Van Doorn akan Dirikan Partai Islam Pertama di Eropa


Mantan Politikus anti-Islam Belanda, Arnoud Van Doorn berencana mendirikan partai politik Islam pertama di Eropa. Partai ini akan fokus memperjuangkan hak Muslim di seluruh Eropa.

"Partai ini akan terdiri dari kalangan Muslim dan non-Muslim yang bersimpati terhadap Islam dan Muslim," kata dia seperti dilansir Saudi Gazzete, dikutip ROL Rabu (30/10).

Van Doorn mengatakan niatan ini merupakan janjinya sebagai penembusan dosanya di masa lalu. "Saya berharap Allah menerima tobat saya dan memaafkan saya," kata dia.


Selain mendirikan partai, produsen film fitna ini akan memproduksi film berjudul Muhammad. Film ini dimaksudkan guna meluruskan apa yang salah dari film fitna. 

"Kami juga menyiapkan film pendek guna menceritakan kisah Rasulullah dalam lima bahasa dan didistribusikan ke seluruh Eropa," kata dia.

Tak hanya itu, Van Doorn juga akan memproduksi sebuah film tentang sejarah Madinah berjudul "Madinah : Sejarah Islam". Ia juga akan menulis sebuah buku tentang pengalamannya berhaji. 


"Saya tidak pernah lupa, bagaimana seorang petugas keamanan membawa jamaah haji tua dipunggungnya, dan mengantarnya ke lokasi lontar jumrah," kata dia.

Van Doorn tak berhenti menyesali perbuatannya sebelum menjadi Muslim. Ia pun telah menjelaskan kepada ibu, istri dan ketiga anaknya tentang agama yang dipeluknya saat ini.

"Seluruh hidupku sebelum Islam begitu kosong tanpa makna," kata dia. (*/rol)

Jamaah Haji asal Aceh dapat Dana Baitul Asyi di Mekkah

tribunnews

JAMAAH haji asal Aceh memperoleh pembagian dana "Baitul Asyi" di Mekkah, yang masing-masing senilai 1.500 Riyal Arab Saudi atau berkisar Rp4,5 juta.

"Dana `Baitul Asyi` itu telah dibagikan sejak jamaah tiba di Tanah Suci, dan masing-masing memperoleh 1.500 Rial Arab Saudi," kata Kepala Kanwil Kemenag Aceh Ibnu Sakdan di Banda Aceh, Senin.

Ia menjelaskan, besarnya dana "Baitul Asyi" yang diterima para jamaah haji asal Aceh pada tahun pemberangkatan 2013 itu dibandingkan tahun-tahun sebelumnya tersebut dikarenakan dampak dari pengurangan jamaah.

Pada tahun sebelumnya, para jamaah haji asal Aceh memperoleh dana Baitul Asyi senilai 1.200 Riyal atau setara Rp3,6 juta.

"Karena adanya kebijakan Pemerintah Arab Saudi yang mengurangi kuota jamaah sehingga berdampak kompensasi dana Baitul Asyi yang harus diberikan kepada jamaah haji Aceh lebih besar pada tahun ini," katanya menambahkan.

Sejarah Baitul Asyi itu berawal pada tahun 1224 Hijriyah/1809 Masehi, Seorang warga Arab Saudi keturunan Aceh di Mekkah bernama Habib Bugak Al-Asyi, kala itu beliau membangun sebuah rumah di Tanah Suci. Kemudian rumah itu diwakafkan untuk orang-orang Aceh yang akan berhaji ke Tanah Suci.

"Yang menarik adalah dokumen wakaf tersebut masih tersimpan utuh di Mahkamah Syariah Arab Saudi. Dalam surat itu tertera agar rumah tersebut dapat dimanfaatkan bagi orang Aceh yang sedang menunaikan ibadah haji," kata Ibnu Sakdan.

Selain jamaah haji, rumah yang diwakafkan keturunan Aceh itu juga dapat diperuntukkan bagi mahasiswa asal Serambi Mekah yang sedang menuntut ilmu di Arab Saudi, katanya menambahkan.

Namun, Ibnu Sakdan menjelaskan dalam perjalanannya saat perluasan Masjidil Haram maka rumah tersebut terkena dampak dan Pemerintah Arab Saudi membayarnya.

"Kemudian, ganti rugi rumah tersebut dibangun di tempat lain dan pengelolaannya juga cukup baik sehingga dari tahun ke tahun berkembang. Itu dijadikan sebagai sumber dari pemberian dana Baitu Asyi kepada jamaah haji asal Aceh," kata dia menambahkan. (*/ant)

‘Baitul Asyi’, Wakaf Aceh di Tanah Suci


Pada saat ini harta wakaf tersebut telah berkembang menjadi aset penting, berupa bangunan hotel yang berdekatan dengan Masjidil Haram, yang mampu menampung lebih dari 7.000 jama'ah.

Jama'ah calon haji asal Aceh rasanya perlu berterima kasih kepada seorang ulama be­sar­nya yang meninggalkan warisan yang amat berharga. Yakni Habib Abdur­rah­man Bin Alwi Al-Habsyi, yang mewakaf­kan harta warisannya di kota Makkah yang diperuntukkan bagi jama'ah calon haji asal Aceh.

Yang juga patut dibanggakan, ter­nyata di kemudian hari wakaf ini menjadi aset utama bagi masyarakat Nangroe Aceh Darussalam, yang dikenal dengan nama Baitul Asyi. Dari kata "Al-Asyi" itu pulalah, kini di Makkah dikenal keluarga Al-Asyi, orang-orang Arab Makkah yang memiliki darah Aceh.

Adalah dua tokoh ulama Aceh, Dr. Alyasa' Abubakar, kepala Dinas Syariat Islam NAD, dan Dr. Azman Isma'il, M.A., imam besar Masjid Raya Baiturrahman Banda Aceh, yang mengeluarkan surat pernyataan tentang asal-muasal wakaf Habib Bugak Al-Asyi, nama lain Habib Abdurrahman, belum lama ini.

