Al Nusra-ISIS Habisi Pemberontak Boneka AS


Presiden Amerika Serikat (AS), Barrack Obama mungkin tidak lagi mengatakan strateginya di Suriah berjalan baik, menyusul kekalahan Front Revolusioner Suriah (SRF) di Deri Sinbal dalam perang melawan ISIS dan Jabhat al-Nusra.

SRF, Senin (3/11), secara resmi meletakan senjata setelah tidak mampu menahan serangan ISIS dan Al Nusra. Mereka menyerahkan semua senjata yang diberikan AS, dan membiarkan tentara ISIS memasuki Deir Simbal -- sebuah desa yang menjadi markas utama SRF.

ISIS dan Al Nusra kini memiliki rudal anti-tank, roket GRAD, dan koleksi persenjataan canggih lainnya. Yang tidak diketahui adalah bagaimana nasib serdadu SRF.

Al Nusra dan ISIS sebenarnya berseberangan. Namun keputusan AS memerangi keduanya keduanya bersatu melawan AS.

Di sisi lain, SRF sendirian dan harus menghadapi tiga lawan; tentara rejim Bashar Assad, ISIS, dan Al Nusra -yang sama-sama anti Bashar.

Al Nusra dibentuk AS dan dibiayai banyak negara. Tugas mereka adalah memerangi rejim Bashar Assad. Mereka beroperasi di Homs dan Aleppo, tapi tidak lagi sejak munculnya Al Nusra dan ISIS.

Jumlah mereka terus mengecil, bukan karena kehilangan personel dalam pertempuran. Banyak anggota mereka membelot ke ISIS dan Al Nusra.

Meski demikian, AS terus memasok mereka dengan banyak senjata. Padahal, analis militer Timur Tengah telah memperkirakan SRF cepat atau lambat akan hilang karena terserap ke dalam ISIS.

Padahal, jika AS tidak memperluas perangnya ke Suriah, Al Nusra dan ISIS kemungkinan tidak akan melucuti SRF.

Pers Timut Tengah menulis kekalahan SRF merupakan kegagalan memalukan bagi AS dan perencana militer Presiden Barrack Obama. AS kini tidak punya lagi kekuatan di Suriah. (*inl)

0 comments:

Posting Komentar