Suku Mosuo, China: Menguak Kisah ‘Negeri Para Wanita’


Negara Republik China memang memiliki banyak suku. Salah satu yang paling unik adalah Suku Mosuo, negeri para wanita dengan ragam kehidupan dan budayanya yang unik dan aneh.

Suku ini dalam kesehariannya wanita sangat dihormati bahkan memiliki kekuasaan lebih ketimbang kaum pria. Suku ini dikatakan unik bukan hanya karena mereka masih tinggal di pedalamanan atau memiliki bahasa selain bahasa mandarin.

Akan tetapi, budaya matriarchal yang mereka anut serta tidak mengenalnya ikatan suami istri membuat suku ini punya ciri tersendiri.


Suku Mosuo sendiri berdiam di sekitar Danau Lugu. Danau Lugu yang memiliki keindahan alami menjadi latar belakang kehidupannya yang romantis dan terbelakang di antara hingar bingar negara tirai bambu ini.

Tertulis keunikan suku ini adalah mereka menjalin hubungan tanpa nikah bahkan sampai memiliki anak. Oleh sebab itulah, Danau Laugu juga dikenal sebagai Negeri Wanita.

Dulu, ketika negara China seakan menyianyiakan perempuan, dalam kehidupan Suku Mosuo justru perempuanlah yang memiliki peran tertinggi daripada kaum pria. Asas kehidupan ini masih dianut sampai sekarang.

Sampai-sampai ketua adat dalam kaum ini adalah wanita. Meskipun begitu, kaum wanita tidak semerta-merta merendahkan pria Suku Mosuo.

Keunikan Suku Mosuo yang sangat kuno ini cukup memiliki nama di tengah-tengah kehidupan modern. Mereka hanya ingin menghormati adat-istiadat yang sudah ada sejak dulu. Berkat perbedaan gaya hidupnya, pemerintah lokal berusaha menjaga dan mendukung semua kegiatan Mosuo.


Kini, keunikan budaya Mosuo banyak menarik wisatawan untuk berkunjung ke daerahnya yang berada di perbatasan China dan Tibet. Selain budayanya yang unik, keindahan Danau Lugu juga menjadi alasan utama.

Tradisi kuno matriakhal yang dianut oleh Suku Mosuo ini ternyata banyak sekali menarik perhatian wisatawan asing. Terlebih, saat berkaitan dengan hubungan suami-istri.

Ya, sangat menarik karena kaum wanita yang sudak dewasa akan memiliki hak bebas memilih pasangan bahkan berganti-ganti pasangan seksual. Namun, sayang tradisi unik ini sering kali ternoda dengan perilaku wisatawan yang terkadang ingin mengambil kesempatan.

Di Mosuo tidak mengenal kata zina, anak haram, dan seks bebas, Mereka hanya mengenal "Walking Marriage", kendati itulah sebenarnya terjadi .


0 comments:

Posting Komentar