Kotak Hitam adalah Satu-satunya Kunci Misteri MH370


Temuan gambar dari satelit milik Cina menuai harapan baru bagi keluarga penumpang pesawat Malaysia Airlines. Satelit ini memotret obyek mengapung di koridor selatan Samudra Hindia dengan ukuran panjang 22 meter dan lebar 30 meter.

Mereka menduga benda itu bagian dari pesawat dengan nomor penerbangan MH370 yang hilang sejak 8 Maret 2014.

"Informasi lebih lanjut mengenai temuan ini akan diberitahukan kemudian," kata Pejabat Menteri Perhubungan Malaysia Hishammuddin Hussein dalam jumpa pers di Hotel Sama Sama, Sepang, Sabtu, 22 Maret 2014. Memang, puluhan pesawat dan kapal laut dikerahkan mengejar obyek tersebut.

Beberapa hari sebelumnya, perusahaan satelit Amerika, DigitalGlobe Inc, menemukan dua obyek mengambang pada posisi 43,58 Lintang Selatan dan 90,57 Bujur Timur di koridor selatan Samudra Hindia.

Satu obyek memiliki ukuran 24 meter dan lainnya sekitar 5 meter. Lokasi ini berjarak sekitar 2.500 kilometer barat daya Perth, Australia.

Namun pesawat Australia dan Selandia Baru yang menuju ke lokasi itu tidak menemukan kedua obyek tersebut. Kapal dagang Norwegia yang sedang berlayar dari Afrika Selatan menuju Melbourne--dan diminta pejabat Australia mendekati lokasi--juga tak melihat benda yang dicitrakan satelit DigitalGlobe itu.

"Sesuatu yang mengapung di lautan dalam waktu selama itu mungkin kini sudah tak lagi mengapung," kata Wakil Perdana Menteri Australia Warren Truss seperti dilansir Reuters, Jumat, 21 Maret 2014. Hal itu dimungkinkan karena citra satelit diambil Ahad, 16 Maret, sebelum dilansir empat hari kemudian.


Mike Poole, mantan Kepala Laboratorium Perekam Data Penerbangan Kanada, meminta kita jangan terlalu senang dulu dengan penemuan obyek yang mengapung di lautan.

"Jika Anda menemukan sayap, itu bagus, tapi apa yang akan Anda lakukan dengan itu?" tanya Poole yang kini jadi konsultan penerbangan.

Penyidik, kata dia, memiliki sumber daya yang terbatas dan masalah besar. Obyek-obyek itu adalah bagian dari keping teka-teki. "Perekam data penerbangan memiliki potensi untuk mengetahui penyebab kecelakaan."

Perekam data penerbangan (flight data recorder atau FDR) merinci aktivitas di dalam pesawat selama 25 jam terakhir. Perekam suara kokpit (cockpit voice recorder atau CVR) menangkap nada dan siklus setelah dua jam penerbangan.

Kita tahu, pesawat MH370 masih terbang selama lebih dari tujuh setengah jam sejak dinyatakan hilang pada 8 Maret lalu.

FDR dan CVR merupakan bagian dari apa yang sering disebut kotak hitam atau black box. Memang, fungsi kotak hitam adalah merekam pembicaraan antara pilot dan pemandu lalu lintas udara atau air traffic control (ATC) serta untuk mengetahui tekanan udara dan kondisi cuaca selama penerbangan.

Walhasil, semua aktivitas itu akan terekam dan tercatat. Memang, kata Poole, masih perlu diketahui apa yang sedang terjadi di dalam kokpit pada akhirnya.

"Jika ada keheningan selama dua jam terakhir, itu memberi tahu Anda terjadi sesuatu," katanya. Semua akan terkuak jika kotak hitam yang sebenarnya berwarna jingga (oranye) ditemukan.

ABCNEWS | TEMPO

0 comments:

Posting Komentar