahaya dari luar terutama serangan roket dari Gaza, yang dilakukan Pemerintah Israel. Di mana mereka memberlakukan pengamanan yang ketat. Seperti menerapkan sistem keamanan udara, juga menyiagakan puluhan militer Angkatan Udara Israel juga di sekitar lokasi pemakaman.
Penjagaan itu juga dilakukan lantaran kawasan Perkebunan Shikmim pernah menjadi target serangan roket dari Gaza. Karenanya, Israel saat ini menerapkan sistem Perisai Rudal demi menangkal segala kemungkinan buruk yang bisa terjadi. Tapi nyatanya memang benar, banyak rudal berseliweran di daerah itu, meski telah tesiar kabar pemakaman Sharon.
Mantan pemimpin yang dijuluki 'buldozer' itu dimakamkan di samping makam istrinya, Lily, di Perkebunan Shikmim, Kota Negev yang menjadi kampung halamannya.
Sebelumnya digelar upacara peringatan yang bersifat kenegaraan pada Senin 13 Januari pagi, sekitar pukul 09.30 waktu setempat. Yang dilanjutkan dengan upacara militer.
Pada Minggu 12 Januari, sehari sebelum pemakaman, jenazah Sharon dalam peti mati ditempatkan di parlemen Yerusalem. Kala itu, warga Israel diperkenankan untuk melihat Sharon untuk yang terakhir kalinya.
Telegraph | Lip6
0 comments:
Posting Komentar