Keduanya menyebutkan, seorang hartawan dan dermawan Aceh, Habib Bugak, mewakafkan sebuah rumah besar di Qusyasyiah, tempat antara Marwah dan Masjidil Haram, dekat pintu Bab Al-Fatah.

Menurut akta ikrar wakaf yang di­simpan dengan baik oleh nadzir (pe­nang­gung jawab dan pengurus wakaf), wakaf tersebut diikrarkan oleh Habib Bugak Asyi pada tahun 1224 Hijriyah/1809 Masehi, di hadapan Hakim Mah­kamah Syar'iyyah Makkah. Di dalam akta itu disebutkan, rumah tersebut diwakafkan buat pengi­napan orang yang datang dari Aceh untuk menunaikan haji, serta orang Aceh yang menetap di Makkah. Habib Abdurrahman atau Habib Bugak juga telah menunjuk seorang nadzir, salah seorang ulama asal Aceh yang menetap di Makkah. Nadzir itu diberi hak sesuai dengan tuntunan syari'ah Islam.

Pada tahun 1420 H/1999 M, Mah­kamah Syar'iyyah Makkah mengukuh­kan Syaikh Abdul Ghani bin Mahmud bin Abdul Ghani Al-Asyi, generasi keempat pengelola wakaf, sebagai nadzir yang baru. Sejak tahun 1424 H/2004 M, tugas nadzir dilanjutkan oleh se­buah tim yang dipimpin anak nadzir sebelumnya, Syaikh Munir bin Abdul Ghani Al-Asyi, generasi kelima, serta Dr. Abdul Lathif Baltho'.

Habib Bugak Asyi telah mewariskan kepada masya­rakat Aceh harta yang kini telah berharga lebih dari 200 juta riyal atau 5,2 trilyun rupiah sebagai wakaf fi sabilillah. Pada saat ini harta wakaf ter­sebut telah berkembang menjadi aset penting, di antaranya be­rupa Hotel Ajyad bertingkat 25 sekitar 500 meter dari Masjidil Haram dan Menara Ajyad ber­tingkat 28 sekitar 600 meter dari Masjidil Haram. Kedua hotel besar ini mampu menampung lebih 7.000 jama'ah yang dilengkapi dengan infrastruktur yang lengkap.

Sebagai gambaran, pada musim haji tahun 1428 H lalu, Nadzir Wakaf Habib Bugak mengganti biaya pemondokan haji sebesar 25 miliar rupiah, yang diberikan kembali bagi seluruh jama'ah haji asal Aceh.

Tokoh Besar Aceh

Sampai saat ini belum banyak yang mengetahui secara pasti siapa sebenar­nya Habib Bugak, yang telah memberi­kan manfaat besar kepada masyarakat Aceh ini, padahal ia sudah wafat sejak ra­tusan tahun yang lalu. Belum ada lite­ratur yang memuat sejarah hidup tokoh besar yang dermawan ini, perjuangan, dan kiprahnya dalam kehidupan masya­rakat Aceh. Sejarah mesti mengungkap jati diri Habib Abdurrahman Al-Habsyi, yang dikenal masyarakat sebagai Habib Bugak.

Menurut Prof. Dr. Alyasa' Abubakar, perihal nama asli Habib Bugak belum ada data yang pasti, karena pada akta ikrar wakaf tidak tercantum nama asli, hanya disebutkan Habib Bugak Asyi.

Ia menyarankan agar kata Bugak itu juga patut ditelusuri, apakah yang dimak­sud Bugak yang di Bireun atau lainnya. Menurut Alyasa', sekurangnya ada nama Kuala Bugak yang berada di Aceh Timur.

Karena terdorong oleh kehebatan karamah yang dimiliki Habib Bugak ini, Tim Red Crescent (Bulan Sabit Merah) dan The Acheh Renaissance Movement (Gerakan Kebangkitan Aceh), yang di­motori Ustadz Hilmi Abubakar, bersi­nergi untuk mengadakan penelitian se­jarah hidup Habib Bugak. Tidak disang­sikan, tokoh yang mewakafkan hartanya di Makkah ini adalah seorang waliyullah yang memiliki karamah besar.

Karamahnya tidak hilang dengan wafatnya, bahkan terus bertambah, se­perti wakaf yang ia berikan. Berawal dari sebuah rumah yang mampu menam­pung puluhan orang, kini telah menjadi hotel besar yang mampu menampung 7.000 orang dan menghasilkan dana besar untuk kepentingan perjuangan di jalan Allah. Diperkirakan, jumlah asetnya akan meningkat terus, karena diinves­tasikan dengan profesional oleh para nadzir wakaf di Makkah.

Berdasarkan beberapa dokumen resmi yang dikeluarkan Kesultanan Aceh Darussalam bertahun 1206 H/1785 M-1289 H/1870 M, diketahui, Habib Abdur­rahman bin Alwi bin Syekh Al-Habsyi adalah salah seorang tokoh Aceh yang memiliki peranan penting dalam sejarah rekonsiliasi masyarakat Aceh. Terutama saat terjadinya ketegangan yang timbul pada awal abad ke-18 Masehi, akibat pem­berhentian Sultanah Kamalat Zia­tud­dinsyah pada tahun 1699 yang di­gantikan oleh suaminya, Sultan Badrul Alam Sayyid Ibrahim Syarif Hasyim Jamaluddin Syah Jamalullail (1699-1702), atas fatwa dari Ketua Mufti Syarif Mak­kah setelah wafat­nya Mufti Qadhi Ma­likul Adil Maulana Syiah Kuala (Tengku Syah Kuala).

