Peran-Peran 'Ga Banget' di Layar Hiburan ,Ada Yang diperankan Jupe Dan Depe Juga Lho


Peran-Peran 'Ga Banget' di Layar Hiburan 
 Layar hiburan di tanah air seringkali menghadirkan peran-peran yang menggelitik logika penonton. Menggelitik karena peran-peran tersebut menyajikan sesuatu yang bertolak belakang dengan fakta yang ada pada kenyataan.
Peran-peran tersebut sering muncul baik dalam film maupun sinetron Indonesia. Disadari atau tidak, penonton ditipu oleh peran-peran yang ditawarkan.
Berikut ini beberapa jenis peran pilihan KapanLagi yang dianggap 'ga banget'. Bukan berarti peran tersebut jelek, namun detil peran yang ditawarkan begitu aneh dan mengundang tanda tanya.


1. Dosen berpakaian seksi 

 Peran-Peran 'Ga Banget' di Layar Hiburan

 Dosen boleh dong tampil seksi, paling tidak dengan berpakaian seksi, mahasiswa jadi betah belajar lama-lama di dalam kelas. Peran yang seperti ini terbaru dibawakan oleh Julia Perez dalam KUTUKAN ARWAH SANTET. Jupe berperan sebagai dosen kedokteran dengan mahasiswanya kebanyakan pria.
Pada kenyataannya, dosen kedokteran seringkali tampil sederhana dan elegan alih-alih seksi dan mencolok seperti ini. Pasalnya mereka harus menghabiskan waktu dengan banyak membaca literatur kedokteran serta penelitian yang tentunya tak sedikit. Kalau dihabiskan dengan berdandan, nantinya waktu yang ada jadi tersita untuk hal yang sebetulnya bisa dilakukan belakangan.

2. Tua Atau Muda?

 - Sinetron JANJIKU (1996-1997) patut diacungi jempol karena menampilkan peran ganda untuk pertama kalinya. Paramitha Rusady menjadi sang ibu (Laras) sekaligus anak (Nada).
Sayang, dengan keterbatasan efek visual pada masa itu, peran sebagai si Anak terasa begitu janggal karena wajah yang dihadirkan hampir mirip dengan sang ibu. Ini apakah sang ibu awet muda atau memang si anak terlalu tumbuh cepat? (kpl/dka)

3. Terlalu Stylish


-
 Satu peran yang sering dipaksakan dalam sinetron Indonesia adalah peran orang miskin. Pasalnya, siapa pun yang memerankan orang miskin seperti tak rela wajahnya dirias hingga mendekati kenyataan yang ada.
Ambil contoh peran Agnes Monica dalam sinetron JELITA di mana ia dikisahkan menjadi anak dari keluarga kurang mampu. Dari pakaiannya sih sudah mendekati, namun riasan dan gaya rambutnya, benar-benar bukan menunjukkan penampilan orang yang tiap hari harus tersengat matahari dan berada di jalanan.

4. Kaya Miskin Tak Terlihat Bedanya

- Batas antara kaya dan miskin terkadang kabur dalam sinetron-sinetron Indonesia. Tidak bisa dibedakan penampilannya antara yang miskin dan yang kaya. Terutama yang miskin, penampilannya seringkali terlihat berlebihan.
Dalam sinetron PUTRI YANG DITUKAR, Nikita Willy berperan sebagai Amira, gadis yang berasal dari kalangan tak mampu. Tapi coba lihat, highlight rambutnya seakan menegasi statusnya sebagai orang kurang mampu. Kalah dong yang kaya.


5. Hantu Nyeleneh

 - Film horor Indonesia sebetulnya berpotensi membuat penonton ngeri dengan sosok-sosok hantu yang sudah banyak diperbincangkan dari mulut ke mulut seperti pocong, kuntilanak, atau genderuwo.
Kesan ngeri tersebut bisa jadi berbeda apabila sineas yang menggarap film horor memodifikasi sosok-sosok yang sebetulnya mengerikan tersebut dengan tambahan detil yang membuat penonton heran.
Sebut saja suster keramas, pocong goyang pinggul, nenek gayung, kakek cangkul, dan kuntilanak duyung. Entah karena sudah kehabisan cara untuk mengangkat hantu-hantu "normal" atau karena memang sengaja membuat horor komedi, hantu-hantu tersebut tampil jauh dari kesan mengerikan.

6. Superhero Amerika di Kisah Persilatan Indonesia?

- Usaha pertelevisian Indonesia untuk melestarikan serial persilatan harus diapresiasi. Mengangkat serial silat seperti TUTUR TINULAR tentu sebuah pilihan berani di era masyarakat yang doyan kisah drama yang penuh intrik.
Sayang, niat baik tersebut ternoda dengan munculnya sosok superhero Batman dan musuhnya, Joker dalam cerita silat tersebut. Dua sosok yang tenar di Amerika tersebut langsung menjadi cemoohan banyak penonton. Teganya sang penulis naskah memasukkan tokoh tersebut ke dalam kontinuitas cerita.

0 comments:

Posting Komentar