Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) mengaku pernah mendapat saran dari seorang menteri untuk kembali mengadakan aksi penembak misterius (petrus) seperti saat Orde Baru.
Dalam bukunya yang berjudul Selalu Ada Pilihan, SBY menulis pada halaman 287 bahwa ia pernah diusulkan untuk mengambil tindakan menggunakan petrus.
"Suatu hari saya sedang berbicara dengan seorang anggota kabinet. Pejabat tersebut memiliki komitmen yang amat tinggi untuk memberantas korupsi. Kami berdua benar-benar cocok untuk urusan itu," tulis SBY, seperti dikutip dari bukunya, Senin (20/1/2014).
SBY menuturkan, ia dan menteri tersebut sangat cocok untuk memberantas korupsi yang semakin menjamur di Indonesia.
"Kami sering jengkel melihat masih terjadi kasus-kasus korupsi, padahal kita telah melakukan pemberantasan korupsi yang paling agresif dalam sejarah di Indonesia," kata SBY.
Keduanya pun terlibat dalam satu titik pembicaraan. Berikut ini dialog SBY dan menteri tersebut.
"Pak Presiden, saya kira sudah saatnya Bapak mengambil sikap yang sangat tegas dan tindakan yang sangat berani," kata menteri tersebut kepada SBY.
"Apa yang Anda maksudkan? Kita sudah habis-habisan ini. KPK juga sudah bekerja seperti itu. Ratusan izin sudah saya keluarkan untuk memeriksa pejabat negara, pusat, dan daerah yang diduga melakukan korupsi," ujar SBY.
"Bukan. Bukan itu yang saya maksudkan, Pak," sambung menteri yang enggan disebut namanya.
"Apakah Pak SBY tidak pernah terlintas untuk mengambil tindakan seperti zaman petrus dulu," tuturnya kepada SBY.
Mendengar perkataan tersebut, SBY terhenyak. Namun, ia tidak menyalahkan mengapa ada pemikiran radikal seperti itu.
"Niat dan maksudnya baik. Oleh karena itu, secara persuasif saya sampaikan bahwa hal itu tidak mungkin dilakukan. Di samping bertentangan dengan hak asasi manusia, juga akan menimbukan persoalan baru. Apalagi kalau ada ekses yang tidak kita kehendaki," jelas SBY. (*okz)
0 comments:
Posting Komentar