Fatwa ini telah meng­antarkan para sayyid sebagai sultan Aceh selama hampir 30 tahun. Naiknya kem­bali ke­turunan garis sultan asal Pasai dari keturunannya di Bugis, Sultan Alaidin Ahmad Syah (1733), dan para pelan­jut­nya, telah menimbulkan ke­gusaran. Apalagi, pada saat itu, tokoh kharismatis dari kalangan habib belum ada yang setaraf dengan Habib Abu Bakar Bilfaqih atau Habib Tengku Di Anjong, yang wafat pada tahun 1680-an.

Sementara belum ada kalangan habaib yang dapat menggantikan ke­duduk­an Tengku Di Anjong yang dihormati serta disegani oleh masyarakat Aceh, baik kalangan istana, ulama, maupun ma­sya­rakat luas, muncul pula kaum imperialis-kolonialis Barat kaphe (kafir) yang sedang mencari cara untuk masuk menaklukkan Aceh.

Maka para tokoh sayyid di Aceh me­minta syarif Makkah, yang masih memiliki otoritas keagamaan atas Aceh, agar mengirim para tokoh kharismatis, habib dan ulama, yang dapat membawa kedamaian dan rekon­siliasi masyarakat Aceh. Di antara utusan yang datang dari Makkah adalah Habib Abdurrahman bin Alwi Al-Habsyi, yang di kemudian hari dikenal dengan nama Habib Teuku Chik Monklayu, yang juga dikenal dengan Habib Bugak Aceh, karena ia tinggal dan makamnya di Pante Sidom, Bugak, Bireuen.

Habib Abdurrahman Al-Habsyi Bu­gak termasuk hamba dan wali Allah yang mendapat kehormatan dan kemuliaan dari Allah. Selain dikenal sebagai dzur­riyyah Rasulullah SAW, ia juga seorang ulama ahli fiqih, sufi, dan seorang pe­mimpin masyarakat yang dipercaya oleh Sultan Aceh sebagai Teuku Chik, yang kekuasaannya terbentang dari desa-desa di sekitar Jeumpa, Peusangan, Monklayu, Bugak, sampai Cunda dan Nisam, sebagaimana yang dituangkan dalam surat keputusan Sultan Mah­mudsyah pada surat bertahun 1224 H (1800 M). 

Kedudukan Habib Abdur­rahman telah mengantarkannya sebagai salah seorang hartawan yang memiliki tanah pertanian luas serta menguasai jalur laut. Namun keshalihan dan ke­sufiannya mengantarkannya menjadi seorang dermawan yang ringan tangan membantu masyarakat, sebagaimana akhlaq Ahlul Bayt.

Dikabarkan, ia banyak berinfak dan bersedekah kepada masyarakat sekitar­nya. Bahkan karena kecintaannya ke­pada Aceh yang telah memberikan ke­utamaan dan nikmat besar, ia rela tidak kembali ke tanah kelahirannya di Mak­kah Al-Mukarramah dan mewakafkan seluruh harta warisannya di Makkah untuk kepentingan masyarakat Aceh. Dan amal shalih yang diwakafkannya berkembang berlipat-lipat bahkan mem­berikan manfaat yang terus berdampak besar kepada masyarakat Aceh.

Maka meneladani amalannya adalah sesuatu hal yang diharapkan dapat men­dekatkan diri kepada Allah serta men­dapat kemulian dari-Nya, sebagaimana yang telah diberikan Allah SWT kepada Habib Bugak.

Habib Abdurrahman diperkirakan wafat pada usia 150-an, pada sekitar tahun 1280 H/1860 M dan dimakamkan di Pante Sidom, Bugak.

Anak tertua Habib Abdurrahman, yang bernama Husein bin Abdurrahman Al-Habsyi, berangkat ke Makkah untuk menunaikan amanah Habib Abdur­rah­man, termasuk untuk mengurus harta warisannya di Makkah. Di antaranya berupa rumah di sekitar Ka'bah, sebagai warisan turun-temurun keluarga besar Al-Habsyi. Karena mendapat nikmat dan penghormatan yang besar di bumi Aceh, Habib Husein, atas wasiat ayahandanya, Habib Abdurrahman, mewakafkan se­buah rumah untuk kepentingan masya­rakat Aceh di Makkah, baik jama'ah haji maupun mereka yang tinggal belajar. 

Itulah sebabnya, dalam ikrar wakaf tidak disebutkan nama pemberi wakaf, namun hanya mencantumkan Habib Bugak Asyi, untuk menghormatinya, yang telah tinggal di Bugak.

Ada juga pendapat yang menyata­kan, ia sempat berangkat ke Makkah kembali dan mewakafkan hartanya sen­diri dengan nama Habib Bugak Asyi. Karena sudah menjadi tradisi orang-orang zahid dan shalih, tidak mengung­kapkan jati diri dalam beramal shalih dan bersedekah. (*/alkisah)

Rakyat Palestina Suka Cita, Pejuang Telah Pulang (PHOTO)


Israel membebaskan 26 warga Palestina yang ditahan di penjara-penjara Israel sebagai bagian dari hasil pembicaraan kedua negara belum lama ini. Mereka rata-rata telah selama 20 tahun berada di tahanan Israel karena aktivitasnya memperjuangkan kemerdekaan Palestina.

Mereka termasuk dalam gelombang II pembebasan dari total 104 tahanan yang akan dibebaskan. Sebanyak 26 tahanan tersebut tiba, Rabu pagi (30/10/2013), di Tepi Barat dan Jalur Gaza. Mereka disambut sebagai pahlawan yang baru pulang dari medan laga. Mereka disambut oleh keluarga dan warga yang mengelu-elukan mereka.

"Kami menyambut saudara-saudara kami, dan kami pastikan mereka pulang ke rumah masing-masing," kata Presiden Palestina Mahmoud Abbas saat berpidato menyambut kedatangan mereka di Ramallah, Tepi Barat.

"Hari ini kita bicara soal 104 tahanan, namun perjalanan kita tidak akan berhenti sampai semua tahanan dibebaskan. Tidak akan ada kesepakatan damai jika masih ada orang Palestina yang masih dikerangkeng," tegas Abbas.

