Media Malaysia melansir bocoran hasil investigasi yang menyebut, co-pilot Malaysia Airlines MH370, Fariq Abdul Hamid berupaya menelepon seseorang dari dalam pesawat saat posisi pesawat terbang di atas wilayah Penang, 8 Maret 2014.
Upaya itu terhenti mendadak, dan tiba-tiba pesawat MH370 terbang jatuh dari tower telekomunikasi. Pesawat pembawa 239 orang tersebut selanjutnya lenyap misterius.
Bocoran investigasi yang dilansir New Straits Times (NST), Sabtu (12/4/2014), merupakan terobosan terbaru dari hasil investigasi kriminal yang dilakukan penyidik kepolisian Malaysia. Polisi saat ini masih menelusuri sosok yang ditelepon Fariq dari ponselnya itu.
Media Malaysia itu menyatakan, pesawat MH370 terbang pada ketinggian yang cukup rendah dan dekat dengan menara telekomunikasi, sehingga sinyal ponsel Fariq bisa terdeteksi. Sumber penyidik yang menolak membocorkan detail hasil investigasi itu mengaku belum mengetahui sosok yang ditelepon Fariq.
Selain upaya menelepon seseorang, Fariq terakhir kali berkomunikasi melalui aplikasi messenger WhatsApp pada pukul 23.30 pada tanggal 7 Maret 2014, tepat sebelum dia naik Malaysia Airlines MH370 untuk melakukan perjalanan ke Beijing.
"Cek pada riwayat telepon Fariq menunjukkan bahwa orang terakhir yang ia ajak bicara adalah salah satu yang ada di kontak tetapnya (nomor yang sering muncul di log telepon keluarnya)," tulis NST.
"Telepon ini dilakukan tidak lebih dari dua jam sebelum pesawat lepas landas pada pukul 00.41 dari Bandara Internasional Kuala Lumpur," lanjut laporan NST.
Sepupu Fariq, Nursyafiqah Kamarudin, 18 , mengatakan kepada NST, bahwa jika ada satu orang yang jendak ditelepon Fariq, kemungkinan adalah ibunya, yang selama ini sangat dekat dengan Fariq.
Meskipun penyelidikan telah berlangsung sejak 8 Maret 2014, polisi belum rampung untuk menyelidiki awak pesawat. Sumber itu mengingatkan agar hasil penyelidikan jangan terlalu diungkap, karena bisa menganggu upaya penyelidikan yang tengah berlangsung. (*NewStraitTimes)
0 comments:
Posting Komentar