PUNCAK curah hujan di Jakarta pada tahun 2013 lalu lebih besar daripada tahun 2014. Pada tahun 2013, puncak curah hujan mencapai 194-200 milimeter.
"Sementara tahun ini curah hujan maksimalnya 147 milimeter," kata Kepala Bidang Informasi Meteorologi Publik BMKG Kukuh Ribudiyanto di Jakarta, Rabu malam (5/2/2014), dikutip liputan6.
Menurut Kukuh, hujan yang turun di Jakarta mulai akhir 2013 hingga awal 2014 ini rata-rata curah hujannya 50-100 milimeter. Namun demikian, curah hujan intensitas 50-100 milimeter itu sanggup merendam sebagian wilayah Ibukota dalam kurun yang lumayan lama.
Apa sebab? "Kondisi hujan antara 50-100 milimeter itu terjadinya berhari-hari. Sehingga jika ditotal curah hujan bulanannya mungkin lebih tinggi dari tahun lalu," tutur Kukuh.
"Kali ini hujan 50-100 itu sering terjadi, agak lebat. Itu makanya banjir terjadi lama," tambah dia. Untuk diketahui, hujan intensitas 500-100 milimeter termasuk lebat. Sementara di atas 100 milimeter sangat lebat.
Sementara, tambah Kukuh, pada 2013 silam hujan lebat tidak terjadi dalam kurun waktu yang lama di Jakarta. Hujan sangat lebat pada 2013 tidak terjadi berturut-turut.
"Kalau pada saat 2013 itu hujan di atas 50-100 milimeter sebentar. Mungkin hanya 2 hari sebelumnya hujan 190-200 milimeter. Hujannya sekaligus bres. Sekarang hujan sedang hingga lebat, tapi terus-menerus," ujar dia.
Teorinya, kata dia, jika hujan lebat hanya terjadi sebentar air yang jatuh ke tanah sebagian besar akan diserap tanah dan tumbuhan. Sisanya mengalir. Sementara, jika hujan sedang yang turun terus-menerus, maka airnya sebagian besar tidak akan diserap tanah.
"Pada saat beberapa hari hujan sifatnya lebat, air tanah sudah jenuh. Hujan yang turun tidak diserap tanah lagi, maka sebagian besar akan mengalir dan menyebabkan banjir," tutur Kukuh. (liputan6)
0 comments:
Posting Komentar