Kecamuk Intifada al-Aqsa di Yerussalem



"Al-Quds telah hilang, sudah menjadi milik yahudi.."

Kondisi Al-Quds akhir-akhir ini terus bergejolak. Setiap warga kalau ditanya tentang kondisi Al-Quds mereka selalu mengatakan, Al-Quds telah hilang, sudah menjadi milik yahudi. 

Pemerintah Zionis hanya tinggal menentukan kapan mereka akan menghancurkan kota suci milik ummat Islam tersebut untuk dijadikan kota yahudi dan permukiman mereka.

Sejumlah warga berupaya melakukan inisiatif untuk mengibarkan panji perlawanan dengan berbagai cara yang mereka bisa lakukan. Namun itu belum nampak jelas karena dilakukannya bersifat individual atau secara kolektif tapi dengan cara yang berbeda. 

Dimulai dengan aksi penabrakan dengan menggunakan bus atau buldozer atau dengan yang lainya, hingga sejumlah pemukim Zionis tewas dan yang lainya luka-luka. Demikian juga dengan usaha pembunuhan terhadap yahudi ekstrimis Glek.


Terakhir aksi penabrakan yang dilakukan Ibrahim Akari yang menewaskan dua serdadu Zionis tewas seketika.

Maka kondisi cenderung memanas, sejak awal tahun yang mengakibatkan pemerintah Zionis mengambil langkah-langkah preventiv dengan menggelar aksi penangkapan besar-besaran.


Tak kurang dari 900 orang warga Al-Quds ditahan dalam dua bulan terakhir. Demikian juga dengan penerbitan undang-undang yang melegalkan penahanan terhadap para pelempar batu yang umumnya dilakukan oleh anak-anak di bawah umur.

Sejumlah pengamat Zionis pun menjekaskan apa yang terjadi saat ini adalah akibat ulah segelintir politisi Israel yang terlalu sering meolntarkan pernyataan-pernyataan tak bertanggung jawab.

Sejumlah kritikan di dalam negeri Zionis sendiri

Kolomnis Zionis, Ben Kasbet dalam Tabloid Maarev Pekanan mengkritik habis cara-cara yang dilakukan pemerintah Zionis dalam menghadapi situasi yang berkembang di Al-Quds. ia mengatakan, ledakan yang terjadi sekarang akan mengakibatkan chaos di Kawasan. 

"Apa yang akan dilakukan para pemimpin politik itu?" menenangkan suasana, mengambil langkah-langkah cepat guna mendinginkan suhu dan mencoba mengendalikan genangan bensin yang siap berkobar. Tetapi apa yang dilakukan Netanyahu bertolak belakang sama sekali.

Seorang penulis di Yedeot Aharonot, Kamis (6/11) mengatakan dalam tulisanya yang berjudul "Pertempuran di Al-Quds".


"Apapun namanya dalam perang ini, baik intifadah rakyat, perlawanan rakyat, tetapi nyatanya, ini adalah perang sengit untuk memperebutkan kedaulatan atas Al-Quds", katanya. 

"Namun sayangnya di kalangan Israel ada yang bertindak tolol dan memutuskan untuk menutup Al-Haram Al-Quds. Ini permainan menguntungkan Abu Mazen karena akan menimbulkan perselisihan dengan Jordania dan kemarahan warga Arab baik yang berada di dalam wilayah Palestina maupun di luarnya. Bahkan akan membangkit kemarahan internasional terhadap Zionis", tukasnya.

(*infopalestine/pip)




0 comments:

Posting Komentar