Fakta di Balik Fatwa Makan Daging Anjing di Suriah


Warga di beberapa distrik di Damaskus telah berbulan-bulan dikepung dan diblokade pasukan Suriah. Kehabisan makanan dan minuman, mereka terpaksa menyantap kucing dan anjing, binatang yang diharamkan dalam agama Islam.

Sheikh Saleh al-Khatib, nama ulama utama Suriah ini. Sudah sembilan hari, dia melakukan mogok makan karena meratapi anak-anak di Suriah yang kelaparan, lantaran terjebak dalam situasi perang di negara itu.

"Ini bukan karena diperbolehkan dalam agama, tapi adalah cerminan dari fakta yang kami derita," kata Khatib. Dalam ajaran Islam ini diperbolehkan jika terpaksa. Hal ini termaktub dalam Al-Qur'an surat al-An'am ayat 145.

Al-Khatib, adalah salah satu ulama yang ikut mengeluarkan fatwa makan daging kucing, anjing dan keledai jika terpaksa dan demi menyelamatkan diri dan keluarga demi menyambung hidup.

Ada alasan krusial, mengapa dia mengeluarkan fatwa semacam itu. Dia menceritakan awal mula pengumuman fatwa tersebut di sela-sela festival tiga hari di Damaskus.

"Kami mengeluarkan perintah agama yang memungkinkan orang untuk makan daging anjing dan daging kucing. Bukan karena halal, tetapi karena itu adalah refleksi dari realitas penderitaan kita," keluh al-Khatib, sebagaimana dikutip AFP, Jumat (18/10/2013).

"Orang-orang di sini tidak memiliki apa-apa untuk anak-anak mereka. Saya mogok karena saya ingin membantu menyelamatkan makanan bagi orang lain," lanjut dia. 

Dia tidak memungkiri berita, bahwa Pemerintah rezim Presiden Bashar al-Assad sengaja membiarkan rakyatnya yang terjebak perang sipil di Suriah kelaparan.

Di saat anak-anak Muslim di penjuru dunia berbahagia merayakan Idul Adha, momen itu tidak berlaku bagi anak-anak di Suriah. 

"Tentu saja tidak ada Lebaran untuk anak-anak di sini," kata seorang aktivis di dekat Damaskus, Abu Malek di Moadamiyet al-Sham. "Bagi mereka , Idul Fitri akan datang ketika mereka melihat sepiring nasi," imbuh dia.

Suad Zein , seorang ibu delapan anak bercerita kepada CNN. "Sebelum krisis Suriah, selama Idul Fitri kita pergi ke toko dan membeli barang-barang, kami sangat senang. Idul Fitri adalah liburan yang indah di sini," kenangnya.

"Sekarang, hari ini saya bahkan tidak bisa membelikan anak saya celana, atau sepatu, atau bahkan sepotong roti," ucapnya.

Diberitakan laman Telegraph, Selasa (15/10), diperkirakan masih ada puluhan ribu orang terjebak di beberapa wilayah di Damaskus yang dikuasai oleh pejuang Suriah. Wilayah ini dikepung sniper dan tank tentara Bashar al-Assad, mencegah warga untuk keluar.

Pemandangan yang sama terjadi di tiga distrik di Damaskus dan sebuah penampungan pengungsi Palestina. Warga setempat juga mengaku mulai kehabisan makanan. Mereka terpaksa memakan anjing, kucing, bangkai binatang, dedaunan, bahkan rumput demi menyambung hidup.

"Saya pernah melihat sekeluarga yang miskin memakan anjing liar karena mereka tidak punya apapun untuk dimakan. Tidak ada makanan lagi di sini," kata seorang warga bernama Ehab, berbicara melalui Skype dari kamp pengungsi di distrik Yarmouk, Damaskus.

Aktivis Suriah lainnya, Abu Hadi, menceritakan, warga Suriah bertahan hidup pada rumah bambu, dan bercocok tanam. "Tapi takut untuk memanen. Orang-orang telah meninggal di kebun, karena ditembak," ujarnya.

"Kami tidak lagi memiliki stok makanan. Setiap orang menanam di kebun dan di jalan-jalan," imbuh dia yang menggambarkan, bahwa sudah berbulan-bulan tidak ada roti yang masuk ke daerahnya.

Menurut para aktivis, sudah 10 bulan pasukan pemerintah menghentikan pasokan makanan ke wilayah yang mereka kepung. Dua warga di Yarmouk, Mohammed dan Ehab mengatakan, awalnya Assad memperbolehkan wanita dan orang tua keluar kamp untuk membeli makanan bagi warga.

"Wanita boleh membeli sedikit roti, tidak lebih dari 12 buah. Lalu Februari, ini dihentikan dan tentara hanya memperbolehkan bahan pokok, seperti gandum dan gula, dalam jumlah sedikit. Sekarang semuanya dihentikan," kata Mohammed.

"Dalam lima bulan terakhir semuanya memburuk. Tidak ada makanan. Ada lima jalan yang ditutup tentara rezim, dijaga sniper dan tank," timpal Ehab.

0 comments:

Posting Komentar