Henk Zanoli (91) menyelamatkan seorang anak Yahudi saat Perang Dunia II, dan tahun 2011 pemerintah Israel memberinya medali Righteous Among the Nations.
Sabtu (16/8), Zanoli mengembalikan medali itu setelah tahu enam anggota keluarganya yang tinggal di Jalur Gaza menjadi korban kebiadaban Israel.
Zanoli mengembalikan medali itu, plus surat untuk pemerintah Israel, ke Kedubes Israel di Den Haag, Belanda.
"Buyut-buyut dari ibu saya telah kehilangan nenek, tiga paman, seorang bibi, dan sepupu, di tangan militer Israel," tulis Zanoli dalam surat itu.
Serangan yang menewaskan anggota keluarga Zanoli terjadi 20 Juli, atau ketika Israel sedang gencar membombardir sekujur Jalur Gaza.
Keponakan Zanoli adalah diplomat Belanda yang menikah dengan Ismail Ziadah, ekonomi Palestina yang lahir di kamp pengungsi di Jalur Gaza. Ziadah kehilangan ibu, tiga saudara, adik ipar, dan keponakan berusia sembilan tahun, selama serangan Israel ke Jalur Gaza.
Tidak ada respon dari Kedubes Israel di Den Haag. Di Tel Aviv, koran Haaretz menerbitkan surat itu di halaman depannya.
Zanoli menulis; "Tetap memegang medali pemberian Israel adalah penghinaan terhadap seluruh anggota keluarga saya yang tewas."
Zanoli bercerita sedikit tentang dirinya yang kehilangan ayah di kamp konsentrasi Nazi, serta iparnya yang meninggal di medan pertempuran melawan Jerman pada Perang Dunia II. Ia juga mempertaruhkan nyawa ketika menyembunyikan seorang anak Yahudi selama tiga tahun.
"Dengan latar belakang ini, sangat mengejutkan dan tragis ketika harus menyaksikan empat generasi keluarga kami terbunuh oleh Israel," demikian Zanoli.
Semula, Zanoli ingin berjalan sendirian ke Kedubes Israel di Den Haag, tapi tubuh pensiunan pengacara itu terlalu lemah. Ia meminta seseorang mengatar surat dan medali itu.
Pada alinea terakhir, Zanoli mengkritik Israel dan menyebut negeri itu melakukan kejahatan perang di Jalur Gaza. (*inl)
0 comments:
Posting Komentar