Di Tepi Barat dan Gaza, ratusan keluarga dan massa memadati jalanan menyambut para tahanan yang rata-rata telah berada di tahanan Israel selama 20 tahun. Mereka mengelu-elukan dan mengarak mereka diiringi tarian dan musik sambil mengibarkan bendera Palestina.

Di Gaza, pamandangan serupa juga terlihat di mana lima tahanan dibebaskan. Massa dan keluarga membentangkan spanduk bertuliskan, "Kami tak akan pernah melupakan pahlawan kami".

"Ini merupakan hari kebahagiaan bagi keluarga dan semua orang Palestina," ujar Tayser Shubair, yang sejak dini hari menanti pembebasan saudaranya di Gaza. Saudaranya, Hazem dijebloskan ke penjara pada 1994 sebagai balasan atas kematian seorang warga Israel.

"Saudara saya adalah pejuang kemerdekaan dan kami bangga kepadanya dan kami berterima kasih kepada presiden atas upayanya membebaskannya."

Ribuan warga Palestina dijebloskan ke penjara oleh Israel sejak militer negara Yahudi itu menduduki wilayah Tepi Barat, Gaza, dan Yerusalem Timur pada 1967. Para warga Palestina itu dipenjara dengan berbagai alasan, mulai dari melempar batu hingga membunuh warga Israel dengan cara pengeboman atau penembakan.









Disadap Amerika, Indonesia ‘Kebakaran Jenggot’!


Pemerintah Indonesia melalui Kementerian Luar Negeri memprotes keras terkait fakta fasilitas penyadapan di Kedutaan AS di Jakarta yang diberitakan Sidney Morning Herald.

"Indonesia tidak dapat menerima dan mengajukan protes keras terhadap berita tentang keberadaan fasilitas penyadapan di Kedubes AS di Jakarta," kata Menlu Marty M Natalegawa dalam pernyataan tertulis di Jakarta, Rabu (30/10).

Pernyataan tersebut disampaikan dalam menanggapi pemberitaan di surat kabar Sydney Morning Herald yang terbit pada 29 Oktober 2013, tentang keberadaan dan penggunaan fasilitas penyadapan di Kedutaan Besar AS di Jakarta.

"Kami telah berbicara dengan kepala kedutaan AS di Jakarta untuk menuntut penjelasan resmi pemerintah AS atas pemberitaan yang dimaksud," kata Marty.

Marty menuturkan, jika berita itu terkonfirmasi, maka tindakan tersebut bukan saja merupakan pelanggaran keamanan, melainkan juga pelanggaran serius norma serta etika diplomatik. Dan tentunya tidak selaras dengan semangat hubungan persahabatan antarnegara.

Kanselir Jerman, Angela Merkel, Rabu (23/10) menelepon Presiden AS, Barack Obama guna meminta klarifikasi terkait informasi yang menyebutkan negara adidaya itu menyadap telepon seluler miliknya.

Juru bicara Gedung Putih, Jay Carney mengatakan, Obama meyakinkan Merkel, AS tidak memonitor jalur komunikasi Merkel. "Jerman juga meminta penjelasan rinci dari praktek spionase yang dilakukan AS dengan segera," kata Merkel melalui juru bicaranya.

Merkel juga menekankan, jika praktik dugaan spionase terbukti, maka itu benar-benar tindakan yang tidak dapat diterima dan layak mendapat kutukan keras.

"Di antara kawan dan mitra, seperti halnya Jerman dan AS yang telah memiliki hubungan erat selama beberapa dekade, tidak seharusnya ada penyadapan terhadap pimpinan pemerintah, hal tersebut merupakan tindakan yang menghilangkan rasa saling percaya, tindakan seperti itu harus segera dihentikan," tegas Merkel.

Berita tentang penyadapan tersebut merebak ketika Menlu AS, John Kerry melakukan kunjungan ke Roma dan ditanyai sejumlah pertanyaan tentang aktivitas intelijen mereka terhadap negara-negara sekutu AS di Eropa.

Pertanyaan itu didasari pengungkapan mantan kontraktor intelijen AS, Edward Snowden, yang kini telah mendapat suaka sementara di Rusia. Presiden Prancis juga telah mendorong agar isu mata-mata AS agar dimasukkan dalam pokok bahasan saat pertemuan para pemimpin Eropa.

Harian Prancis, Le Monde sebelumnya melaporkan Dinas Keamanan Nasional AS (NSA) melakukan pengumpulan puluhan ribu data panggilan telepon di Prancis. Empat bulan lalu saat melakukan kunjungan kenegaraan ke Berlin, Obama masih membela taktik antiterorisme yang dilakukan AS.

Ketika itu, dalam sebuah jumpa pers bersama Merkel, Obama menegaskan Washington tidak akan memata-matai warganya. (*/Antara)

(PHOTO) Mimpi Khalifah Turki Utsmani, Kini Terwujud Sudah


Proyek raksasa terowongan yang menghubungkan Asia dengan Eropa terwujud sudah. Turki berhasil membangun terowongan di bawah laut untuk kereta yang membelah selat Bosporus, sekaligus untuk pertama kalinya mewujudkan mimpi Sultan Abdul Hamid lebih dari seabad lalu.

Sultan Abdul Hamid memimpin kekhalifahan Utsmaniyah (Turki Utsmani) pada 19 November 1922-3 Maret 1924. Ia pernah memimpikan terowongan bawah laut yang menghubungkan Khilafah Utsmaniyah dari Asia ke Eropa. Ia bahkan sempat membuat sketsa terowongan itu, namun tidak pernah terwujud.

Terowongan multi-miliar dolar tersebut diresmikan, Selasa (29/10/2013), bertepatan dengan peringatan 90 tahun kemerdekaan Turki. Peresmian dihadiri Perdana Menteri Turki Recep Tayyip Erdogan dan Presiden Abdullah Gul, Perdana Menteri Jepang Shinzo Abe, Perdana Menteri Rumania Victor Ponta dan sejumlah pejabat Eropa.

