Hubungan Jerman dan Israel makin harmonis, Jerman mengaku akan selalu mendukung negara Yahudi itu. Bisa dikatakan itu merupakan bentuk pertanggungjawaban sekaligus penebus dosa Holocaust.
Jika pada Perang Dunia II Jerman membantai jutaan orang Yahudi, kini negara itu bersumpah melindungi Israel. Salah satu wujudnya, disampaikan Kanselir Jerman, Angle Merkel, beberapa waktu lalu.
Merkel menawarkan Israel memakai bantuan konsulnya di beberapa negara muslim. Tentu saja Israel tak memiliki kedutaan yang berbasis di negara-negara itu. Salah satu yang disebutkan Merkel, adalah Indonesia.
Duta Besar Israel untuk Jerman, Yakov Hadas-Handelsman mengomentari tawaran Merkel.
"Itu menyiratkan 'pesan khusus' dari Jerman," katanya. Yakov menegaskan, tawaran itu menunjukkan kuatnya hubungan antar kedua negara yang dulu bermusuhan.
Mengutip Reuters, penawaran itu akan termaktub dalam jadwal kunjungan Merkel ke Yerusalem, Senin mendatang. Kunjungan itu dilakukan dalam rangka konsultasi kedua pemerintahan negara.
Itu merupakan kunjungan kelima sejak 2008, antara dua negara. Terakhir, diskusi Jerman dan Israel berlangsung di Berlin, Desember 2012 lalu.
Seperti dilansir Times of Israel, kunjungan Merkel Senin depan tidak hanya sekadar diskusi. Disebut-sebut, ia juga akan menerima penghargaan "Presidential Medal of Distinction" dari Presiden Israel, Shimon Peres.
Itu merupakan penghargaan untuk individu maupun organisasi yang berkontribusi luar biasa memperbaiki dunia. Merkel sendiri dikagumi karena berperan melawan antisemitisme, paham yang memandang rendah kaum Yahudi. Akibat paham itulah dulu mereka dibantai Nazi.
Sikap berbeda ditunjukkan Merkel. Ia dianggap pemimpin luar biasa dengan moral dan cita-cita tinggi yang bisa menghangatkan hubungan Jerman dan Israel. Atas jasa-jasanya itulah ia dianggap layak mendapat penghargaan.
"Kanselir Merkel memberi contoh indah soal perlawanan terhadap antisemitisme dan rasisme. Ia bekerja tanpa lelah terhadap isu itu demi mendidik generasi Jerman di masa mendatang yang peduli terhadap kesetaraan dan toleransi," tulis pernyataan resmi kepresidenan Israel. (*viva)
sumber: Reuters | Times of Israel
0 comments:
Posting Komentar