40 Negara Ramai-ramai Keroyok ISIS


Sebanyak 40 negara, dilaporkan akan membahas strategi melumpuhkan Negara Islam atau ISIS.

Dikutip BBC, Senin (15/9/2014) Menteri Luar Negeri AS John Kerry akan bertemu para menteri luar negeri dari seluruh dunia di Paris, Prancis.

Sekitar 40 negara, diantaranya 10 negara-negara Arab, telah mendaftar untuk bergabung dalam koalisi untuk memerangi militan ISIS di Irak dan Suriah.

Presiden Prancis Francois Hollande mengatakan telah bergabung dengan Inggris untuk mengintai lokasi militan ISIS dari udara di wilayah Irak.

"Pagi ini, penerbangan pengintaian pertama dilaksanakan atas persetujuan antara Irak dan otoritas negara-negara Arab," kata Menteri Pertahanan Jean-Yves Le Drian mengatakan pada pasukan Prancis hari Senin di pangkalan Al-Dhafra di Uni Emirat Arab.

Inggris mengungkapkan pada bulan Agustus sejumlah jet Tornado dan pesawat pengintainya telah terlibat dalam pengumpulan informasi intelijen.

Beberapa negara Arab telah menawarkan diri untuk mengambil bagian dalam serangan udara terhadap kelompok pejuang ISIS di Irak.


Menteri Luar Negeri Amerika John Kerry tiba di Mesir hari Sabtu, dan melanjutkan upaya Amerika membentuk koalisi untuk menghadapi dan mengalahkan militan Negara Islam atau yang sebelumnya dikenal sebagai Negara Islam di Irak dan Suriah (ISIS).

Jadwal Kerry di Mesir hari Sabtu termasuk pertemuan dengan pemimpin Liga Arab Nabil al-Arabi, Presiden Mesir Abdul Fattah al-Sisi dan Menteri Luar Negeri Mesir Sameh Shoukri. Selain serangan udara terhadap militan Negara Islam di Irak, Amerika berusaha menggalakkan pembentukan koalisi lebih luas untuk melawan militan yang berbasis di Suriah itu.

Para pejabat Amerika kini menyebut tindakan militer terhadap militan Negara Islam sebagai perang.

Tak berjalan Mulus

Upaya Amerika Serikat (AS) membangun koalisi bangsa-bangsa untuk memerangi Daulah Islamiyah kemungkinan tidak berjalan mulus. Pasalnya, para sekutu Arab berselisih mengenai apakah para tetangga Irak—terutama Iran dan Suriah—harus mendapatkan peran dalam rencana aksi militer.

Kelompok beranggotakan 26 negara yang berkumpul di Paris, Perancis—termasuk AS, Arab Saudi, dan Rusia—berjanji akan membeking upaya mengenyahkan milisi "dengan cara apapun, termasuk bantuan militer."

Namun, sehari setelah AS menyatakan bahwa negara-negara Arab akan turut-serta dalam serangan udara, negara-negara Arab yang menghadiri pertemuan Paris tidak memberikan isyarat bergabung. AS pun menerima kritik dari Rusia, sekutu utama Suriah, yang mendesak bahwa serangan udara atas Suriah harus dikoordinasikan dengan Damaskus dan Teheran.

Para pemimpin mayoritas Sunni di Timur Tengah, termasuk Arab Saudi, Yordania, dan Uni Emirat Arab, enggan menyokong serangan. Salah satu penyebabnya, mereka yakin bahwa serangan udara terhadap Daulah Islamiyah akan menguntungkan pemerintah Iran, Irak, dan Suriah yang didominasi Syiah.


Perdebatan itu menyoroti bahwa rencana pemerintahan Barack Obama untuk memimpin koalisi internasional melawan Daulah Islamiyah telah terperosok ke dalam konflik regional yang melibatkan negara-negara Sunni dan Syiah.

Menteri Luar Negeri Amerika Serikat, John Kerry, dan para pejabat AS lain telah secara luas mengesampingkan kerjasama militer Teheran dan Damaskus dalam mencerabut akar Daulah Islamiyah.

Ulama Kecam Koalisi Anti-ISIS

Ketua Serikat cendikiawan Muslim internasional, Yusuf Al Qaradawi menentang koalisi 40 negara anti-ISIS yang digalang Amerika Serikat. Menurut dia, aksi ini hanya untuk kepentingan Ameika Serikat

Ulama yang kini berada di Qatar ini mengaku memiliki cara dan metode yang sangat jauh berbeda dengan Daulah Islamiyah. Akan tetapi, dikutip dari World Bulletin.net, ia tak menerima tindakan Amerika Serikat yang memerangi ISIS hanya untuk kepentingan mereka.

Selain itu, cara AS memerangi ISIS bukan dengan cara-cara Islami. Komentar tersebut ia tulis, Ahad kemarin di akun twitternya @alqaradawy.

Ulama Qaradawi memicu keretakan antara Qatar dan sekutu negara Teluk lainnya karena komentar dia yang mendukung Ikhwanul Muslimin. Namun di saat yang sama Qatar malah melindungi Al Qaradawy. Bahkan di saat yang sama Qaradawi diberikan tempat untuk mengudara di televisi Al Jazirah.

Atas dasar itu tiga negara, Arab Saudi, Uni Emirat Arab dan Bahrain menarik duta besar mereka. Ketiga negara kaya raya itu menuduh Doha gagal mematuhi kesepakatan untuk tak mencampuri urusan negara lain. Namun Qatar membantah tuduhan itu.

Amerika Serikat, telah membentuk koalisi untuk memerangi ISIS di Irak dan Suriah. Termasuk di dalamnya 10 negara Arab. Dikutip dari New York Times, Obama menegaskan langkah mereka bukan untuk memerangi Islam.

0 comments:

Posting Komentar