Apa Yang Ingin Disadap Australia dari Ani Yudhoyono?


Kabar mengenai penyadapan yang dilakukan oleh Australia terhadap Indonesia kembali beredar. Kali ini Ibu Negara Ani Yudhoyono dikabarkan menjadi korban penyadapan Australia. Apa yang disadap dari Ani Yudhoyono?

Menurut Sidney Morning Herald, Senin (18/11/2013), ada kemungkinan bahwa penyadapan terhadap Ani Yudhoyono (bukan) bermaksud memperoleh informasi pribadi tentangnya. Tentunya pihak Australia (bukan) berniat untuk menggali informasi pribadi yang bersifat merusak.

Kemungkinan, pihak Australia melihat sosok Ani Yudhoyono sebagai sosok orang terdekat dalam lingkungan kekuasaan di Indonesia. Dalam hal ini kekuasaan Presiden SBY.

Dalam dokumen yang dibocorkan oleh Edward Snowden dan diperoleh oleh Sidney Morning Herald, Australia melihat peran Ani Yudhoyono sebagai penentu kebijakan di Indonesia. Hal tersebut juga disebut dalam bocoran kawat diplomatik Amerika Serikat (AS) oleh WikiLeaks pada 2007 silam.

Oleh WikiLeaks, Ani Yudhoyono disebut sebagai "Cabinet of One". Peran Ani Yudhoyono dalam pemerintahan SBY disebut oleh WikiLeaks sebagai sosok "penjaga" kekuasaan SBY.

Selain itu, WikiLeaks juga menjelaskan bahwa Ani Yudhoyono bisa memaparkan pandangan Presiden SBY mengenai perspektif arah kebijakannya. Berdasarkan pendapat anggota BIN Yahya Assegaf yang direkam oleh WikiLeaks, jelas menyebutkan bahwa opini Ani Yudhoyono menjadi penting sebagai satu-satunya bahan pertimbangan SBY untuk mengeluarkan kebijakan.

Dugaan penyadapan Australia terhadap lingkaran dalam SBY, diperoleh dari dokumen Edward Snowden. Dokumen tersebut menunjukkan dugaan penyadapan yang dilakukan oleh Kementerian Pertahanan Australia dan dinas intelijen the Defence Signals Directorate pada November 2009.

Hubungan antara Australia dengan Indonesia sempat memanas akibat dugaan penyadapan yang dilakukan oleh Kedubes Australia di Jakarta. Kementerian Luar Negeri Indonesia sempat memanggil Dubes Australia Greg Moriarty untuk dimintai keterangan mengenai penyadapan tersebut. (*/SMH/OKZ)

0 comments:

Posting Komentar