Al-Qaeda Kian Perkasa, Diam-diam AS kerahkan Rudal dan Drone Predator ke Irak


Diam-diam Amerika Serikat mengirimkan bantuan senjata mereka pada pemerintah Irak. Puluhan rudal penghancur telah sampai di bumi Irak, tahun depan pesawat mata-mata nirawak (drone) akan ikut meluncur. Bahkan AS berencana mengirim helikopter Apache jika saja tidak ditolak Kongres.

Seperti diberitakan New York Times yang mengutip seorang pejabat Kementerian Luar Negeri, AS pekan lalu telah mengirimkan pesanan Irak, yaitu 75 rudal Hellfire. Untuk satu buah rudal ini, Irak merogoh kocek US$70.000 atau lebih dari Rp859 juta per buahnya.

Rudal ini akan ditembakkan dari pesawat Cessna turboprop ke markas-markas militan Al-Qaeda di Irak. CIA akan memandu dan memberikan informasi intelijen terkait target serangan.

Selain itu, AS rencananya akan mengirimkan 10 drone mata-mata ScanEagle pada Maret tahun depan. Harga satu drone yang dilemparkan dengan alat semacam ketapel ini mencapai US$100 ribu atau Rp1,2 miliar.

Menurut pejabat AS, bantuan ini diperlukan terutama pasca ditariknya tentara Amerika dua tahun lalu, karena Irak mulai kehabisan rudal Hellfire. Selain itu, Irak yang minim di angkatan udara dan mata-mata udara, sangat terbatas sekaligus kemampuannya untuk melokalisir dan menyerang markas al-Qaeda di barat dan utara negara tersebut.

Untuk mengatasi keterbatasan alat mata-mata Irak, pemerintah Barack Obama juga telah memberikan tiga balon sensor Aerostat, tiga helikopter mata-mata ke militer Irak dan berencana mengirimkan 48 drone mata-mata Raven sebelum tahun 2014 berakhir. Selain itu, AS juga untuk pertama kali akan mengirimkan pesawat tempur F-16 ke Irak pada musim gugur tahun depan.

Sebenarnya Obama juga berencana menyewakan dan menjual helikopter tempur Apache pada Irak, namun ditolak Kongres. Para anggota dewan di AS khawatir, Apache akan digunakan Perdana Menteri Nouri al-Maliki untuk mengintimidasi lawan politiknya.

Akibat tidak mendapatkan Apache dari AS, akhirnya Irak beralih ke Rusia. Dengan Rusia, Irak membeli empat helikopter tempur MI-35 bulan lalu dan berencana membeli puluhan lagi.

Pengiriman rudal dan drone ini sesuai dengan permohonan Maliki saat mengunjungi Washington D.C. Oktober lalu. Maliki tidak ingin pasukan AS tetap di negaranya, namun dia mendesak AS untuk menjual drone dan Apache pada mereka.

Sejak tahun 2005, AS telah menawarkan Irak bantuan sebesar US$35 miliar dalam bentuk senjata dan layanan militer, namun hanya US$8 miliar yang digunakan atau disetujui senat, seperti diungkapkan dalam riset William Hartung, direktur Center for International Policy di Washington.

Menurut Hartung, sebelumnya AS telah menjual ke Irak persenjataan tradisional, seperti tank Abram 140 M1, 18 jet tempur F-16 (yang tertunda), enam pesawat kargo C-130, dan jet serta kendaraan tempur lainnya. Irak sebelumnya telah menawarkan untuk membeli sistem pertahanan udara terintegrasi seharga US$2,4 miliar.

Persenjataan ini diperlukan Irak untuk melawan kekuatan Al-Qaeda yang semakin kuat saja. Menurut laporan PBB, tahun ini saja lebih dari 8.000 rakyat Irak tewas dalam serangan dan pengeboman Al-Qaeda, 952 di antaranya adalah tentara Irak, ini angka tertinggi sejak tahun 2008.

Kekuatan pasukan Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS) yang semakin meningkat dikatakan tidak akan musnah jika hanya diserang dengan rudal Hellfire. Menurut para ahli, Irak memerlukan drone serang, bukan drone mata-mata yang kemampuan terbangnya terbatas. (*NYT/VIVA/ACW)

0 comments:

Posting Komentar