Operasi militer besar-besaran yang diluncurkan Pemerintah Ukraina di wilayah timur negara itu, untuk menindak keras para demonstran anti-pemerintah telah memakan belasan korban.
Presiden Rusia, Vladimir Putin menyerukan negara-negara di dunia mengutuk Kiev, atas operasi militer yang membuat negara itu diambang perang saudara.
Kekhawatiran pecahnya perang saudara itu disampaikan Putin saat berbicara dengan Kanselir Jerman, Angela Merkel, melalui telepon. Kementerian Luar Negeri Rusia mengecam kebijakan operasi militer besar-besaran dengan nama operasi anti-teroris untuk membungkam demonstran yang menuntut hak-haknya.
"(Operasi militer) anti-konstitusional dilakukan di Ukraina tenggara, yang kami percaya dapat menyebabkan bencana," bunyi pernyataan kementerian itu.
"Kami sangat prihatin atas operasi militer yang diluncurkan oleh pasukan khusus Ukraina dengan dukungan tentara. Sudah ada korban," lanjut kementerian tersebut tengah malam tadi (15/4/2014), seperti dilansir Rusia Today.
Menurut Kremlin, operasi militer besar-besaran oleh Pemerintah Ukraina tak ubahnya sebagai pelanggaran hukum, karena melawan rakyatnya sendiri.
"Peristiwa terkini menunjukkan keengganan terus-menerus dari pihak berwenang Kiev untuk berdialog dengan rakyat wilayah Ukraina yang menuntut hak," imbuh pernyataan Kementerian Luar Negeri Rusia.
Sedangkan Jerman belum mengambil sikap meski mengakui ada perbedaan penafsiran dengan Rusia tentang apa yang terjadi di Ukraina timur.
Sementara itu, Menteri Luar Negeri Polandia, Radoslav Sikorskii, justru mendukung Ukraina untuk meluncurkan operasi militer besar-besaran. Pihak Warsawa setuju percaya tindakan itu tepat untuk menindak orang-orang bersenjata yang menduduki bandara. (*russiaToday)
0 comments:
Posting Komentar