Cerita Intel Kopassus jadi penjual Durian demi masuk Basis GAM


Hari ini, 16 April 2014, pasukan elite TNI AD, Komando Pasukan Khusus (Kopassus) merayakan hari jadinya yang ke-62. Pasukan korps baret merah ini menggelar syukuran di Gedung Balai Komando, Markas Besar Kopassus, Cijantung, Jakarta Timur.

Banyak kisah menarik sepanjang perjalanan pasukan elite Indonesia ini yang luput dari publikasi media.

Media Okezone memuat, beberapa pengalaman unik maupun operasi militer korps baret merah tersebut.

Sebagai seorang prajurit komando, anggota Kopassus dibekali berbagai keahlian. Di antaranya kemampuan intelijen yang mumpuni.

Satuan intelijen Kopassus atau Sandha Kopassus saat pencabutan status daerah operasi militer (DOM) pada akhir tahun 1998, berhasil masuk berulangkali ke lingkaran kekuasaan Gerakan Aceh Merdeka (GAM).

Salah satu anggota intelijen Kopassus yang berhasil memasuki kekuasaan GAM bahkan menjadi orang kepercayaan Muzakir Manaf ialah Sersan Badri (nama samaran), anggota Sandi Yudha Kopassus.

"Saya pernah menyamar jadi tukang durian yang mengirim dagangan dari Medan ke Lhokseumawe. Saya pernah ditempeleng aparat saat melewati pos penjagaan karena diminta jatah durian," kata Sersan Badri seperti dikutip Okezone dalam buku Kopassus untuk Indonesia, karangan Iwan Santosa dan EA Natanegara.

Saat itu kata Badri, untuk menyusup ke sarang GAM sangatlah sulit. Ia pun memutuskan menyamar menjadi seorang pedagang buah Aceh di perantauan. Pekerjaan itu lah yang kemudian mengantarkanya masuk sarang GAM.

Badri dan rekan-rekannya juga harus mengecoh patroli TNI agar tidak bisa menyergap GAM dengan memberi bocoran tentang gerakan TNI supaya GAM bisa menghindar. Penyamaran yang dilakukan Badri begitu tertutup, hanya unsur pimpinan yang mengetahuinya.

Kopassus Temukan Sumber Keuangan GAM

Berulang kali Badri diuji kesetiaannya oleh petinggi GAM dengan memintanya menyembunyikan sanak keluarga mereka. Selama tiga bulan lebih ia diuji kesetiaanya oleh petinggi GAM.

Kepercayaan yang akhirnya timbul tidak disia-siakan Badri. Dalam suatu kesempatan, tim intelijen Kopassus berhasil menemukan bongkar muat sebanyak 125 pucuk senapan milik GAM yang berhasil diselundupkan dari Thailand dan Malaysia.

Pasukan Kopassus juga berhasil menemukan sumber keuangan GAM. Salah satunya adalah perdagangan ganja kering yang berasal dari Aceh Timur dan Aceh Utara. Ganja tersebut dikirim melalui laut dengan kapal-kapal kecil ke Malaysia.

Selain perdagangan ganja, sumber keuangan GAM berasal dari perusahaan besar yang beroperasi di negeri Tanah Rencong dan warga setempat. Mereka diwajibkan memberi dana perjuangan GAM mulai dari hewan ternak, sawah dan kebun tak luput yang disebut dengan pajak Nanggroe. (*okezone)


0 comments:

Posting Komentar