Amien Rais 'Warning' Capres 2014


Ketua Majelis Pertimbangan Partai Amanat Nasional (PAN) Amien Rais mengakui pembentukan kembali poros tengah merupakan sesuatu yang tidak realistis lagi saat ini.

"Poros tengah tidak realistis lagi sekarang ini karena konteksnya sudah berubah," kata pendiri PAN itu di Semarang, Selasa, menanggapi wacana bakal terbentuknya Poros Tengah Jilid II.

Hal itu diungkapkan mantan Ketua Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) itu usai menyampaikan kuliah umum berjudul "Intervensi Asing Dalam Politik Luar Negeri Indonesia" di Universitas Diponegoro Semarang.

Meski demikian, Amien ingin mengingatkan agar jangan sampai ada calon presiden yang memenangi Pemilu 2014 mendatang karena dukungan atau kekuatan modal sehingga rakyat harus berhati-hati.

"Saya wanti-wanti jangan sampai ada capres yang menang karena dukungan modal. Ingat, modal itu tidak punya nurani, modal itu ganas, modal itu membela yang kuat," katanya.

Kalau sampai ada capres yang menang karena kekuatan modal, kata dia, nantinya justru akan membuat rakyat yang lemah akan menderita sehingga masyarakat harus pandai-pandai memilih calon pemimpinnya.

"Kalau ada capres yang menang karena dukungan modal, nanti dia akan berutang budi, akan menjadi presiden boneka," kata Amien.

Seperti diwartakan, sejumlah politikus parpol berbasiskan massa Islam sedang aktif melakukan pertemuan yang disebut sebagai Forum Umat Islam Indonesia.

Poros Tengah sendiri pertama kali lahir dari para politisi berideologi Islam pada tahun 1998.

Ketika itu, Amien Rais bersama sejumlah tokoh koalisi mampu membuat Megawati Soekarnoputri merelakan posisi presiden saat itu kepada Abdurrahman Wahid (Gus Dur) melalui pemungutan suara di MPR RI, hingga ketua umum PDI Perjuangan itu sekadar duduk sebagai wakil presiden.

Meski demikian, pengamat menilai sulit untuk mengulang kembali terbentuknya poros tengah seperti pada Pemilu 1999.

Sejumlah partai yang pernah bergabung di poros tengah waktu itu diantaranya PAN, PPP, PKB, PBB, Partai Keadilan (sekarang Partai Keadilan Sejahtera), Partai Kebangkitan Umat (PKU), dan Partai Sarikat Islam Indonesia (PSII). (*/ANT)

0 comments:

Posting Komentar