Bocoran Terbaru Snowden: “NSA berupaya Permalukan Tokoh Islam AS dengan Situs Porno”


Perilaku busuk Badan Keamanan Nasional Amerika Serikat (NSA) kembali terkuak, NSA ketahuan berupaya mempermalukan tokoh-tokoh Islam yang dicap 'radikal' dengan mengkait-kaitan mereka dengan situs-situs porno. Tujuannya, menghancurkan reputasi mereka di mata publik.

Hal tersebut terungkap dalam sebuah dokumen sangat rahasia (top secret) milik NSA yang dibocorkan oleh bekas pegawainya, Edward Snowden. 

Sebagaimana diberitakan Huffington Post, dokumen tertanggal 3 Oktober 2012 itu mengungkapkan bahwa tokoh-tokoh radikal dicari aktivitasnya, apakah mereka pernah melihat-lihat situs porno ataupun pernah menggunakan kata-kata cabul pada gadis-gadis lugu.

Direktur NSA menyebut program itu sebagai DIRNSA

"Tanpa menyebut individu-individu tertentu, tidak mengagetkan bahwa pemerintah AS menggunakan segala macam cara untuk menganggu orang yang dicurigai sebagai teroris yang merugikan negara dan meradikalisasi orang lain supaya melakukan kekerasan," ujar Shawn Turner, Direktur Hubungan Masyarakat National Intelligence kepada Huffington Post melalui email, Selasa (26/11/2013).

Wakil Direktur Legal America Civil Liberties Union (organisasi perlindungan kebebasan hak sipil Amerika), Jameel Jaffer mengatakan, dokumen tersebut menunjukkan bahwa NSA telah melakukan pelanggaran. 

"Perlu diingat bahwa aktivitas NSA selalu terfokus—bahwa lembaga tersebut mengumpulkan banyak informasi sensitif mengenai seseorang," ujarnya.

"Di mana pun Anda berada, NSA selalu mempunya data mengenai pandangan politik Anda, catatan kesehatan Anda, hubungan intim Anda dan aktivitas online Anda. NSA bilang ini informasi personal yang tidak dilanggar, tapi dari dokumen itu ketahuan bahwa NSA sangat jelas melakukan pelanggaran," tegas Jaffer.

Metode ini diterapkan NSA terhadap sejumlah target yang mereka sebut sebagai 'tokoh-tokoh radikal Islam terkemuka'. Dokumen rahasia intelijen yang dibocorkan Edward Snowden mengungkap NSA telah menargetkan enam orang yang namanya disebut dengan kode radicalisers.

"Namun, tidak ada satupun dari mereka yang diduga terlibat dalam rencana terorisme," tulis laporan tersebut seperti dilansir Huffington Post, Rabu (27/11).

0 comments:

Posting Komentar