Ini Dia Sembilan Caci-Maki Ruhut Sitompul untuk Jokowi



Politikus Partai Demokrat Ruhut Sitompul merupakan pihak yang dulu gemar mengkritik Joko Widodo yang kini menjadi calon presiden PDIP, Nasdem, PKB, Hanura dan PKPI itu.

Ditemui di Gedung DPR RI, Senin (23/6), Ruhut tak membantah disinggung soal kerapnya dia mengecam capres yang akrab disapa Jokowi itu, ketika menjadi Gubernur DKI Jakarta.

Saat Jokowi baru-baru menjabat Gubernur DKI Jakarta, Ruhut sering melontarkan kritikan pedas pada mantan Walikota Surakarta itu, salah satunya dia menyebut Jokowi otoriter dan feodal karena menaikkan PAD DKI Jakarta di luar kelaziman. Seperti retribusi parkir naik 300 persen, PBB naik 800 persen.

Tanpa sosialisasi dan penjelasan resmi dari gubernur. Tiba-tiba dia eksekusi keputusan itu. Ini indikasi aslinya Jokowi itu otoriter dan feodal. Kalau dia pemimpin, sebelum mengeruk duit rakyat, harusnya dibenahi dulu internal organisasi untuk melayani publik, tegas dia saat itu (22 Maret 2014).

Kini, Ruhut menjadi salah satu pendukung Jokowi sebagai capres yang berdampingan dengan Jusuf Kalla. Keputusan Ruhut berseberangan dengan sikap Fraksi Demokrat DPR yang mendukung pasangan Prabowo Subianto - Hatta Rajasa.

Berikut ini adalah 9 Cacian Ruhut Sitompul atas Jokowi:

1. Jakarta makin amburadul di tangan Jokowi

Ruhut Sitompul menilai kondisi Jakarta di bawah kepemimpinan Joko Widodo (Jokowi) belum menunjukkan perbaikan. Bahkan, Ruhut menilai Ibu kota justru semakin semrawut.

'Sekarang saja sudah amburadul, banjir dan macet makin gila,' kata Ruhut seperti dikutip merdeka.com, Minggu (19/5).

Ruhut juga mengkritik gaya Jokowi yang gemar blusukan ke kampung-kampung. Menurutnya, untuk mengatasi seabrek masalah, harusnya Jokowi bersama dengan wakilnya Basuki T Purnama lebih memutar otak.

'Tidak cukup blusukan, datang temui rakyat yang susah. Kerja di belakang meja, buat strategi,' kata anggota DPR itu.

2. Jokowi hanya pencitraan

Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo gemar blusukan ke kampung-kampung. Jokowi juga melakukan sidak ke kantor kelurahan dan kecamatan untuk meninjau langsung para lurah dan camat bekerja.

Ketua DPP Bidang Kominfo Partai Demokrat Ruhut Sitompul menilai apa yang dilakukan Jokowi hanyalah pencitraan saja.

'Pencitraan saja, kasihan Jakarta. Kita tunggu 1 tahun nanti, kita tunggu tanda-tandanya,' kata Ruhut seperti ditulis merdeka.com, Jakarta, Rabu (24/10).

3. Bisa teler urus Jakarta

Politikus Demokrat Ruhut Sitompul selalu membandingkan kepemimpinan mantan Gubernur DKI Jakarta Fauzi Bowo dengan Jokowi. Menurutnya, Fauzi Bowo yang ahlinya Jakarta saja pusing mikir Jakarta, apalagi Jokowi.

'Ahlinya saja pusing, apalagi bukan ahlinya, bisa teler itu. Biarkan saja dulu kita tunggu buktinya,' ketus anggota Komisi III DPR Ruhut kepada merdeka.com, Rabu (24/10).

Ruhut membandingkan kepemimpinan Mantan Gubernur Jakarta Fauzi Bowo dengan Jokowi yang berasal dari daerah. Menurutnya, persoalan dan masalah Jakarta tentunya lebih paham Fauzi Bowo jika dibandingkan dengan Jokowi.

4. Tak pantas jadi gubernur

Melihat rekam jejak Joko Widodo, Ruhut Sitompul sebenarnya belum layak duduk sebagai gubernur DKI. Menurutnya, Jokowi bisa menang karena warga terpengaruh oleh pencitraan Jokowi yang dibangun melalui media.

'Ada tidak track recordnya, jadi gubernur saja tidak pantas,' kata Ruhut.

5. Jokowi belum level jadi presiden

Politikus Partai Demokrat Ruhut Sitompul menanggapi sinis berbagai hasil lembaga survei yang menempatkan Joko Widodo sebagai calon presiden potensial. Ruhut menilai belum waktunya gubernur DKI itu memimpin republik ini.

'Pedagang mebel mau jadi calon presiden, belum levelnya. Memang mudah jadi presiden? Aku tidak mau bodohi rakyat, aku mau cerdaskan rakyat,' kata Ruhut kepada merdeka.com, Minggu (19/5).

Anggota Komisi III DPR meminta kepada seluruh rakyat Indonesia agar benar-benar memperhatikan rekam jejak calon presiden. Dengan tegas Ruhut mengatakan jika Jokowi bukanlah sosok yang pantas jadi presiden.