Terowongan sepanjang 76 km itu diberinama Marmaray, yang merupakan penggabungan kata Laut Marmara dengan "Ray" (bahasa Turki yang berarti kereta api). Selain terowongan ini, diresmikan pula bandara internasional ketiga dan sebuah jembatan gantung.

Proyek ambisius ini dinilai sebagai program PM Erdogan yang berhasil mewujudkan mimpi lama di era Kekaisaran Ottoman. Terowongan ini sangat vital bagi Turki dan dunia dan dianggap sebagai Jalur Sutra modern yang menghubungkan Turki dengan berbagai negara hingga ke China. 

Kereta Marmaray mampu mengangkut 75.000 orang per jam di setiap jalurnya.

Turki di bawah Erdogan memang memfokuskan hubungan ke timur untuk memacu pertumbuhan ekonomi. Lebih dari separuh total ekspor Turki dikapalkan ke Uni Eropa sehingga ketika Eropa dilanda krisis, Turki terkena dampaknya. 

Padahal sebelum krisis melanda atau pad akurun waktu 2008-2009, pertumbuhan ekonomi Turki bisa mencapai 8%.

PM Erdogan sempat frustrasi ketika proyek ini sempat tertunda selama empat tahun. Setelah sukses, Erdogan percaya bahwa GDP Turki bisa mencapai US$2 triliun sekaligus mensejajarkan Turki di kelompok 10 negara dengan performa ekonomi terbaik.

Selain membuka jalur transportasi, proyek terowongan ini juga tak sengaja berhasil mengungkap artefak-artefak yang sangat bernilai bagi arkeologi. Dari artefak ini, para arkeolog bisa melacak sejarah Istanbul hingga ke 8.500 tahun lalu atau 2.500 tahun lebih lama dari yang dipercaya sebelumnya.

Proyek ini juga dilaksanakan dengan memperhitungkan sejarah kelam Turki yang sering dilanda gempa bumi. Karena itu, terowongan ini dibangun untuk tahan gempa berkekuatan hingga 9,0 pada Skala Richter.[CNN/BBC/INI]











Erdogan Wujudkan Mimpi Sang Khalifah Terakhir


PM Turki pada Selasa (29/10) akan meresmikan terowongan bawah laut pertama di dunia yang menghubungkan dua benua, mewujudkan impian seorang sultan 153 tahun lalu.

Pada tahun 1680 lalu, Khalifah Utsmani terakhir, Sultan Abdulhamid mengimpikan dan membuat sketsa gambar pembangunan terowongan di bawah air yang menghubungkan kerajaannya dari asia menuju Eropa .

Namun, waktu itu, dia tak mempunyai teknologi dan dana untuk mewujudkan gagasannya.

Pada hari Selasa ini, rencana khalifah akhirnya akan direalisasikan oleh Turki modern dengan membuka terowongan rel kereta api Marmaray yang menghubungkan sisi Eropa dan Asia di kota bersejarah ini .

"Pendahulu kita rencanakan ini (proyek terowongan). Dan kini kita yang mewujudkannya , " kata Perdana Menteri Turki Recep Tayyip Erdogan , menurut situs berita Middle East Online .

Sementara terowongan tersebut secara resmi akan dibuka pada Selasa , tetapi rel kereta api belum sepenuhnya dapat melakukan operasionalnya.

Pejabat pemerintah Turki menyatakan dalam konferensi persnya, bahwa terowongan tersebut memiliki kapasitas maksimum 1,5 juta penumpang per hari , dan diharapkan dapat meringankan 20% beban lalu lintas padat di Istanbul , menurut Hurriyet Daily News .

Erdogan, yang juga mantan Wali Kota Istanbul, menghidupkan kembali rencana itu tahun 2004, dan proyek ini sebagai salah satu dari banyak proyek ambisiusnya termasuk pembuatan jembatan ketiga, Dermaga paralel, dan bandara udara ketiga di kota itu.

Pembangunan terowongan dijadwalkan selesai dalam empat tahun, tapi terjadi serangkaian penundaan karena banyak ditemukan artefak bersejarah di lokasi tersebut. Sekitar 40.000 benda bersejarah dapat digali dari situs arkeologi itu, termasuk sebuah kuburan sekitar 30 kapal dari era Byzantium. (*/alarabiya)



Snowden: “AS miliki Fasilitas Mata-Mata di Jakarta”

Snowden: AS Miliki Fasilitas Penyadapan di Jakarta

Amerika Serikat menyadap telepon dan memonitor jaringan komunikasi dari fasilitas pengawasan elektronik di Kedutaan Besar AS dan konsulat di seluruh Asia timur dan tenggara. Termasuk Indonesia. 

Soal ini diungkapkan oleh whistleblower Edward Snowden, seperti dimuat oleh Sydney Morning Herald edisi hari ini, Selasa, 29 Oktober 2013.

Sebuah peta rahasia yang berisi 90 daftar fasilitas pengintaian di seluruh dunia, termasuk fasilitas intelijen komunikasi di kedutaan besar di Jakarta, Kuala Lumpur, Bangkok, Phnom Penh dan Yangon. 

Pada 13 Agustus 2010, peta itu tidak menunjukkan fasilitas tersebut berada di Australia, Selandia Baru, Inggris, Jepang dan Singapura --negara yang dikenal sebagai sekutu terdekat AS.

Australia sepenuhnya menyadari luasnya spionase elektronik Amerika Serikat melawan tetangga dan mitra dagangnya. Selain itu, Negara Kanguru ini memiliki akses ke banyak data yang dikumpulkan oleh program itu.

