Jodoh di Tangan Tuhan

pengantin Riset Membuktikan Gen Suami Istri Sangat Mirip

Apakah Anda percaya bahwa jodoh ada di tangan Tuhan? Suatu riset baru-baru ini mendapati, ungkapan bahwa "jodoh ada di tangan Tuhan" mungkin bukanlah isapan jempol belaka.

Manusia cenderung untuk memilih pasangan yang memiliki kemiripan genetik dengan dirinya sendiri.

Sementara mengenai bagaima­na seseorang dapat menemukan pasangan hidup yang memiliki kesamaan genetik dengan dirinya sendiri di tengah lautan manusia ini, para ilmuwan menyatakan hingga saat ini jawabannya belum diketahui.

Namun bagi para akademisi yang meneliti reinkarnasi kehidupan mengatakan, seseorang yang berhasil menemukan pasangan hidupnya bukan atas kemampuan dirinya sendiri, karena hubungan antara seorang suami dan seorang istri telah diatur sedemikian rupa sejak lama sebelumnya.

Kemiripan genetika pasangan sangat tinggi, terdapat faktor bawaan. Menurut situs internet Science Daily edisi 19 Mei lalu, sebuah ri­set yang dilakukan oleh University of Colorado di Boulder AS telah mengungkapkan, setiap orang cen­derung memilih pasangan hidup yang memiliki kemiripan genetika dengannya. Tingkat kemiripan ge­netik antara suami dan istri jauh lebih tinggi dibandingkan dengan genetika dua orang yang dipilih se­cara acak.

Para peneliti membandingkan gen dari 800 pasang suami istri dengan 800 pasang orang asing yang dipilih secara acak. Hasilnya menunjukkan, kemiripan gen an­tara suami istri lebih tinggi dibandingkan kemiripan gen antara sesama orang asing.

Menurut para ilmuwan, hasil ini sebagian dikarenakan manusia cen­derung menikahi orang yang ting­gal di sekitar lingkungannya atau dengan orang dari suku bangsa atau ras yang sama. Akan tetapi, hasil riset juga menunjukkan bahwa ma­nusia umumnya lebih mudah ter­tarik pada orang lain yang memiliki kemiripan genetik.

Sementara mengenai bagaima­na seseorang dapat menemukan pa­sangan hidup yang memiliki kemi­ripan gen dengan dirinya di tengah lautan manusia, Benjamin Domi­nique selaku penulis tesis sekaligus peneliti perilaku menyatakan, hingga saat ini belum diketahui jawabannya.

Dalam hidup kita, mengapa ada begitu banyak orang yang hanya berlalu di hadapan kita, tanpa bisa saling mengenal. Sementara ada se­bagian orang lainnya yang menjadi kerabat atau sahabat kita, lalu ada seseorang yang begitu istimewa yang menjadi pasangan hidup kita sepanjang hari. Apakah ini murni hanya suatu 'kebetulan' atau sesuatu yang mengikuti mekanisme? Atau ada faktor melampaui manu­sia yang berperan dalam hal ini?

Jodoh ajaib suami istri lintas negara

Surat kabar Life Times pada 2010 memberitakan sebuah kisah suami istri yang ajaib, yang benar-benar membuktikan sebuah pepatah Tiongkok kuno, "Jika me­mang berjodoh, pasti akan bertemu walaupun terpisah ribuan kilome­ter. Jika tidak berjodoh, maka tidak akan pernah bersama walaupun saling berhadapan."

Menurut Life Times, suami istri Walztner berasal dari negara yang berbeda, yang jatuh cinta pada pandangan pertama saat mereka bekerja, lalu menikah memiliki ke­turunan dan keluarga yang bahagia. Di mata orang lain, pernikahan beda negara ini adalah contoh kelu­arga yang bahagia. Suatu hari, saat sedang melihat-lihat foto istrinya di masa kanak-kanak, sang suami terkejut mendapati ayahnya sendiri ada di dalam foto tersebut.

Foto masa kecil istri Walztner itu diambil di Disneyland Florida, sang istri waktu itu berfoto dengan seorang tokoh film kartun dengan kedua orang adik laki-lakinya. Walztner mendapati, ayahnya berada di latar belakang foto mereka, sedang mendorong sebuah kereta bayi lipat. Setelah diamati lebih cermat, ia mendapati anak di dalam kereka bayi itu adalah dirinya sendiri.

Kemudian, mereka pun men­datangi rumah ibunda Walztner untuk mencari foto-foto lama, dengan foto-foto lainnya sebagai bukti, mereka memastikan bahwa Walztner memang pernah mendatangi Disneyland tersebut.

"Waktu itu saya hanyalah seorang anak yang baru saja mulai belajar berjalan, tapi saya sudah berada di dalam selembar foto yang sama dengan calon istri saya. Sungguh menakjubkan," katanya.

Menurut Walztner dirinya dan sang istri sama sekali bukan warga negara yang sama, saat pengambilan foto itu, istrinya menetap di Florida, sedangkan dirinya ber­asal dari Kanada.

Istri Walztner berkata, "Saya bahkan tidak pernah membayang­kan di dalam foto itu terdapat calon suami saya. Ini sungguh luar biasa. Saya percaya menyatunya kami berdua memang sudah jodoh, kebetulan seperti ini membuat orang sulit untuk percaya, dan hingga saat ini saya masih merasa sangat ter­haru."

