Rakyat Irak Senang ‘Blackwater’ Diadili


Empat tentara bayaran dari kontraktor keamanan Blackwater akhirnya dinyatakan bersalah atas penembakan yang menewaskan 17 orang di Baghdad tahun 2007 silam, sebuah keputusan yang membuat girang warga Irak.

Banyak warga Irak yang mengaku tidak mengira keempatnya akan diadili. Pasalnya, biasanya para pelaku penembakan, apalagi dari Amerika sulit dihadapkan ke meja hijau di Irak.

Media The Guardian (23/10), mewawancarai seorang supir yang melintasi alun-alun Nisur, tempat insiden nahas yang juga melukai lebih dari 20 orang itu terjadi tujuh tahun lalu.

"Mereka seharusnya dihukum mati," kata supir tersebut, sebelum tancap gas.

"Saya terkejut mereka bisa diadili. Serangan seperti itu sering terjadi sejak itu, kebanyakan oleh militan, dan mereka tidak bisa diadili," kata seorang pria lainnya, Haithem al-Samarie.

Pengacara di Baghdad, Ahmed al-Azzawi mengatakan keputusan pengadilan di Washington Rabu lalu adalah hal penting bagi mereka yang kehilangan anggota keluarganya pada invasi Amerika.

Menurut dia, warga Amerika memiliki imunitas sehingga tidak bisa diadili. Namun dengan desakan dari media lokal dan asing, dan kegigihan keluarga korban menuntut keadilan, akhirnya para pelaku bisa diadili.

"Akhirnya hukum melakukan fungsinya. Saya tahu itu butuh waktu lama, tapi setidaknya keadilan ditegakkan," kata Azzawi.

Pada insiden 16 September 2007 lalu, Blackwater mengaku terpaksa melepaskan tembakan untuk melindungi diri dan diplomat yang mereka kawal. Namun, sekitar 100 saksi yang didatangkan dari Irak ke AS mengaku Blackwater melepaskan tembakan tanpa diprovokasi.

Peristiwa itu terjadi di saat reputasi tentara swasta Blackwater -yang berganti nama menjadi Xe Servei lalu Academi- sedang terpuruk karena dianggap kerap menindas rakyat Irak.

Mereka kerap melepaskan tembakan peringatan terhadap semua mobil yang mendekati rombongan mereka, padahal lalu lintas Baghdad sangat padat karena jalannya yang sempit.

Rakyat dan politisi Irak menganggap Blackwater adalah perpanjangan tangan yang keji dari tentara AS yang saat itu menginvasi negara tersebut.

Belum ada reaksi dari pemimpin Irak terkait putusan pengadilan kemarin, namun antusiasme warga sangat besar melihat keempatnya dibui.

"Saya akan sangat senang jika kriminal itu dipenjara. Tapi insiden itu terjadi sudah lama, dan sudah banyak yang lupa. Kami saat ini hanya mencoba bertahan," kata Umm Marwan, dari Baladiyat, wilayah timur Baghdad. (*cnn-indo)

0 comments:

Posting Komentar