Kisah Kasih Gadis AS Jatuh Cinta pada Jihadis ISIS


Shannon Maureen Conley, gadis usia 19 tahun asal Denver, Amerika Serikat. Ia berkenalan dengan anggota gerakan Islamic State of Iraq and Syam secara online, jatuh cinta, lalu berjanji berangkat ke Suriah untuk menyusulnya.

Dokumen pengadilan federal tertanggal 9 April yang memuat kisah Conley akhirnya diungkap oleh hakim federal Jeff Dorschner kemarin.

Conley dituduh 'berkonspirasi' menyediakan material untuk mendukung organisasi yang dicap 'teroris' oleh negaranya, Amerika Serikat.

Namun, ia ditangkap agen FBI saat akan berangkat dari Bandara Internasional Denver pada 8 April lalu. Ketika itu Conley hendak menuju Frankfurt, Jerman.

Rencana perjalanannya lanjut ke Istanbul dan Adana, Turki, yang hanya berjarak beberapa jam dari perbatasan Suriah.

Conley, yang merupakan perawat bersertifikasi, mengaku pada penyidik bahwa dia berharap bertemu kekasihnya di Suriah dan tinggal dengannya di perbatasan Turki sebagai istri sang jihadis.

Orang tua Conley mengatakan jihadis itu pria 32 tahun asal Tunisia. Namun, namanya tak diungkap.

"Conley mengatakan pada peminangnya bahwa dia ingin menyediakan layanan kesehatan dan pelatihan di kamp jihadis. Kata laki-laki itu bagus karena mereka butuh perawat," kata surat sumpah yang memuat kesaksian orang tua Conley seperti dirilis ABC News, Rabu, 2 Juli 2014 malam waktu Amerika Serikat.

Conley sendiri menyatakan dirinya sadar akan risiko keberangkatannya. Oleh karena itu, dia berencana tidak akan kembali lagi ke AS.

Ketika ditangkap dan ditahan untuk tidak berangkat, Conley menyebut tidak ada yang bisa mengubah keputusannya. "Saya tahu keadaan bisa berjalan sangat buruk," katanya.

Ketika ditanya niatnya bertunangan dengan jihadis, Conley mengatakan, "Jika itu memang benar-benar perlu, maka iya. Saya tidak ingin… tapi saya akan melakukannya."

Sebelumnya pada Desember, Conley pernah menjalani pelatihan tentara AS yang disebut United States Army Explorers tentang taktik militer dan tembak-menembak. Dia berniat menggunakan keterampilan itu untuk melatih pejuang ISIS tentang taktik militer AS.

Conley diketahui seorang perawat bersertifikat dan seorang mualaf ini menjalani pelatihan di US Army Explorers (USAE) di Texas, pada Februari lalu. Tadinya Conley ingin bergabung dalam militer AS, tapi mengurungkan niatnya karena merasa tidak akan diterima jika mengenakan hijab.

0 comments:

Posting Komentar