Lawan Preman Anti-Syariat


Pengeroyokan terhadap Kadis Syariat Islam (SI) Kota Langsa dan personel Wilayatul Hisbah (WH) memicu kemarahan sejumlah ormas Islam di Aceh. Para pimpinan ormas Islam menyerukan "lawan preman anti-syariat Islam."

Seperti diketahui, Kadis SI Kota Langsa, Ibrahim Latif bersama personel WH, Minggu (25/8) malam dikeroyok sekumpulan pemuda mabuk ketika membubarkan pesta keyboard (organ tunggal) di Gampong Karang Anyar, Kecamatan Langsa Baro. Ibrahim Latif sendiri menyatakan tetap komit menjalankan tugas dan siap mati demi tegaknya syariat Islam.

Menanggapi kejadian yang dianggap sudah di luar batas tersebut, sejumlah pimpinan ormas Islam Aceh menyatakan sikap dan kecaman bahkan seruan agar melakukan perlawanan. Pernyataan disampaikan antara lain oleh

Lakpesdam Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PW NU) Aceh, Ikatan Alumni Timur Tengah (IKATT), Rabithah Thaliban Aceh (RTA), Dewan Dakwah Aceh (DDA), PII, Ikapda, dan KAMMI Komisariat Langsa.

Pernyataan kecaman juga disuarakan oleh Pengurus Komite Peralihan Aceh (KPA) Kota Langsa, Anggota DPRA, Dewan Pimpinan Pusat Gema Aneuk Muda Nanggroe Aceh (DPP GAMNA), dan berbagai kalangan lainnya.

"Perbuatan mereka sudah sangat keterlaluan. Harus ada kebijakan dan bentuk dukungan nyata dari Pemerintah Provinsi Aceh, Pemerintah Kota Langsa, pihak kepolisian, serta masyarakat untuk membackup penerapan syariat di Aceh. Untuk para pejuang syariat, jangan pernah takut dan mundur, tetap komit dengan tugas dan tanggung jawab dalam menegakkan syariat," kata Ketua IKATT, M Fadhil Rahmi.

Tanggapan senada disampaikan Lakpesdam Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PW NU) Aceh melalui ketuanya, Chairul Fahmi MA. Chairul mengatakan kasus tersebut merupakan bentuk pelanggaran hukum negara. "Wali Kota Langsa juga harus mengevaluasi atau memecat kepala desa yang melanggar norma dan hukum yang berlaku di Aceh," katanya.

Ketua Rabithah Thaliban Aceh (RTA), Tgk Hasbi Albayuni mengimbau aparat keamanan lebih aktif membantu tegaknya penerapan syariat Islam di Aceh. "Kepada pelaku pengeroyokan, kami mengajak kalian untuk takut, bertaubat dan kembalilah ke jalan Allah SWT yang lurus, tinggalkan praktek maksiat dan atau dukungan terhadap praktek kemaksiatan," seru Hasbi

Dewan Pimpinan Pusat Gema Aneuk Muda Nanggroe Aceh (DPP GAMNA) juga menyesalkan perilaku sekelompok pemuda yang melakukan pengeroyokan terhadap Kadis SI Langsa.

"Pemuda sebagai generasi penerus seharusnya mendukung dan ikut berpartispasi dalam menegakkan syariat Islam. Bukan malah melakukan perbuatan anarkis terhadap pihak yang ingin memberantas kemaksiatan," kata Wakil Sekjen DPP GAMNA, Tgk Lismijar MA.

Anggota DPRA, Tgk Makhyaruddin Yusuf secara khusus menanggapi peristiwa pengeroyokan Kadis SI Kota Langsa. "Kejadian yang menimpa Ibrahim Latif merupakan bentuk pelecehan terhadap pelaksanaan syariat Islam di Kota Langsa. Kita sangat sesalkan kejadian ini," kata anggota DPRA dari F-PKS ini.

Kesatuan Aksi Mahasiswa Muslim Indonesia (KAMMI) Komisariat Kota Langsa secara tegas mengatakan tindakan yang dilakukan oleh sekelompok preman tersebut tidak bisa ditolerir lagi. "Ini bukan kekerasan pertama yang dialami oleh Tim Dinas Syariat Islam dan WH Kota Langsa. 

Tindakan mereka sudah sangat menciderai penegakan syariat Islam di Aceh, khususnya di Kota Langsa. Tindakan seperti itu harus dilawan," kata Ketua KAMMI Komisariat Kota Langsa, Fery Vanova, Selasa (27/8).

KAMMI Komisariat Kota Langsa mengencam tindakan sekelompok orang yang tidak menerima--bahkan melakukan perlawanan--terhadap pembubaran hiburan keyboard di Karang Anyar, Kecamatan Langsa Baro, Minggu (25/8) malam oleh tim Dinas Syariat Islam. "Pemko Langsa dan polisi agar mengusut tuntas peristiwa ini dan memberikan hukuman setimpal terhadap pelaku kekerasan agar tidak terulang lagi," tegas Fery.

Pernyataan kecaman dan permintaaan pengusutan kasus ini juga disampaikan Juru Bicara KPA Langsa, Furqan Al Yamani alias Tgk Patok dilansir Serambi, kemarin.

KPA mendesak polisi mengusut tuntas pemukulan Kadis Syariat Islam Kota Langsa saat membubarkan keyboard di Gampong Karang Anyar, Langsa Baro. "Apa yang dilakukan massa pengunjung keyboard tersebut sudah di luar batas toleransi, apalagi dalam keadaan mabuk. Ini bukan suatu hal kebetulan tetapi patut diduga ada pihak tertentu yang mengendalikan," kata Tgk Patok.

Pihak KPA Langsa menyerukan masyarakat Aceh yang prosyariat Islam agar bersatu melawan segala bentuk intimidasi terhadap penegakan syariat Islam. "Jika tidak maka syariat Islam akan punah di Aceh. Kita juga mendesak polisi menangkap pelaku pemukulan karena sudah melecehkan fungsi negara," tandas Tgk Patok.

(*/serambi)

0 comments:

Posting Komentar