Menurut peta yang diterbitkan oleh majalah Der Spiegel Jerman pada hari Selasa, 29 Oktober 2013, satuan tugas bersama dinas intelijen AS, Central Intelligence Agency (CIA) dan National Security Agency (NSA) bernama "Special Collection Service" melakukan sweeping operasi pengawasan serta operasi rahasia terhadap target intelijen khusus.

Peta itu awalnya dipublikasikan secara penuh di website Der Spiegel, tetapi kemudian diganti dengan versi yang disensor. 

Dalam peta itu terdapat daftar fasilitas Special Collection Service di 90 lokasi di seluruh dunia, termasuk 74 fasilitas yang dioperasikan oleh manusia, 14 fasilitas dioperasikan dari jarak jauh, dan dua pusat dukungan teknis.

Dikeluarkan hanya untuk "FVEY"--sandi untuk Five Eye, empat mitra strategis intelijen Amerika Serikat, termasuk Australia--peta itu mengungkap fasilitas operasi tersembunyi AS di kedutaannya di Jakarta, Kuala Lumpur, Bangkok, Phnom Penh dan Yangon.

AS miliki Fasilitas Penyadapan di Jakarta, Apa Kata Indonesia?


Kedutaan Besar Amerika Serikat di Jakarta, Indonesia, disebut sebagai salah satu dari 90 pos yang memiliki fasilitas penyadapan intelijen Amerika di seluruh dunia. 

Ini terungkap dalam salah satu dokumen yang dibocorkan Edward Snowden dan diungkapkan oleh harian Australia, Sydney Morning Herald (SMH). Kabar itu membuat pemerintah Indonesia berencana memanggil perwakilan Kedutaan Besar AS di Jakarta.

Dalam laporannya, Selasa 29 Oktober 2013, SMH menampilkan sebuah peta yang mendaftar 90 fasilitas pemantauan elektronik (electronic surveillance facility) yang tersebar di beberapa Kedubes AS di kota-kota penjuru dunia, termasuk di Asia Timur dan Tenggara. 

Salah satu kota yang menjadi lokasi Kedubes AS dalam peta tertanggal 13 Agustus 2010 itu adalah Jakarta. Kota-kota lainnya adalah Kuala Lumpur, Bangkok, Phnom Penh dan Yangon.

Peta serupa sebelumnya juga dipublikasikan oleh Majalah Jerman, Der Spiegel, pada Selasa lalu. Dalam informasi Der Spiegel, disebut bahwa CIA dan NSA yang membentuk "Badan Pengumpulan Khusus", memiliki 90 fasilitas penyadapan. Sebanyak 74 di antaranya merupakan fasilitas berawak sementara 14 lainnya dioperasikan dari jauh. Mereka turut mendirikan dua pusat teknisi pendukung.

Menurut informasi SMH, Kedubes AS di Bangkok termasuk ke dalam tim pendukung teknis dan beroperasi dari jarak jauh. Mereka beroperasi dari fasilitas serupa di Konsulat AS di ibukota Chiang Mai.

Sementara di kawasan Asia Timur, operasi SCS dipusatkan di China dengan fasilitas tersebut ditempatkan di Kedubes AS di Beijing dan Konsulat di Shanghai dan Chengdu, ibukota Provinsi Sichuan di barat daya Negeri Tirai Bambu. Fasilitas pemantauan lainnya berlokasi di kantor diplomatik AS yang tidak diketahui lokasinya di Taipei.


Di kawasan Asia Selatan, Ada delapan fasilitas semacam itu. Mereka berada di Kedubes AS di kota New Delhi, India dan Islamabad, Pakistan. Untuk kawasan Timur Tengah dan Afrika Utara, hanya dijangkau oleh fasilitas pemantau namun tidak berfungsi selama 24 jam.

Sementara untuk kawasan Sub Sahara, Afrika, terdapat sembilan fasilitas penyadapan. Di Benua Eropa, lokasi penyadapan SCS sudah kadung bocor lebih dulu di harian Jerman, Bild am Sonntag pada pekan ini.

Mereka tersebar di kota Berlin, Paris, Roma, Madrid, Athena, Praha, Jenewa, Wina, Kiev dan Moskow. Sementara 16 fasilitas serupa juga terdapat di kawasan Amerika Latin.

Fasilitas itu tersebar di Mexico City, Panama, Caracas, Bogota, La Paz, Brasilia dan Havana. AS memang diketahui tidak memiliki hubungan diplomatik dengan Kuba. Namun, mereka mengakalinya dengan membangun fasilitas penyadapan di Kedubes Swiss yang berlokasi di Havana.

Australia Tahu

Der Spiegel menyebut bahwa dokumen yang diperoleh Der Spiegel dan SMH seharusnya hanya diperuntukkan bagi lima mitra intelijen Negeri Paman Sam saja. Salah satu mitra yang disebut termasuk Australia.

AS tidak membuat fasilitas serupa di beberapa negara sekutu terdekatnya seperti Inggris, Australia, Selandia Baru, Jepang dan Singapura. Australia sebagai negara tetangga yang dekat dengan Indonesia bahkan disebut mengetahui soal adanya fasilitas ini.

Sementara menurut laporan Fairfax Media Agustus lalu, Badan Intelijen Singapura secara terang-terangan bermitra dengan Direktorat Sinyal Pertahanan Australia. Mereka melakukan operasi penyadapan melalui kabel telekomunikasi fiber yang menghubungkan Asia, Timur Tengah dan Eropa.

Kendati tidak memiliki fasilitas penyadapan di Inggris, namun AS diketahui mempunyai fasilitas teknis pendukung di markas Tentara AU Kerajaan di Croughton, Northamptonshire. Dengan adanya laporan soal pemetaan tersebut menegaskan jangkauan global operasi intelijen yang dilakukan AS.

Menlu RI Panggil Kuasa Usaha AS

Menanggapi pemberitaan ini, Menteri Luar Negeri RI Marty Natalegawa mengatakan akan memanggil Kuasa Usaha AS untuk Indonesia, Kristen Bauer.

