Militan Kekhalifahan Islam Syria dan Irak (ISIS) kelahiran Kanada, Usamah Somali, mengatakan ISIS tak akan berhenti berjuang sebelum bisa menggantung Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu di tiang Salib.
Somali bergabung dengan ISIS sejak April lalu. Pernyataan Somali itu dikemukakannya dalam sebuah wawancara video dengan Vice News, dan kemudian dilansir situs berita Isarel, Haaretz.
"Hanya jika kami berhasil menyalibkan Benjamin Netanyahu untuk kejahatan perang yang dilakukannya, mungkin kami akan berhenti," kata Somali.
Petempur muda berusia 21 tahun itu menegaskan hal itu kepada pendiri Vice News, Shane Smith, melalui jaringan video dari Irak.
Menurut seorang sumber bernama Farah Shirdon, Usamah Somali, datang ke Siria April lalu untuk bergabung bersama ISIS. Saat itu pula, kata Shirdon, atas permintaan ISIS, Somali membakar paspor Kanada yang semula dipegangnya.
Berdasarkan pengakuannya kepada Vice News, Somali telah mulai dilibatkan dalam berbagai pertempuran sejak Juli lalu.
Tak hanya itu, dalam wawancara dengan Vice News tersebut, Somali juga mengatakan, ISIS tak akan berhenti berjuang sebelum mereka berhasil mengibarkan bendera hitamnya di Gedung Putih.
"Dengan pertolongan Tuhan, kami akan segera menyerang beberapa titik di New York, "katanya di video tersebut.
"Saat ini, kami tengah merekrut banyak mujahidin untuk sama-sama berjuang."
"Mobilisasi itu harus kami lakukan agar serangan kami brilian. Begitu, Teman," katanya.
0 comments:
Posting Komentar