Haaretz: Imperium Israel Menuju Kehancuran



Penulis Israel di harian Haaretz menganggap operasi militer yang dilancarkan zionis berakhir terbalik, Israel kalah dan hengkang dari Gaza.

Perang terakhir menjadi bukti kekalahan Israel yang disebut penulis tersebut, bahwa imperium Israel mulai berakhir, dan saat ini tengah menuju kehancuran, seperti halnya imperium terdahulu, yang tak akan bertambah lagi.

Penulis zionis dalam makalahnya yang dilansir Haaretz, Jumat (29/8) menyebutkan bahwa upaya Benyamin Netanyahu mencari alasan atas kegagalannya dalam agresi ke Gaza hanya sebagai pembelaan diri dan meracuni militer zionis dengan mempersenjatai mereka dengan ribuan system pertahanan "Iron Dome".

Amer Oren, penulis zionis di Haaretz menyebutkan, dua bulan lalu, Netanyahu mewacanakan pemisahan Gaza dari Tepi Barat, dan saat ini terpaksa menyambut Brigade Daiton milik Otoritaws Palestina pimpinan Mahmud Abbas, yang disebutnya sebagai brigade Amerika, seperti Jendral Ghalub Basha di Yordania tahun 1950-an, yang mengembalikan ide jalan aman yang menghubungkan antara bagian Palestina dengan tekanan internasional untuk mendirikan Negara Palestina.

Menurut Oren, Netanyahu bukan inisiator, sejak terpilih sebagai PM, ia melanjutkan perundingan OSLO yang digagas PM sebelumnya, Yizthak Samir, Yitzhak Rabin dan Simon Peres.

Saat terpilih untuk kedua kalinya, ia melanjutkan langkah yang telah dicapai Ehud Barak, Ariel Sharon dan Ehud Olmert.

Ditambahkannya, imperium "Israel" telah berakhir, saat ini tengah menuju kehancuran, seperti halnya imperium terdahulu yang tak akan bertambah.

Dalam konteks ini, Oren menyebutkan, perang terakhir di Gaza merupakan bukti kelima selama rentang 10 tahun kekalahan Israel, dan hengkang dari kawasan Palestina, termasuk di Libanon tahun 2006 lalu.

Menurutnya, Netanyahu menuai kritikan yang intinya bahwa Israel tak siap menanggung beban tanggungjawab terhadap 2 juta warga Palestina di Gaza, artinya ia mendukung pemisahan dari Gaza, dan operasi militer berakhir secara terbalik.

Penulis menyebutkan, Gaza sendiri menjadi roket Hawn yang mengancam tetangganya, tak ada satu kekuatan militer yang mampu meledakan roket ini.

Disebutkannya, operasi "Curahan Peluru" mendorong Hamas mengali terowongan, dan perang mendatang akan mendorong para cendikiawan Hamas mengembangkan roket "Darat-Laut" yang untuk pertama kalinya menyasar ladang gas zionis di lepas pantai.

Penulis menyebutkan, operasi syahid yang digelar Hamas tahun 1996 lalu membuat Netanyahu berhasil mengalahkan Peres dalam pemilu, namun untuk pemilu mendatang, dua tembakan rudal dan 3 roket Hawn, Netanyahu dengan mudah dikalahkan rivalnya. (*pip)

0 comments:

Posting Komentar