Menurutnya, apabila aksi spionase itu terbukti benar, maka perbuatan itu tidak dapat dibenarkan dan dianggap melanggar rasa saling percaya yang dimiliki kedua negara.

"Kami ingin memastikan terlebih dahulu soal adanya laporan bahwa fasilitas semacam itu memang benar adanya. Apabila terbukti, maka kami akan menyampaikan nota protes keras," ungkap Marty saat ditemui di Kementerian Luar Negeri usai pertemuan bilateral dengan Menlu Kosta Rika, Jose Enrique Castillo Barrantes di Jakarta.

Namun, hingga kini Marty mengaku belum memiliki kesempatan secara langsung untuk mengonfirmasi hal tersebut kepada perwakilan AS di Jakarta. (*/derSpiegel/Viva)

Inilah Sejarah Awal Permusuhan Barcelona dan Real Madrid


PERMUSUHAN antara Barcelona dan Real Madrid bermula pada masa Franco. Siapa Franco? Dia adalah seorang Jenderal yang menjadi penguasa diktator di Spanyol pada tahun 1930-an. Barcelona, sampai sekarang, adalah ibukota dari Provinsi Catalonia (Catalunya), yang sebagian besar penduduknya adalah dari suku bangsa Catalan dan Basque.

Sejak dulu, rakyat Catalonia ini menganggap diri mereka bukan bagian dari Spanyol, melainkan bangsa yang berada di bawah penjajahan kerajaan Spanyol. Oleh sebab itu, setiap laga El-Clasico pendukung Barca terlihat kerap membawa bendera Catalonia, warna biru, kuning dan merah-marun sebagai bendera mereka, bukan bendera nasional Spanyol pada umumnya.

Bagi rakyat Catalan, ada istilah semacam 'El Barca Es Mas Que Un Club' (Barca bukan hanya sekedar klub), namun lebih dari itu. Barcelona merupakan cerminan dari dendam 'pemberontakan' dan perjuangan social-politik kaum tertindas, terpinggirkan, terjajah di sebuah wilayah kekuasaan yang bernama kerajaan Spanyol.

Gambaran perlawanan yang paling jelas adalah kalimat 'Catalonia is Not Spain' yang selalu menghiasi spanduk fans Barcelona ketika kesebelasan kesayangan mereka bertanding-hadapan melawan Real Madrid, yang sudah sejak tahun 1930-an, pada zaman Jenderal Franco yang kejam, merupakan klub favorit pemerintah Spanyol.

Pada masanya, Jenderal Franco melarang penggunaan bendera dan bahasa daerah Catalan. FC Barcelona kemudian menjadi satu-satunya tempat dimana sekumpulan besar orang dapat berkumpul dan berbicara dalam bahasa daerah mereka.

Pada tahun 1936, Jenderal Franco kemudian bertindak lebih jauh. Josep Suol, Presiden Barcelona waktu itu, dibunuh oleh pihak militer dan sebuah bom dijatuhkan di FC Barcelona Social Club pada tahun 1938. Di lapangan sepakbola, titik nadir permusuhan ini terjadi pada tahun 1941 ketika para pemain Barcelona diinstruksikan (dibawah ancaman militer) untuk kalah dari Real Madrid. 

Barcelona kalah dan gawang mereka kemasukan 11 gol dari Real Madrid. Sebagai bentuk protes, Barcelona bermain serius dalam 1 serangan dan mencetak 1 gol. Skor akhir 11-1, dan 1 gol itu membuat Franco kesal. Kiper Barcelona kemudian dijatuhi tuduhan apengaturan pertandingan dan dilarang untuk bermain sepakbola lagi seumur hidupnya.

Sejak saat itu FC Barcelona menjadi semacam klub Anti-Franco dan menjadi simbol perlawanan Catalonia terhadap Franco, dan secara umum, terhadap Spanyol. Ada juga klub-klub lain di Catalonia seperti Athletic Bilbao dan Espanyol. Athletic Bilbao sampai saat ini tetap pada idealismenya untuk hanya merekrut pemain-pemain asli Basque, tetapi dari segi prestasi tidak sementereng Barcelona.

Demikian juga dengan Espanyol. Sementara yang dijadikan simbol musuh, tentu saja, adalah klub kesayangan Franco yang bermarkas di ibukota Spanyol, FC Real Madrid. Sebagai sebuah simbol perlawanan, kultur dan karakter Barcelona kemudian terbentuk dengan sendirinya. Siapapun pelatihnya, dan gaya apapun yang dipakai, karakternya hanya satu: Menyerang!.

Sebagai penyerang, Barcelona bermaksud untuk mendobrak dominasi Real Madrid (dan bagi orang Catalonia, mendobrak dominasi Spanyol). Untuk itulah Barcelona pantang bermain bertahan, karena itu adalah simbol ketakutan. Kalah atau menang adalah hal biasa. Tapi keberanian memegang karakter, itulah yang menjadi simbol perlawanan.

Pada tahun 50-an dan 60-an, Barca memang tertutup oleh kejayaan Real Madrid yang waktu itu diperkuat Ferenc Puskas, Di Stefano, dsb. Sebagai anak emas Franco sejak tahun 1930-an, Real Madrid memang selalu memiliki sumber dana besar untuk belanja pemain. Barcelona sendiri, pada 2 dasawarsa tersebut hanya bisa memenangi 4 kali liga spanyol, 2 kali piala raja, dan satu kali piala Inter City Honest (yang kemudian menjadi UEFA Cup).

Pada tahun 1973, seorang pemain Belanda yang kelak menjadi salah satu legenda Barcelona, Johan Cruyff, bergabung dari Ajax. Dalam pernyataan persnya ketika diperkenalkan, Cruyff menyatakan bahwa ia lebih memilih Barcelona dibanding Real Madrid karena ia tidak akan mau bermain di sebuah klub yang diasosiasikan dengan Franco. 

