Media Israel menyebarkan isu bahwa sebagian rezim Arab ikut koordinasi dalam menggagalkan Intifada jilid III di Palestina yang dipicu oleh yahusasi Al-Quds karena masalah kota suci ini bisa mengguncang stabilitas di kawasan. Tentu tak bisa kita serta merta mempercayai informasi ini. Namun pada saat yang sama tak bisa pula kita anggap angina lalu, apalagi pihak rezim-rezim Arab hanya diam seribu bahasa saat Al-Quds dinistakan oleh ZIonis Israel. Sebuah sikap yang mencurigakan.
Seperti diketahui – sebagai informasi akurat – bahwa Israel khususnya setelah kesepakatan damai dengan Mesir pada tahun 1979 berhasil menginfiltrasi ke dunia Arab. Meskipun sebagian menegaskan, infitrasi (hubungan) itu terjadi diam-diam dengan factor yang tidak bsia dipahami. Selain itu, pengumuman resmi kerjasama koordinasi pihak Otoritas Palestina (pimpinan Mahmud Abbas) dengan Israel juga disebut usaha resmi terang-terangan pertama sebagai bentuk usaha menggagalkan Intifada III antara rezim Israel dan Arab. Kerjasama ini membuat Israel lebih aman dan stabil.
Bagaimana dengan rezim Arab lainnya? Saat agresi Israel ke Gaza berkali-kali, terutama oada Juli 2014 lalu, justru tersiar kabar dari media Israel ada koalisi Arab "anti teroris" dengan Israel; terutama Mesir, Saudi dan Emirat. Radio Israel edisi (2/11) mengutip sumber pejabat penting Israel bahwa upaya diplomasi Saudi berperan penting dalam mengurangi usaha penyelundupan senjata bagi perlawanan Palestina di Jalur Gaza.
Saudi memanfaatkan kebutuhan Umar al-Basyir, presiden Sudan terhadap legalitas regional dan internasional pasca dakwaah kejahatan kemanusiaan. Saudi menekan Sudan agar menghentikan kerjsama dengan Iran dalam menyelundupkan senjata ke Gaza. Sudan diminta menghentikan "stasiun" transit senjata Iran ke Gaza melalui gurun Mesir dan Sinai. Saudi menilai, perjanjiannya dengan Saudi sebagai syarat normalisasi hubungan antara Riyadh dengan Khoutum. Inilah yang terjadi.
Wartawan gaek Israel Ron Ben Yasha yang juga pengamat militer di Yediot Aharonot orang yang pertama kali mengungkap peran Saudi dalam menghadapi penyelundupan senjata dari Sudan ke Gaza.
Bagaimana dengan peran Arab dalam membendung Intifada yang dipicu oleh Al-Quds? Dalam laporan yang diterbitkan oleh Pusat Kajian dan Analsis Medis Israel (13/11), Amos Gilad, ketua dinas politik dan keamanan di Kementerian Pertahanan Israel mengatakan, sejumlah Negara Arab intervensi menghentikan provokasi unjuk rasa dan di Al-Quds dan masjid Al-Aqsha. Hal itu sebagai hasil usaha diplomasi politik Israel kepada Negara-negara Arab tersebut. Bahkan kata Amos, aksi penangkapan dan pengasingan dari masjid Al-Aqsha yang dilakukan Israel karena usaha diplomasi dengan Arab karena rezim Arab tidak ingin menciptakan kerusuhan di kawasan.
Pihak politisi dan pejabat kemaanan di Tel Aviv juga menyebutkan perang Abu Dabi (Emirat) dalam mengibarkan bendera "anti Islam politik" dalam rangka mengubur usaha Arab membela Al-Aqsha. Emirat membeli 35 flat di Jerusalem dari pemiliknya p dan dijual ke agen yahudi untuk mencari keuntungan. Sementara Syekh Abdullah Zayid menyatakan khawatir situasi di Al-Quds akan memicu meletusnya Intifada III yang bisa mengancam stabilitas kawasan. (at/asy-syarq Qatar/infopalestina)
0 comments:
Posting Komentar