'Aku tidak dukung. Aku mau pimpinan negara punya track record cerdas, bersih. Tapi jangan dia (Jokowi). Rakyat harus lebih cerdas, jangan pilih orang karena pencitraan,' tegas Ruhut.

Menurutnya, Jokowi yang dikenal sebagai pengusaha mebel sebenarnya belum saatnya jadi gubernur. Dengan kemampuan yang dimiliki, Ruhut melihat, Jokowi seharusnya menyelesaikan tugasnya sebagai wali kota Solo.

'Ada tidak track recordnya, jadi gubernur saja tidak pantas. Sekarang lihat, partai pendukung, PDIP saja belum nyalonin, masih jagoin Mba Mega,' tuturnya.

6. Jokowi bisa stres dengan JK

Juru Bicara Partai Demokrat Ruhut Sitompul turut angkat bicara, terkait duet Joko Widodo (Jokowi) dan Jusuf Kalla (JK) sebagai pasangan capres dan cawapres 2014. Menurut Ruhut, saat duet Ketua Umum Partai Demokrat sekaligus Presiden RI Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) - JK, pihaknya memiliki pengalaman yang kurang mengenakkan.

'Capek pokoknya,' kata Ruhut saat dihubungi merdeka.com, Jakarta, Senin (14/4).

Ketika ditanya peluang duet Jokowi - JK sebagai capres dan cawapres, Ruhut justru tambah tertawa. Selevel SBY saja capek bekerja sama dengan JK apalagi Jokowi nantinya.

'Pak SBY saja capek bukan main apalagi Jokowi nanti, Jokowi bisa stres sama JK,' jelas Ruhut dengan mengumbar tawa.

7. Jokowi 'diatur' Megawati

Celoteh Ruhut Sitompul selalu kontroversial kepada Joko Widodo (Jokoi). Kini dia kembali mengeluarkan pernyataannya tersebut. Kali ini, dia meyakini jika terpilih menjadi presiden, Jokowi tidak akan pernah bisa lepas dari bayang-bayang Megawati Soekarnoputri.

Ruhut mengaku mengamati gerak-gerik kedua capres yang akan bertarung di pilpres 9 Juli nanti. Menurut dia, Prabowo lebih independen ketimbang Jokowi yang harus izin dahulu kepada Mega jika ingin melakukan sesuatu.

'Langkah dia (Jokowi) jelas enggak bisa lepas sama Bu Mega, Mbak Puan. Sedangkan Pak Prabowo, betul-betul jemput bola. Lagi di jalan dia terbayang nama seorang tokoh dia datang ke rumahnya. Kalau Jokowi kan harus izin dulu,' ujar Ruhut di Gedung DPR, Jakarta, Senin (26/5).

8. Jokowi hanya jadi RI 4

Sindiran Ruhut Sitompul kepada Joko Widodo memang tak ada habisnya. Dia bahkan menyebut bahwa Jokowi tidak benar-benar menjadi presiden (RI1) jika menang di Pilpres 9 Juli nanti. Sebab, kinerjanya akan diatur oleh Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri.

Menurut Ruhut, belum lagi dengan pasangan Jokowi sebagai cawapres yakni Jusuf Kalla (JK). Sebab dai melihat JK sering bermanuver seolah menjadi presiden, padahal hanya wakil presiden.

'Kalau Prabowo enggak usah kulonuwun, kalau Jokowi presiden nanti enggak RI1, tapi RI4. Kenapa? Hati-hati JK kadang-kadang malah jadi real presiden,' tegas Ruhut di Gedung DPR, Jakarta, Senin (26/5).

Ruhut melanjutkan, yang akan menjadi RI1 jika Jokowi terpilih adalah Mega atau JK.

'Bisa ibu Mega bisa pak JK.' Sementara untuk RI3, Ruhut yakin adalah putri bungsu Mega yakni Puan Maharani.

'Mbak Puan dong, hehe,' pungkasnya.

9. Pedagang mebel tak level jadi capres

Politikus Partai Demokrat Ruhut Sitompul menanggapi sinis berbagai hasil lembaga survei yang menempatkan Joko Widodo sebagai calon presiden potensial. Ruhut menilai belum waktunya gubernur DKI itu memimpin republik ini.

'Pedagang mebel mau jadi calon presiden, belum levelnya. Memang mudah jadi presiden? Aku tidak mau bodohi rakyat, aku mau cerdaskan rakyat,' kata Ruhut kepada merdeka.com, Minggu (19/5).

Anggota Komisi III DPR meminta kepada seluruh rakyat Indonesia agar benar-benar memperhatikan rekam jejak calon presiden. Dengan tegas Ruhut mengatakan jika Jokowi bukanlah sosok yang pantas jadi presiden.

'Aku tidak dukung. Aku mau pimpinan negara punya track record cerdas, bersih. Tapi jangan dia (Jokowi). Rakyat harus lebih cerdas, jangan pilih orang karena pencitraan,' timpal Ruhut. (*/msn)

0 comments:

Posting Komentar