Para Ulama Tolak Kekhalifahan Al-Baghdadi


Para ulama Sunni menolak kekhalifahan yang dideklarasikan oleh kelompok Negara Islam yang tadinya bernama ISIS pimpinan "Khalifah Ibrahim" atawa Abu Bakar al-Baghdadi.

Al- Qaeda, yang sebelumnya menjadi induk ISIS (Negara Islam Irak dan Suriah), juga tak mau mengakui dan tunduk pada "Khalifah Ibrahim" ini.

Assem Barqawi, yang nama jihadnya dikenal sebagai Abu Mohamed al-Maqdesi, yang ditahan di penjara Yordania karena didakwa merekrut sukarelawan untuk terjun dalam perang di Afghanistan namun pada Juni lalu dilepas, menyebut ISIS sebagai golongan "fasik".

Al-Maqdesi, pendukung kuat Jabhat (Front) al-Nusra yang terafiliasi dengan al-Qaeda, menohok Negara Islam karena melampiaskan hasrat brutal membunuh orang Islam lainnya, tulis Al Jazeera, Senin (7/7/2014).

"Apakah kehalifahan ini akan menjadi tempat berlindungnya kelompok masyarakat yang rentan imannya dan apakah mau menjadikannya sebagai tempat berlindung umat Islam, atau mereka akan menggantungkan pedang di leher orang-orang Muslim yang tak setuju dengan paham mereka?," tanya al-Maqdesi.

Al-Maqdesi yang menganut aliran Sunni Salafiyah menyamakan dirinya dengan para pemimpin Sufi seperti Muhammad al-Yacoubi asal Suriah.

Dalam akun Twitter-nya, al-Maqdesi yang mengasingkan diri dari Suriah, menyebut pengikut ISIS adalah kaum "fasik".

"Kekhalifahan Negara Islam itu tidak sah," ujar al-Maqdesi. Dan mendukung Negara Islam bentukan Abu Bakar al-Baghdadi adalah "haram" hukumnya, tambah al- Maqdesi.

Al-Qardhawi Tolak Al-Baghdadi

Pandangan seperti itu juga dikemukakan oleh Pemimpin Ulama se-Dunia, Yusuf al-Qardhawi mengatakan bahwa deklarasi kekhalifahan Islam oleh ISIS melanggar hukum syariah, tegasnya, Sabtu, 5/7/2014.

Ulama Sunni asal Mesir yang berdiam di Doha, Qatar, Yusuf al-Qadarawi. Deklarasi Negara Islam tersebut, kata al-Qadarawi, "tidak sah, kosong" menurut syariat Islam.

"Sebuah kelompok yang hanya memaklumatkan sebuah kekhalifahan, tidak cukup untuk mendirikan sebuah kekhalifahan," kata al-Qadarawi dalam surat terbuka yang diterbitkan pada situs web Serikat Internasional Ulama Muslim, yang dipimpinnya.

Peringatan yang sama datang dari partai politik seluruh umat Islam Hizb ut-Tahrir, yang menyakini bahwa sudah menjadi tugas umat Islam untuk mendirikan kekhalifahan.

Dalam khutbah Jumat, Rachid Ghannouchi, pendiri Patai Ennahda, partai Islam utama di Tunisia, mengamini koor yang menyebut maklumat para pengikut "Khalifah Ibrahim" sebagai tidakan terburu dan terkesan "menipu".

"Sebuah bangsa tidak muncul dengan cara konyol seperti ini," ujar Ghannouchi kepada para jamaahnya. (*

0 comments:

Posting Komentar