Pasukan siluman militer Amerika Serikat (AS) atau Navy SEAL blak-blakan bahwa dialah yang menembak mati Osama bin Laden, pendiri al-Qaeda. Dia adalah Rob O'Neill.
O'Neill berani membongkar identitasnya meski ancaman pembunuhan akan menimpanya setiap saat. Dia mengaku sebagai penembak mati Osama bin Laden dari jarak dekat di rumah rahasia di Abbottabad, Pakistan tahun 2011.
Usianya saat ini 38 tahun. Selain risiko dibunuh para loyalis Osama bin Laden, O'Neill juga terancam didepak dari pasukan elite AS karena nekat membongkar identitas aslinya. Dia sudah bergabung dengan Pasukan Navy SEAL selama 16 tahun.
Dia pertama kali blak-blakan sebagai penembak mati Osama bin Laden dalam sebuah wawancara dengan stasiun televisi Fox.
O'Neill mengatakan dia membunuh Osama bin Laden dengan tiga tembakan di dahi dari jarak dekat. Meskipun dia berani membongkar identitasnya, namun ayah Rob O'Neill sangat takut.
"Orang-orang bertanya jika kita khawatir bahwa ISIS akan datang dan mendapatkan kita karena Rob bicara kepada publik," katanya menirukan kekhawatiran ayahnya.
"Saya bilang, bahwa saya akan melukis target besar di pintu depan, dan berkata datanglah dan sergaplah kita," lanjut dia, seperti dikutip news.com.au, Kamis (6/11/2014). O'Neill berbicara tentang rahasia kematian Osama bin Laden sebagai seorang pembicara motivasi.
Menurutnya, selain menembak dahi Osama bin Laden tiga kali, dia juga menembak dada pendiri al-Qaeda itu. Dalam wawancara, dia minta istrinya berkemas untuk meninggalkan rumah mereka setelah dia membongkar identitas aslinya sebagai pembunuh Osama.
Bongkar Identitas Diri, Pentagon Marah
Langkah Rob O'Neill membongkar identitasnya ke publik membuat Pentagon marah.
Rob O'Neill, 38, adalah salah satu dari skuad Navy SEAL yang menamakan diri "Team Six". Selain membunuh Osama bin Laden, tim itu juga membunuh empat orang lainnya saat menggerebek tempat persembunyian Osama bin Laden.
Ayah O'Neill, Tom O'Neill, membenarkan kemarahan Pentagon dengan ulah anaknya yang berani membongkar identitasnya sebagai penembak mati Osama binn Laden.
"(Rob) tidak diperbolehkan untuk berbicara, namun mereka menggunakan 'pengeras suara' besar ini untuk membuatnya diam," kata Tom O'Neill mengacu adanya tekanan Pentagon untuk membungkan putranya.
"Saya mendukung dia dalam segala sesuatu yang dia lakukan," lanjut Tom yang memuji keberanian putrnya untuk berterus terang kepada publik.
Tom tidak khawatir, bahwa ulah putranya yang membongkar indentitas diri itu akan berdampak pada karir dan penghapusan asuransi kesehatan serta tunjangan pensiun setelah putranya keluar dari militer.
"Apa yang seharusnya Anda lakukan ketika Anda keluar dari militer setelah layanan tersebut? Menjadi penyambut di Walmart," kata Tom kepada Daily Mail, semalam.
Dikenai Sanksi Peradilan
Aksi membongkar identitas diri Rob O'Neill itu hampir bersamaan dengan peluncuran buku "No Easy Day" yang berkisah tentang sepak terjang "Team Six" Navy SEAL saat menggerebak Osama bin Laden di Abbottabad, Pakistan.
Komandan tertinggi Navy SEAL mengecam peluncuran buku itu."Sebuah prinsip penting dari etos kami adalah; 'Saya tidak mengiklankan sifat pekerjaan saya, atau mencari pengakuan atas tindakan saya'," tulis Laksamana Brian Losey, Kepala Komandan Navy SEAL dalam keterangan tertulis.
"Semua anggota yang terkait informasi rahasia memiliki kewajiban dan tugas untuk melindungi informasi ini, terlepas dari apa yang dapat tercermin di media, akurat atau tidak," lanjut keterangan itu.
"Kami akan secara aktif mencari konsekuensi peradilan bagi anggota yang dengan sengaja melanggar hukum."
(*dailymail/reuters/snd)
0 comments:
Posting Komentar