Suami istri Walztner selalu percaya bahwa perkenalan mereka adalah pengaturan takdir, namun sama sekali tidak pernah terlintas di benak keduanya bahwa jodoh telah mempertemukan mereka un­tuk pertama kalinya 20 tahun lalu.

Kisah nyata yang ajaib ini, mungkin akan dianggap kebetulan belaka oleh banyak orang. Namun pada riset Past Life Regression Therapy, para dokter berpendapat bahwa segala pertemuan manusia yang kelihatannya seolah kebetul-an, sebenarnya telah "ditakdirkan". "Takdir" seperti ini bahkan jauh melampaui dimensi waktu pada kehidupan sekarang ini.

Jodoh kehidupan kini adalah karena berjodoh di kehidupan sebelumnya

Beberapa tahun terakhir ini, metode terapi Past Life Regression sangat popular di Amerika, dasar dari terapi ini adalah, sumber akar penyakit psikologis dan sakit jang­ka panjang manusia di kehidupan sekarang, adalah berasal dari ke­hidupan sebelumnya. Lewat hipno­tis terhadap pasien hingga mema­suki kondisi hening, mengisahkan kembali penderitaan pada kehidupan sebelumnya serta menjabarkan hubungan karma sebab akibat dari kehidupan sebelumnya, penyakit akut yang diderita pada kehidupan sekarang ini pun sembuh dengan sendirinya secara ajaib.

Saat ini telah banyak diterbitkan buku serta kasus yang di­publikasikan mengenai Past Life Regression atau ingatan akan ke­hidupan lampau. Dalam hubungan suami dan istri, pada banyak kasus muncul suatu fenomena yang sangat lumrah, yakni banyak di antara pa­sangan suami istri pada kehidupan ini, telah mengalami berbagai kisah perjumpaan dan perpisahan sejak kehidupan sebelumnya.

Seorang pakar hipnoterapis yang bersertifikat (Certified Master Hypnotherapist) bernama Profe­sor Mike Newton dalam bukunya yang berjudul Spiritual Journey dan Spiritual Destiny pernah meng-utarakan contoh kasus yang tragis sebagai berikut:

Cinta yang menyakitkan: pada zaman Batu, istri dari seorang sub­jek (orang yang diterapi secara hip­notis pada kehidupan ini) sering di­lecehkan oleh si kepala suku yang haus seks.

Cinta yang dirampas. Subjek adalah seorang budak wanita di zaman Romawi kuno, yang bertu­gas memasak bagi para gladiator, ia jatuh cinta pada salah seorang gladiator. Sang gladiator tersebut sempat berkata pada wanita itu se­malam sebelum dirinya terbunuh, "Aku akan mencintaimu selamanya!"

Cinta yang kejam. Di zaman Abad Pertengahan, seorang sub­jek jatuh cinta pada seorang gadis bangsawan, mereka pun diam-diam memadu kasih, akhirnya hal itu diketahui oleh ayah gadis tersebut, yang kemudian menjebloskan sang pemuda ke dalam penjara bawah tanah hingga tewas.

Impian untuk hidup bersama pada kehidupan sebelumnya yang tidak terwujud, namun karena kuatnya niat hati kedua orang melampaui batas ruang dan waktu, sehingga terjadilah jodoh pada ke­hidupan sekarang ini.

Seorang pakar psikologis ber­nama Profesor Brian L. Weiss dalam bukunya yang berjudul True Love Forever memaparkan kasus mengenai "jodoh" yang "sedang berlangsung saat ini":

Seorang pria dan seorang wanita yang sama sekali tidak saling mengenal menemui Profesor Weiss di saat yang bersamaan un­tuk mendapat pengobatan dengan metode ingatan kehidupan lampau, keduanya masing-masing mengenang kembali kehidupan bersama mereka sebelumnya di Yerusalem sekitar 2.000 tahun silam. Waktu itu hubungan mereka berdua adalah ayah dan anak perempuan, sang ayah disiksa oleh tentara Romawi, akhirnya meninggal di pelukan sang putri.

Pada kehidupan ini, mereka berdua sempat bertemu di klinik Profesor Weiss, tapi karena ikatan profesinya, Profesor Weiss sama sekali tidak boleh membocorkan ingatan mereka pada masing-ma­sing. Namun setelah proses terapi mereka selesai, takdir pun mem­buat pengaturan yang amat ajaib bagi mereka berdua. Keduanya secara 'kebetulan' menumpang pesawat yang sama, lalu saling mengenal dan jatuh cinta.

Tentu saja, tidak semua per­nikahan berlangsung harmonis sempurna, sejumlah kasus menun­jukkan bahwa suami istri yang terjerumus dalam pernikahan yang tidak harmonis, pada kehidupan terdahulu mereka ada sepasang suami istri yang tidak bahagia dan saling melukai, sehingga hutang pada kehidupan lampau tersebut harus mereka bayar pada kehidupan sekarang ini.

Jika demikian halnya, perte­muan dua orang di tengah lautan manusia dan menjadi pasangan suami istri bukanlah suatu hal mu­dah. Peribahasa Tiongkok kuno mengatakan, "Pahala dari 10 kali reinkarnasi mendatangkan jodoh kebersamaan, pahala dari 100 kali reinkarnasi mendatangkan jodoh sebagai suami istri."

Jodoh yang sulit didapat ini memang patut un­tuk dihargai. (sud/rahmat)

0 comments:

Posting Komentar