Bersama kompatriotnya, Johan Neeskens, mereka langsung membawa Barcelona memenangi gelar liga spanyol (setelah sebelumnya 14 tahun puasa gelar), dan dalam prosesnya tahun itu sempat mengalahkan Real Madrid di kandang Madrid sendiri dengan skor 5-0 (!).

Pada tahun itu Johan Cruyff dinobatkan sebagai pesepakbola terbaik Eropa, dan memberi nama anaknya dengan nama khas Catalan, yaitu Jordi. Statusnya sebagai legenda menjadi abadi. Jordi Cruyff sendiri pada akhirnya tidak pernah bisa sebesar ayahnya. Karir sepakbolanya lebih banyak dihabiskan di klub-klub medioker, meski sempat beberapa tahun memperkuat Manchester United.

Selanjutnya, permusuhan itu terus ada, meskipun tidak sesengit pada tahun-tahun awalnya, sampai sekarang. Bisa dibilang, rivalitas saat ini sudah lebih sportif dan berjalan dengan lebih sehat. Tapi permusuhan yang sejak dulu telah begitu mengakar menjadikan duel diantara keduanya selalu menjanjikan sesuatu yang spesial.

Inilah mengapa duel antara Barcelona dengan Real Madrid yang terjadi setidaknya 2 kali setiap tahunnya (di liga Spanyol) disebut dengan el classico, karena memang menyajikan satu duel klasik dengan sejarah panjang terbentang dibelakangnya.


Meski berulang setiap tahun, akan tetapi saking monumentalnya duel ini membuat Johan Cruyff dan Bobby Robson ketika menjadi pelatih Barcelona pada era akhir 1980-an sampai akhir 1990-an sampai mengibaratkan el classico sebagai sebuah perang, bukan sekedar pertandingan sepak bola.

Baik pelatih Real Madrid maupun pelatih Barcelona ketika menghadapi el classico akan merasa seperti membawa sepasukan 'serdadu' perang, bukan sebuah 'kesebelasan' sepak bola, karena begitu besarnya kehormatan yang dipertaruhkan.

Demikian juga pertaruhan bagi pelatih, karena ketika dia diangkat sebagai pelatih seolah sudah ada beban yang diberikan oleh klub:


"Anda boleh kalah dari siapa saja di liga ini, tapi jangan sampai kalah dari Real Madrid...!!
Meski begitu di dalam lapangan, peperangan ini sepanjang sejarahnya selalu berlangsung dalam sportifitas yang tinggi, karena sportifitas pun merupakan satu bentuk kehormatan yang harus dijaga. Ini soal nama baik.

Transfer pemain adalah salah satu bentuk perang di luar lapangan. Dalam hal ini, perpindahan pemain dari Barcelona ke Real Madrid (maupun sebaliknya) akan dianggap sebagai sebuah bentuk pengkhianatans Figo mungkin adalah salah seorang yang paling mengerti mengenai hal ini.

Direkrut oleh Barcelona pada tahun 1996, pemain Portugal yang kala itu bukan siapa-siapaa tersebut kemudian menemui masa-masa jayanya. Barcelona memberinya peranan signifikan sebagai sayap kanan tim, dan bersama Rivaldo membawa Barcelona berjaya pada akhir tahun 1990an.

Akan tetapi, pada tahun 2001, dunia tersentak ketika Figo menerima tawaran Real Madrid dengan iming-iming gaji dua kali lipat dan nilai transfer yang ketika itu menjadi rekor pembelian termahal seorang pemain sepak bola.

Nilai itu melebihi batas klausul transfer Figo, sehingga Barcelona harus menerima tawaran tersebut berdasarkan aturan Bosman. Meski begitu, transfer itu tetap tidak akan terjadi seandainya Figo secara pribadi tidak menerima tawaran Real Madrid. Toh akhirnya Figo berkhianat.

Dalam duel el classico tahun berikutnya, ketika pertandingan dilangsungkan di Nou Camp (kandang Barcelona), Figo menerima sambutan monumental yang mungkin tidak akan dilupakannya seumur hidup.


 

Seorang pendukung Barcelona di tengah-tengah pertandingan berhasil menerobos pagar petugas keamanan, sambil memakai bendera Barcelona sebagai jubah, kemudian berlari ke arah Figo membawa sebuah hadiah istimewa, yakni: Sebuah kepala babi, lengkap dengan darah masih menetes dari lehernya. Ia kemudian melemparkan bendera Barcelona dan kepala babi itu ke arah Figo.

Figo sendiri hanya terdiam menunduk beberapa saat, lalu berjalan menjauh. Entah apa yang ada dalam pikirannya saat itu, karena ia tahu kepala babi itu adalah simbol keserakahan dan pengkhianatan.

Dalam hal prestasi, Real Madrid memang masih di atas Barcelona. Jarak prestasi itu terjadi terutama pada tahun 1950-1970an, ketika Real Madrid menjadi anak emas Franco dan memiliki kekuatan finansial jauh diatas Barcelona untuk membeli bintang-bintang sepakbola nan bersinar dari seluruh dunia dan tradisi itu masih berlanjut hingga sekarang.

(El Classico)

PHOTO: Melihat Mata Serangga dari Jarak Terdekat


Fotografer Polandia, Adam Tomaszewski menangkap gambar makro menakjubkan serangga karena para serangga menatap kembali kameranya. Gambar favorit dari seri foto itu adalah damselflies, yang mirip dengan capung, tetapi dengan mata yang lebih kecil. 

Dalam koleksi gambar itu, ia menangkap damselflies dengan tetes embun di kepala serangga, mengungkapkan ribuan lensa heksagonal di mata mereka. Menurut DailyMail, ia menghabiskan sekitar empat jam untuk menangkap serangga menggunakan 'fokus susun' untuk menggabungkan gambar-gambar tersebut.





























 Foto foto Makro Serangga Menatap Kamera