Cerita Antonius menjadi Muallaf di Aceh

Muallaf , Antonius Manalu - Syaifuddin (*Aqmari)

SEBUAH perjalanan hidup yang panjang dan melalui proses yang mendalam serta tantangan yang siap dihadapi dalam pensyahadatan yang dialami oleh Antonius Manalu, asal Sumatera Utara.

Dulunya ia pemeluk agama Kristiani kini menjadi Mu'allaf pada, 11 Desember 2013 di Pesantren Lam Ateuk, Aceh Besar.

Antonius Manalu mulai menceritakan kisahnya sebelum menjadi muallaf di tempat asalnya di Siantar, Sumut.

"Aku bang sudah lama tinggal di Aceh dan satu perbedaan yang saya lihat orang yang pergi shalat seakan-akan terpancar sebuah cahaya dan terlihat begitu bersih dan tenang, sehingga ada keinginan besar untuk melakukan shalat", ungkap Antonius, dalam logat Medan yang kental.

"Yang utama tentang Tuhan kalau dulu kami di jamaat ke gereja hanya seminggu sekali tetapi disana kami hanya nyanyi-nyanyi tak jelas apa yang kami lakukan serta tidak menemukan sebuah ketenangan didalam batin," ungkapnya.

Antonius berujar, pertanyaan-pertanyaan akan ketuhanan itu mulai membuatnya gusar hingga ia pun merantau ke Serambi Mekkah. Di Ulee Kareng ia bekerja di sebuah ruko penyedia bahan bangunan 'Virgo'.

"Yang kami sembah juga ada tuhan anak, ibu dan Bapak jadi siapa yang lebih pantas kita sembah?"

Akhirnya, keinginannya ingin menjadi muallaf itu ia ungkapkan pada atasannya, Dicky sang pemilik Toko tempat ia bekerja.

"Keinginan ini juga pernah saya ungkapkan pada si Bos, bahwa saya mau masuk islam apa boleh? kemudian bang Dicky mengatakan, "Pikirkan dulu benar-benar, masuk islam itu bukan coba-coba harus benar-benar ada niat dari diri serta harus ikhlas dari hati, keputusan itu tetap ada ditanganmu," ujar Syaifuddin meniru ucapan Dicky.

Waktu terus berganti keinginan yang terus membara tersebut terus disimpan dalam hati, hingga di pertengahan tahun 2013, Ia pun memberanikan diri untuk mengungkapkan niat tersebut kepada orang tuanya yang ada di Siantar Sumatera Utara.

"Mak, aku di Aceh merantau dan orang semua punya agama, aku ngak jelas agamaku dan aku mau masuk Islam," ungkap Antonius pada sang ibu. Namun, jawaban tak mengenakkan serta ancaman pun keluar dari sang Ibu. 

"Coba kau masuk islam jangan kau injak lagi rumah ini dan jangan pulang lagi kau kesini, tinggal saja kau dengan orang yang sama dengan agamamu," ujar Antonius lirih mengutip sang Ibu.

Keinginannya menjadi Muslim, Antonius dijauhi keluarganya. Dengan bersedih hati, ia kembali ke Aceh. Dengan menyimpan hasrat terhadap memeluk Islam terus disimpan dihatinya.

Di Aceh, Antonius pun mulai membulatkan tekad mempelajari Islam dari tetangga di tempat tinggalnya, serta teman-temannya. Keseriusannya ingin menjadi mu'alaf, Ia dihadiahi sebuah buku tentang Islam oleh seorang tetangga.

Pada malam rabu 11 Desember 2013, Antonius mantap mengucap dua kalimat syahadat. Di pesantren Lam Ateuk, Ulee Kareng, kini Antonius menjadi seorang Muslim serta mengganti namanya menjadi menjadi, Syaifuddin. (*Samsul Aqmari/ACW)

0 comments:

Posting Komentar